close menu

Masuk


Tutup x

Gelar Pertunjukan Rakyat di Manggarai, Kemkominfo Minta Generasi Muda Lestarikan Budaya dan Lawan Hoaks

Pertunjukan Rakyat Virtual Indonesia Sehat, Ekonomi Bangkit (Foto: Ronny n Friends)

Penulis: | Editor:

Ruteng, FajarNTT.com – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) RI bekerjasama dengan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) sukses menggelar kegiatan Pertunjukan Rakyat Virtual Indonesia Sehat, Ekonomi Bangkit, yang bertempat di Ballroom Spring Hill Ruteng, Kabupaten Manggarai, Provinsi NTT, pada Jumat (08/10/2021) dari pukul 14.00 Wita hingga selesai.

Pertunjukan itu mengusung tema “Peran Generasi Muda Dalam Melestarikan Budaya dan Melawan Hoaks”, dan dibuka oleh Wakil Bupati Manggarai (Wabup) Heribertus Ngabut dan Direktur Tata Kelola dan Kemitraan Komunikasi Publik Hasyim Gautama. Kemudian sebagai pemateri, Praktisi IT dan Pariwisata Yohanes Jehabut, Praktisi Budaya Romo Inosensius Sutam, dan Perwakilan Diskominfo Manggarai Yosep Edward Nairum Nahas.

Wakil Bupati Manggarai, Heribertus Ngabut, SH (Foto: Akun Youtube Kemkominfo)

Wabup Heri Ngabut dalam sambutannya menyampaikan penghargaan kepada Kemkominfo RI serta para undangan atas terselenggaranya kegiatan Pertunjukan Rakyat Virtual di Manggarai.

Edwin Saleh

“Salam sehat untuk kita semua. Sekali lagi saya mengajak kita sekalian, teman-teman dari Kemkominfo Republik Indonesia secara khusus tentu salam hormat untuk Bapak Menteri Jhony Plate dan seluruh jajaran tentunya. Yang saya hormati Pak Plt. Kadis Kominfo kabupaten Manggarai, kaum milenial, dan hadirin sekalian yang saya muliakan. Saya ini senang saja kalau lihat orang menari, orang bernyanyi, orang menangis, orang ketawa itu menjadi tontonan yang menarik juga dalam kehidupan. Jangan hanya berharap bahwa sebuah tontonan yang menarik itu ketika kita dalam posisi sukacita saja, sebuah tontonan yang menarik sebelahnya adalah ketika kita sesewaktu bisa menjatuhkan air mata tertumpah di muka bumi ini,” ungkapnya sambil tersenyum.

Selain itu, Wabup Heri Ngabut juga menginformasikan bahwa korban (meninggal) karena COVID di kabupaten Manggarai sudah tercatat 127 orang, meski ada tanda-tanda kurang lebih sekitar enam ribuan orang warga Manggarai yang terpapar karena COVID-19.

Iklan

“Hari-hari ini sebagian besar sudah sembuh,” tuturnya.

Ia menuturkan juga bahwa ada dua strategi untuk menampung sekaligus berusaha untuk menyembuhkan para warga yang terpapar COVID-19 baik yang ada di RSUD Ruteng maupun yang isolasi terpusat di Golo Dukal.

“Sampai hari ini tercatat di Golo Dukal posisi nol, itu artinya kalau bulan Juli itu menukik bisa sampai 100 lebih, hari ini tercatat sudah nol. Di rumah sakit yang biasanya terisi sampai 40 tempat tidur, kalau siang ini saya baca hanya menyisakan ada 9 orang, sebagiannya sudah sembuh dan pulang. Kalau COVID-19 sudah berlalu, siapa pun kita sebagai orang Manggarai, orang NTT, orang Indonesia boleh berekspresi lagi seperti biasanya di bidang apa saja termasuk di bidang seni dan budaya,” tuturnya lagi.

Pada kesempatan itu juga, Wabup Heri Ngabut menerangkan tentang pentingnya menangkal hoaks.

“Andaikan audiens yang hadir (di ruangan) cukup banyak, maka diskusinya akan menarik supaya kita refleksi sekali lagi untuk melihat kembali seberapa jauh kita berada dalam suatu hingar-binggarnya teknologi dan bagaimana kita merespon dan menjalankannya dengan baik dan benar untuk menjaga supaya kebersamaan itu tetap terjaga dengan baik. Hari-hari ini bukan cerita bohong tetapi cerita yang sesungguhnya, dengan teknologi melalui Medsos sangatlah mudah menyampaikan kepada siapapun, namun dalam kenyataan kita harus jujur mengatakan sering kita salah gunakan teknologi yang ada untuk hal-hal yang bersifat negatif. Pengalaman mengatakan ada suatu nilai yang menurun dari cara kita menggunakan Medsos,” terangnya.

