
Penulis: Gheril Ngalong | Editor: Tim
Daur Ulang Limbah Plastik
Sampah plastik, lanjutnya, adalah limbah yang paling dekat dengan masyarakat. Bahkan hampir di setiap aktivitas setidaknya melibatkan penggunaan plastik. Sehingga salah satu cara dan upaya pihak sekolah SDK Ruteng V demi penguatan karakter kepada peserta didik untuk peduli serta menjaga lingkungan dari isu sampah ini, dengan terus melakukan sosialisasi.
“Misalnya dengan cara sederhana yaitu secara terus-menerus memberikan informasi kepada anak didik untuk mulai membawa makanan dan minuman dengan wadah sendiri dari rumah. Sehingga meminimalisir belanja anak-anak yang menggunakan kemasan plastik,” imbuh pengajar Bahasa Inggris ini.
Tentu menurutnya, membutuhkan waktu dan proses yang panjang untuk mengkampanyekan ini. “Tapi bila terus kita kontrol, melibatkan kerja sama dengan orang tua murid untuk mendorong anak mulai membangun kesadaran terkait isu lingkungan, pasti secara berlahan membentuk pola pikir yang baik untuk memperhatikan lingkungan yang bersih,” tutup Alfons Rahmat.
Penerapan Program P5 sebagai salah satu sarana memberikan kesempatan kepada peserta didik mengalami kesempatan belajar dari lingkungan sekitar, tampaknya menjadi momen baik bagi murid SDK Ruteng V untuk berkreasi.

Setiap kelas memiliki konsep produk karya yang unik dengan memanfaatkan limbah sampah plastik ataupun kertas. Selain vas bunga dari botol dan sampah plastik, karya kolase dari potongan-potongan sampah kertas hingga pupuk organik, ada dua produk karya yang menarik perhatian pengunjung dan sejumlah orang tua murid yang datang.

CATATAN REDAKSI: apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada redaksi kami EMAIL.
Sebagaimana diatur dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.