close menu

Masuk


Tutup x

Warga Pong Murung Titip Aspirasi ke Yohanes Jebatu: Dari Jalan Terjal sampai Masa Depan Anak Desa

Penulis: | Editor: Redaksi

RUTENG, FAJARNTT.COM – Reses Anggota DPRD Kabupaten Manggarai dari Fraksi Golkar, Yohanes Jebatu, di Gendang Wenus, Kampung Wangkung, Desa Pong Murung, Kecamatan Ruteng, Senin (25/8/2025) malam, menjadi ajang curahan hati warga.

Aspirasi yang mengemuka beragam: mulai dari jalan rusak, bantuan sosial (bansos) yang tidak merata, kebutuhan pendidikan anak-anak desa, hingga persoalan pemekaran wilayah.

Hadir dalam pertemuan itu Kepala Desa Pong Murung Wilfridus Agar, Sekretaris Camat Ruteng, Rudolf, perwakilan Badan Permusyawaratan Desa (BPD), tokoh masyarakat, tokoh pemuda, serta sejumlah warga dari kampung-kampung sekitar.

Warga Curhat soal Jalan Rusak hingga Bansos Tak Merata

Sejumlah warga, di antaranya Herman Djeda Agang dan Lorens Jehalut, menyampaikan bahwa bansos dan Program Keluarga Harapan (PKH) di Desa Pong Murung belum merata.

Kedai Momica

Banyak keluarga yang seharusnya berhak, kata mereka, justru tidak masuk dalam daftar penerima, sementara ada penerima yang dinilai tidak layak.

Selain itu, mereka juga menyoroti buruknya infrastruktur jalan yang menghubungkan kampung-kampung di desa tersebut.

“Kalau musim hujan, jalan jadi lumpur. Anak-anak sekolah sering terlambat karena kendaraan sulit lewat. Petani juga susah menjual hasil kebunnya,” ungkap Herman.

Lorens menambahkan, sejak tahun 2023 warga mengusulkan pemekaran desa Pong Kurung, namun hingga kini belum ada kejelasan.

“Kami berharap wakil rakyat bisa memperjuangkan aspirasi pemekaran ini agar pelayanan publik lebih dekat dengan warga,” katanya.

Keluhan lain datang dari seorang guru, Melan, yang menyoroti sulitnya akses pendidikan bagi anak-anak di desa.

“Banyak siswa yang sebenarnya berprestasi, tapi mereka tidak bisa melanjutkan ke jenjang lebih tinggi karena keterbatasan biaya. Kami mohon agar pemerintah melalui DPRD bisa memperjuangkan program beasiswa bagi anak-anak desa,” pintanya.

Yohanes Jebatu: “Aspirasi Ini Amanat, Bukan Sekadar Curhat”

Menanggapi beragam keluhan itu, Yohanes Jebatu menegaskan bahwa dirinya hadir bukan sekadar untuk mendengar, tetapi untuk memperjuangkan aspirasi tersebut di forum DPRD.

“Saya ingin tegaskan, saya hadir di sini bukan hanya untuk mendengar lalu pulang begitu saja. Aspirasi ini adalah amanat. Kalian memilih kami sebagai wakil rakyat, maka tugas kami adalah menjadi penyambung lidah rakyat di forum resmi DPRD,” katanya.

Yohanes menyebut masalah bansos dan PKH harus mendapat perhatian serius.

“Kalau kita bicara soal bansos, ini bukan sekadar soal data. Ini soal perut rakyat kecil, soal ibu-ibu yang harus mencari makan untuk anak-anaknya. Kalau data salah, kalau bansos salah sasaran, itu artinya negara tidak hadir untuk mereka. Dan tugas kami di DPRD adalah memastikan keadilan sosial benar-benar dirasakan rakyat yang paling lemah,” ujarnya.

Ia juga menyoroti persoalan jalan desa yang rusak. Menurutnya, infrastruktur bukan hanya soal pembangunan fisik, tetapi juga soal martabat rakyat.

“Bagaimana petani bisa menjual hasil kebunnya kalau jalannya rusak? Bagaimana ibu-ibu membawa anak sakit ke puskesmas kalau jalannya penuh lumpur? Maka memperjuangkan jalan desa sama artinya dengan memperjuangkan hidup rakyat kecil agar lebih bermartabat,” tegasnya.

Dalam bidang pendidikan, Yohanes menekankan pentingnya dukungan bagi anak-anak desa.

“Kita tidak boleh biarkan ada anak Manggarai yang putus sekolah karena orang tuanya miskin. Anak-anak ini adalah masa depan kita. Karena itu, saya akan dorong agar program beasiswa benar-benar hadir untuk mereka. Ini perjuangan yang tidak boleh berhenti,” ujarnya penuh keyakinan.

Ia menutup pernyataannya dengan ajakan kepada warga untuk terus bersatu menyuarakan aspirasi.

“Kita boleh berbeda pilihan politik, tapi kita semua punya satu tujuan: kehidupan rakyat Manggarai yang lebih baik. Jangan pernah lelah bersuara. Saya berjanji, setiap suara kalian akan saya bawa dan perjuangkan di DPRD. Karena tugas wakil rakyat adalah berjuang bersama rakyat, bukan hanya duduk di kursi empuk,” pungkasnya.

Sekcam Rudolf: Reses Wadah Aspirasi yang Harus Dimanfaatkan

Sekretaris Camat Ruteng, Rudolf, yang turut hadir, mengapresiasi keaktifan warga Desa Pong Murung dalam menyampaikan aspirasi.

Ia menyebut reses merupakan kesempatan emas bagi masyarakat untuk menyampaikan kebutuhan langsung kepada wakil rakyat.

“Kegiatan reses ini jangan dianggap sekadar acara formalitas. Justru di sinilah kesempatan kita untuk menyampaikan keluhan, kebutuhan, dan harapan masyarakat. Apa yang disampaikan hari ini akan dibawa oleh pak dewan ke DPRD dan bisa menjadi dasar kebijakan pemerintah ke depan,” kata Rudolf.

Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah desa, kecamatan, dan DPRD agar aspirasi masyarakat bisa lebih cepat ditindaklanjuti.

“Kalau kita bergerak sendiri-sendiri, hasilnya lambat. Tapi kalau pemerintah desa, kecamatan, dan DPRD jalan bersama, maka kebutuhan masyarakat bisa lebih cepat direspons,” tambahnya.

Harapan Warga untuk Perubahan Nyata

Pertemuan reses malam itu berlangsung hangat dan penuh harapan. Warga merasa diberi ruang untuk menyampaikan suara mereka secara langsung.

Meski tantangan masih banyak, mereka berharap agar apa yang disuarakan tidak hanya berhenti di catatan reses, melainkan benar-benar diperjuangkan di tingkat kebijakan.

“Yang kami mau sederhana saja: jalan yang bagus, bansos yang adil, anak-anak bisa sekolah tinggi. Kalau itu terwujud, hidup kami sudah jauh lebih baik,” ungkap Arnol Agung, salah seorang warga.(*)

Konten

Komentar

You must be logged in to post a comment.