Dikatakannya, akun palsu adalah pertanda ada nilai-nilai yang menurun dalam mengapresiasi perkembangan teknologi.

“Kalau orang pakai akun palsu, itu nilai keterbukaan dan kejujuran sudah menurun. Oleh karena itu, saya berpesan kedepan melalui event-event apapun, sosialisasi melalui arahan-arahan secara khusus melalui Kominfo atau siapa saja yang punya kepentingan untuk itu untuk memastikan bahwa kebersamaan kita jangan dihancurkan oleh karena kita salah menggunakan teknologi yang ada. Di Manggarai harus kita katakan jujur bahwa banyak diantara kita, bukan hanya orang muda tetapi juga orang tua sudah sedikit keluar dari filosofi orang Manggarai yang sesungguhnya dan akhirnya apa yang kita lihat dari salah menggunakan teknologi bisa berujung kepada keretakan sosial atau gesekan secara sosial,” katanya.

Wabup Heri Ngabut juga mengimbau semua pihak untuk mawas diri dalam menggunakan teknologi melalui Medsos.

“Sampai sejauh ini, kita juga berusaha dengan aparat keamanan, pihak kepolisian untuk bersama-sama dalam rangka mengedukasi rakyat kita, untuk melacak dan menscan siapa saja yang menggunakan akun palsu, lalu kemudian salah menggunakannya dan bisa berujung kepada kehancuran kehidupan bersama kita,” tegasnya.

Direktur Tata Kelola dan Kemitraan Komunikasi Publik, Hasyim Gautama (Foto: Akun Youtube Kemkominfo)

Kemudian pada kesempatan yang sama, Direktur Tata Kelola dan Kemitraan Komunikasi Publik, Hasyim Gautama dalam sambutannya menyampaikan bahwa di tengah kondisi pandemi peranan dari teknologi informasi menjadi sangat sentral.

“Kita dimasa pandemi dibatasi berinteraksi secara fisik apalagi berinteraksi secara ekonomi. Bukan berarti dengan pembatasan fisik seperti ini kita lalu tidak berbuat apa-apa. Dengan acara-acara seperti ini diharapkan kita semua bisa menjalankan kegiatan ekonomi kita dengan cara yang lain, inovasi-inovasi dengan cara yang lain, dan inovasi seperti ini oleh Kementerian Kominfo dijalankan dengan promosi dan literasi digital untuk bisa meluaskan wawasan kita dalam penggunaan internet agar kita bisa manfaatkan untuk berinteraksi dengan orang lain. Terkait dengan acara seperti ini, kita mendorong semua pihak untuk bisa marketing digital, mungkin dengan cara membuat konten-konten promosi seperti konten promosi pariwisata pantai atau desa yang indah sehingga publik tahu tentang keindahan alam dan budaya yang kita punya. Untuk orang muda bisa dengan membuat konten-konten kreatif, mungkin melalui marketplace untuk memasarkan produk-produk yang ada. Kemenkominfo tentu mendukung dengan infrastrukturnya sehingga konek dengan skill yang dipunyai,” tutupnya.

Praktisi IT dan Pariwisata, Yohanes Jehabut (Foto: Akun Youtube Kemkominfo)

Sementara itu, pemateri Yohanes Jehabut kepada peserta yang hadir via online maupun offline menekankan pada membangun citra dengan riset dan interpretasi. Dirinya fokus menjelaskan tentang perkembangan internet di dunia.

“Sesungguhnya dunia seperti apa yang kita hadapi saat ini sehingga kita harus benar-benar serius mengurus hal-hal terkait dunia digital. Kita lihat pada tahun 2020 dari populasi manusia di dunia sebanyak 7,7 miliar itu ada 5 miliar lebih pengguna ponsel. Dari 5 miliar lebih itu ada 4,5 miliar lebih adalah pengguna internet. Lalu, dari 4,5 miliar lebih pengguna internet secara spesifik ada 3,8 miliar orang yang menggunakan media sosial. Bahkan dibandingkan dengan secara keseluruhan populasi kita, sesungguhnya pengguna media sosial kita lebih dari 50% dari total populasi kita. Itulah yang kita hadapi saat ini. Kalau kita mengabaikan media sosial termasuk hoaks itu salah besar, karna mempengaruhi 70% populasi produktif kita. Sehingga apa yang kita tulis di media sosial sangat berimplikasi serius terhadap kehidupan kita,” jabar pria penyuka fotografi itu.

