close menu

Masuk


Tutup x

Memeriahkan Perayaan Hardiknas dengan Pentas Seni Budaya dan Bazar, Romo Ino Sutam: Melatih Mahasiswa Berwirausaha Sejak Dini

Memeriahkan Perayaan
Perayaan Hardiknas dengan Pentas Seni Budaya dan Bazar di Unika Ruteng (Foto: VN/FAJARNTT.COM)

Penulis: | Editor: Tim

RUTENG, FAJARNTT.COM – Memeriahkan perayaan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Unika Santu Paulus Ruteng menyelenggarakan kegiatan Ekonomi Kreatif (Kewirausahaan) Pentas Seni Budaya serta Bazar.

Kegiatan ini mengangkat 3 tema, antara lain pendidikan nasional yang menekankan pada merdeka belajar, menyambut Dies Natalis Unika tanggal 20, dan dalam rangka tahun pastoral ekonomi berkelanjutan sebagai bagian dari Keuskupan secara institusi lembaga dan akademis,” kata Ketua Panitia, Romo Inosensius Sutam, Pr.

Menurutnya, Presiden Jokowi melalui Kemenristekdikti dalam empat tahun terakhir ini menekankan pada pentingnya kewirausahaan.

Edwin Saleh

“Semua perlombaan itu ujung-ujungnya adalah kewirausahaan dalam bentuk apa saja termasuk kuliner dan pentas seni, ini kan ekonomi kreatif juga. Lalu ini merupakan pelaksanaan tridarma perguruan tinggi sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat serta pembentukan diri mahasiswa. Jadi di sini kita lihat juga attitude mereka (mahasiswa) sebagai seorang wirausahawan yang mau berwirausaha. Skill mereka kita bentuk,” katanya, Selasa 2 Mei 2023.

“Lalu secara ekonomis ini kan membentuk mahasiswa menjadi manusia mandiri. Kita tahu bahwa banyak sekarang sarjana yang mencari kerja, jadi bagaimana nanti mereka ini bisa menciptakan lapangan kerja sendiri,” lanjutnya.

Iklan

Sebagai informasi, kegiatan ini bertempat di Lapangan Unika Ruteng, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Hadir pada kegiatan ini seluruh civitas academica Unika Santu Paulus Ruteng, pelaku UMKM serta masyarakat umum.

Memeriahkan Perayaan
Kanan: Romo Inosensius Sutam (Foto: VN/FAJARNTT.COM)

Selaku Warek III Unika, Romo Ino mengungkapkan bahwa kampus Unika juga terlibat aktif setiap tahun dalam tiga kegiatan besar Keuskupan Ruteng.

“Unika ini kan milik Keuskupan. Kami sudah ada tiga event besar ekonomi kreatif setiap tahun, yaitu Festival Golokoe, Festival Golocuru serta Perayaan Pariwisata Sedunia, semuanya berkaitan dengan pentas seni, ekonomi kreatif, ekologi, dan karya karitatif. Jadi, gerakan ini bukan hanya dari gereja tapi pemerintah juga. Dan kalau mahasiswa tidak mendalami ketrampilan, maka mereka akan menjadi orang asing dan bingung sampai di tengah masyarakat. Selain itu, agar mereka mendalami budaya kemudian secara spiritual berpartisipasi dalam karya Tuhan,” terangnya.

Kemandirian Berwirausaha dan Kolaborasi

Kemudian dari Kementerian juga sering membuat perlombaan dengan program kreatifitas mahasiswa setiap tahun. Dan kita (Unika) mengajukan proposal, salah satu bidangnya kewirausahaan.

“Mahasiswa kita cukup banyak kelompok yang membuat proposal. Ketika mereka punya proposal tidak diterima di Kementerian, maka proposal itu kita biayai dan kita dorong. Ada yang dananya dari kita (Unika), ada yang dari mereka sendiri. Kita juga tidak mau semuanya dari kita, karna itu juga roh kemandirian harus ditanam sedini mungkin. Jadi jangan seperti sistem proyek ya,” terangnya lagi.

Memeriahkan Perayaan
Pentas Seni Budaya dan Bazar di Unika Ruteng (Foto: VN/FAJARNTT.COM)

Untuk kegiatan Pentas Seni Budaya dan Bazar, kata Romo Ino,  anggaran bersumber dari UKM kemahasiswaan, fakultas, Prodi serta kelompok-kelompok mahasiswa yang sudah mandiri. Selain itu dari IWAPI, WKRI, Rumah Baca Aksara, dan beberapa kelompok lainnya.

“Semuanya itu kita punya mitra yang mendukung mahasiswa kita juga secara langsung maupun tidak langsung. Mungkin tidak dalam bentuk uang, tetapi dalam bentuk barang-barang,” ungkapnya.

Stunting

Sementara itu, kelompok Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) dari Paroki Katedral Ruteng mengaku senang bisa mengambil peran dalam kegiatan Pentas Seni Budaya dan Bazar Unika Ruteng.

“Kegiatan bazar seperti ini sebenarnya sudah tiap minggu kami (WKRI) lakukan di Paroki Katedral. Yang kami siapkan kuliner-kuliner tradisional yang bersumber dari bahan-bahan lokal. Selain memperkenalkan pangan lokal, juga untuk pemberdayaan perempuan-perempuan agar bisa berdaya guna,” kata Christin.

Selain itu, WKRI juga bekerjasama dengan komisi di Keuskupan untuk penanganan stunting khususnya bayi dengan ibu-ibu hamil.

Senada dengannya, Agnes selaku mahasiswa Unika mengaku bangga dan bahagia dengan kegiatan ini.

“Mahasiswa sangat bersemangat dan kerjasamanya sangat bagus dari beberapa UKM, kemudian dari BEM Kampus juga sehingga bisa terlaksana kegiatan Pentas Seni Budaya dan Bazar,” ungkapnya.

“Harapan saya kegiatan seperti ini berlanjut, karena baru kali ini kegiatan dalam rangka perayaan hari pendidikan 2 Mei meriah sekali, kalo sebelumnya tidak ada kegiatan,” tutupnya.

Follow Berita FajarNTT.com di Google News

Dapatkan update breaking news dan berita pilihan kami dengan mengikuti FajarNTT.com WhatsApp Channel di ponsel kamu

CATATAN REDAKSI: apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada redaksi kami EMAIL.
Sebagaimana diatur dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.

Konten

Komentar

You must be logged in to post a comment.

Terkini Lain

Konten