
Penulis: Tim | Editor: Redaksi
FAJARNTT.COM – Komitmen terhadap pelestarian budaya lokal tak hanya diucapkan, tetapi diwujudkan dalam tindakan nyata oleh Anggota DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Jimur Siena Katrina.
Dalam kunjungan pribadinya ke Gendang Lando, Desa Bangka Jong, Kecamatan Wae Ri’i, Kabupaten Manggarai, Kamis (23/10/2025), Jimur hadir mendukung langsung prosesi adat Roko Molas Poco sebagai bsalah satu tahapan sakral dalam pembangunan rumah Gendang, simbol persatuan dan identitas masyarakat Manggarai.
Di hadapan masyarakat adat Gendang Lando, Jimur Siena Katrina menegaskan bahwa budaya bukan sekadar peninggalan masa lalu, melainkan cerminan jati diri dan kekuatan sosial yang harus terus dijaga.
“Ritus seperti Roko Molas Poco bukan hanya seremoni, tapi menjadi manifestasi nyata dari kekuatan identitas, persatuan, dan nilai luhur orang Manggarai. Saya bangga bisa hadir dan menyaksikan langsung prosesi ini, karena budaya seperti inilah yang membentuk siapa kita,” ujarnya.

Menurutnya, prosesi Roko Molas Poco mengandung nilai spiritual yang mendalam: menghubungkan masyarakat dengan leluhur, menguatkan hubungan antarsesama, dan menegaskan pentingnya rumah Gendang sebagai pusat kehidupan sosial dan adat.
Bantu 200 Lembar Seng untuk Rumah Gendang Lando
Tidak hanya hadir dalam seremoni adat, Jimur juga memberikan dukungan nyata berupa bantuan 200 lembar seng dan sejumlah paku untuk membantu pembangunan rumah Gendang Lando.
Bantuan itu, katanya, merupakan wujud kepedulian pribadi terhadap upaya masyarakat dalam melestarikan simbol-simbol kebudayaan.
“Sesuai dengan permintaan masyarakat di setiap Gendang, saya berusaha membantu sesuai kemampuan. Ini bentuk dukungan moral dan komitmen saya untuk memastikan rumah Gendang tetap hidup dan berdiri kokoh, karena di situlah jantung budaya kita,” ungkapnya.
Ia menambahkan, revitalisasi rumah Gendang tidak hanya dimaknai sebagai pembangunan fisik, tetapi juga sebagai upaya merawat nilai-nilai gotong royong dan solidaritas sosial yang telah lama menjadi ciri khas masyarakat Manggarai.
Konsistensi Dukung Pembangunan Sosial dan Budaya
Jimur Siena Katrina mengungkapkan bahwa bantuan serupa tidak hanya diberikan kepada masyarakat Gendang Lando. Hingga saat ini, ia telah menyalurkan dukungan ke ratusan Gendang lain di berbagai wilayah Manggarai.
Selain itu, dirinya juga aktif membantu pembangunan gereja, stasi, kelompok tani, dan komunitas penenun, serta mendorong berbagai kegiatan pelestarian budaya lokal.
“Budaya adalah fondasi jati diri kita. Menjaganya bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi kewajiban kita bersama sebagai pewaris. Kalau budaya hilang, maka hilang pula arah dan karakter kita sebagai orang Manggarai,”.tegasnya.
Masyarakat Apresiasi Kepedulian Wakil Rakyat
Dukungan yang diberikan Jimur disambut hangat oleh masyarakat adat Gendang Lando. Mereka menganggap bantuan tersebut bukan sekadar material, tetapi juga simbol kepedulian dan penghargaan terhadap nilai-nilai adat dan tradisi leluhur.
Tokoh adat setempat menyampaikan rasa terima kasih atas kehadiran dan dukungan Jimur, yang dinilai telah memberi semangat baru bagi masyarakat untuk melanjutkan pembangunan rumah Gendang dengan penuh kebersamaan.
“Kami berterima kasih karena Ibu Jimur tidak hanya datang melihat, tetapi ikut membantu dan menghargai adat kami. Ini bukti nyata bahwa wakil rakyat bisa hadir dan peduli terhadap budaya masyarakatnya,” ujar salah satu tokoh adat Gendang Lando.
Menjaga Budaya, Menjaga Martabat
Dengan tindakan nyata seperti ini, Jimur Siena Katrina menunjukkan bahwa pelestarian budaya tidak cukup berhenti pada wacana.
Ia membuktikan bahwa menjaga rumah Gendang berarti menjaga martabat dan jati diri masyarakat Manggarai.
Revitalisasi rumah Gendang kini bukan hanya menjadi urusan komunitas adat semata, tetapi juga simbol kolaborasi antara masyarakat dan wakil rakyat dalam melestarikan warisan leluhur.
Melalui langkah-langkah nyata, budaya Manggarai tak sekadar dikenang, tetapi terus dihidupkan sebagai bagian dari kehidupan sosial yang dinamis dan bermartabat.
Laporan: Yulianus Onca





