Penulis: N. Firman | Editor:
Puisi-puisi Heribertus Kabur
Diam
Ketika tanda malam sudah tiba
Tubuh nampak gemetar merasakan
dinginnya malam.
Sunyipun kembali menanti
teringat akan diam dikala itu bintang yang mulai nampak.
Ketika menatap dalam keheningan
hatipun terasa sendiri
ketika diam itu dimulai diam
bukan diam yang ku maksud
tetapi pikiran yang mulai kosong
seakan gelap telah menantang dikala itu
memperdaya pikiranku
oh…oh…oh.
Ternyata keheningan itu membawaku pergi
dalam sebuah mimpi panjang
ternyata mimpi itu menghantarkanku
untuk keluar dari pikiran kosong.
(Cumbi, 4 Maret 2020)
Kecemasan di Bulan Januari
Tak ada yang lebih indah di januari
Ketika membuka tahun yang baru Menjadikan bulan yang penuh dengan kecemasan
Menumbuhkan segala sakit dan penyakit
Menggegerkan dunia dengan segala berita dan derita
Serta menghentikan segala keramaiyan menjadi Keheningan
Seakan dunia ini berada dalam penjara nerakamu
Mengobarkan api yang panas bagi kehidupan di bumi
Membuat menjadi tidakberdaya
Hanya bisa berpasrah dan berserah kepada-Nya
(Tenda, 05 maret 2020)
Aku Bukan Puisi
Diriku bukanlah sebait puisi yang bisa kau baca
Bukan juga syair yang mempesonakan hati
Tapi ia adalah goresan yang tak kunjung
Kering
Aku tiada memiki keindahan
seperti senja yang sering kau lihat
Ketika malam berhias bulan
Yang selalu kau gambarkan.
Aku adalah padang rindu yang selalu bernyanyi
Ladang cinta yang dingin tiada tara
Berhentilah bermimpi
Bila kau idamkan.
Berhentilah berhara
Karena sang melati dikedua tanganku
Telah kehilangan keharumannya
Mawar juga tak lagi merah
Semerah hatimu.
CATATAN REDAKSI: apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada redaksi kami EMAIL.
Sebagaimana diatur dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.