Dijelaskannya, Indonesia menduduki 5 terbesar pengguna internet di dunia, baik pengguna media sosial maupun pengguna ponsel serta cara menggapai pengguna user.

“Konektivitas kita tidak terlalu bagus seperti negara-negara maju tetapi ternyata antusias kita untuk terlibat dalam dunia digital cukup tinggi walaupun pengetahuan kita belum sampai kesana. Ini tentu tantangan untuk kita. Pada tahun 2020, dari 265 juta penduduk Indonesia, hampir 133 juta pengguna internet. Lalu dari 133 juta itu, yang aktif menggunakan media sosial baik facebook, twitter dan media sosial yang lain ada 130 juta. Saya pikir Kominfo lebih konsen kesana terkait penggunaan regulasi data dan lain sebagainya yang diukur dari mobile subscriptionsnya. Kenapa pengguna mobile subscriptions lebih besar dari pengguna internet atau media sosial, karena bisa saja satu orang memiliki 2 operator, itu ada 415 juta. Untuk menggapai pengguna atau user dengan cara aksesibilitas, pengetahuan, interpretasi, dan umpan balik,” jelasnya.

Senada dengan Yohanes Jehabut, Perwakilan Diskominfo Manggarai, Yosep Edward Nairum Nahas menekankan pada infrastruktur telekomunikasi di kabupaten Manggarai.

“Sampai saat ini menara telekomunikasi di kabupaten Manggarai ada 79 menara yang tersebar di seluruh wilayah kabupaten Manggarai, ada 8 PT yang menangani. Sebaran manara telekomunikasi terbanyak berada di kecamatan Langke Rembong yaitu 34 menara dengan persentase 43%,” tuturnya.

Praktisi Budaya, Romo Inosensius Sutam (Foto: Akun Youtube Kemkominfo)

Menutup kegiatan diskusi virtual itu, Romo Inosensius Sutam selaku Praktisi Budaya mengungkapkan tentang makna tarian dalam kebudayaan Manggarai dan peran kaum muda untuk melestarikannya.

“Budaya itu rangkaian simbol, dan simbol itu adalah komunikasi kita, mendekatkan, dan menghidupkan kita. Seni termasuk tarian adalah salah satu unsur penting dari budaya, dalah bahasa universal yang mempersatukan manusia. Alasan menari pada umumnya sebagai ekspresi kegembiraan, hidup yang selalu mengalir dengan segala suka dan dukanya,” ungkapnya.

Sekarang ini, kata Romo Ino Sutam, ada yang mengatakan bahwa tarian sudah bergeser.

“Menurut saya tidak perlu dilihat sebagai salah satu yang negatif, itu biasa saja. Kalau kita mau runut ke belakang budaya Manggarai 300-400 tahun seperti apa? Apa yang asli itu hanya konvensi dari pendukung budaya itu untuk jangka waktu tertentu, dan untuk jangka waktu lain dia harus berubah. Budaya yang melayani manusia. Manusia berubah dan zaman berubah tentu budaya juga bisa direinterpretasi dan rekonstruksi cara lain. Budaya dan kaum muda memiliki keterkaitan, tentu saja untuk melestarikan budaya itu. Lebih baik menjadi tuan kecil atas budaya sendiri daripada menjadi tuan besar bagi budaya orang di wilayah sendiri, dan menjadi budak pada wilayah orang. Mari menjadi aktor, dengan menari anda membuat roh-roh leluhur lupa minta ayam, babi, kambing, kerbau yang membuat anda pusing,” tutupnya.

Pantauan media ini, turut hadir memeriahkan pertunjukan itu, Ronny n Friends, Komunitas Saeh Go Lino, serta Penari Tarian Daerah “Awit Te Sae”, dengan jumlah peserta yang hadir lebih dari 300 peserta.

Penulis/Editor: VN

 

 

 

 

 

Follow Berita FajarNTT.com di Google News

Dapatkan update breaking news dan berita pilihan kami dengan mengikuti FajarNTT.com WhatsApp Channel di ponsel kamu

CATATAN REDAKSI: apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada redaksi kami EMAIL.
Sebagaimana diatur dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.

Konten

Comments are closed.

Terkini Lain

Konten