close menu

Masuk


Tutup x

Truk Molen Lima Tahun Mangkrak di Jalur Trans Flores: Warga Langgo Resah, Pemkab Mabar Diminta Bertindak

Kondisi truk molen yang dibiarkan rusak dan terparkir selama 5 tahun di jalan Trans Flores Labuan Bajo - Ruteng (Dok. Fajar NTT/ Nurjana)
Kondisi truk molen yang dibiarkan rusak dan terparkir selama 5 tahun di jalan Trans Flores Labuan Bajo - Ruteng (Dok. Fajar NTT/ Nurjana)

Penulis: | Editor: Redaksi

LABUAN BAJO, FAJARNTT.COM – Sebuah truk mixer beton dengan nomor polisi B 9739 H dibiarkan rusak dan terparkir selama hampir lima tahun di ruas Jalan Trans Flores Labuan Bajo-Ruteng, tepatnya di Cabang Langgo, Desa Wisata Wae Lolos, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat.

Keberadaan kendaraan berat yang tak bertuan itu dinilai membahayakan keselamatan pengendara dan mengganggu lalu lintas di jalur vital tersebut.

Robertus Perkasa, warga setempat, mengungkapkan keresahan yang sudah berlangsung bertahun-tahun.

Menurutnya, truk molen tersebut telah lama dibiarkan tanpa kejelasan pemilik maupun inisiatif pemerintah untuk mengevakuasi.

“Mobil ini sudah hampir lima tahun parkir di sini. Ini milik siapa, kita tidak tahu. Sudah lama terparkir tapi tidak ada pihak yang bertanggung jawab,” ujar Robertus kepada Fajar NTT pada Selasa (25/11/2025).

Ia menyebut posisi truk yang memakan sebagian badan jalan sering menghambat arus lalu lintas, terutama karena jalur tersebut merupakan pintu utama menuju Ruteng dan wilayah timur Pulau Flores.

“Ini kan jalur utama Trans Flores. Pengendara selalu ramai. Keberadaan barang rongsokan ini sangat mengganggu kenyamanan pengendara, baik motor maupun mobil,” tambahnya.

Robert berharap pemerintah segera turun tangan sebelum terjadi kecelakaan, apalagi kondisi jalan di wilayah itu dikenal gelap dan berkabut tebal pada malam hari.

Terpisah, Camat Sano Nggoang, Alfons Arfon, menegaskan bahwa keberadaan truk tersebut sudah sangat meresahkan warga dan mengancam keselamatan pengguna jalan.

“Tidak boleh, Pak. Berbahaya sekali untuk pengguna jalan, apalagi kalau malam hari. Wilayah ini kalau sore sudah diselimuti kabut tebal, ditambah tidak ada penerangan jalan. Orang bisa celaka,” tegas Alfons.

Ia menambahkan bahwa jalur Trans Flores di titik tersebut merupakan akses vital penghubung Labuan Bajo-Ruteng.

“Truk yang menutup sebagian badan jalan membuat kendaraan harus memperlambat laju, bahkan kadang mengambil jalur berlawanan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Alfons mengungkapkan bahwa pemerintah kecamatan telah melayangkan surat resmi kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Perhubungan Manggarai Barat untuk meminta evakuasi truk. Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada tindakan apa pun dari instansi terkait.

“Berbahaya sekali, apalagi kalau malam. Di sini kabut tebal turun lebih cepat, lampu jalan tidak ada. Orang bisa celaka kapan saja,” ujarnya lagi menegaskan urgensi penanganan.

Dalam kondisi jalan yang minim penerangan dan rawan kabut, warga kini semakin khawatir potensi kecelakaan, terutama pada malam hari. Mereka menilai dibiarkannya truk rusak selama lima tahun adalah kelalaian serius yang harus segera ditangani pemerintah daerah.

Warga berharap Pemkab Manggarai Barat dan instansi terkait segera mengambil langkah tegas, sebelum keberadaan truk tersebut menimbulkan korban jiwa.(*)

Kedai Momica
Konten

Alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang. Berpengalaman di bidang komunikasi, pemasaran, dan public relations. Kini aktif sebagai jurnalis.

Komentar

You must be logged in to post a comment.