
Penulis: Yulianus Onca | Editor: Redaksi
RUTENG,FAJARNTT.COM – Komitmen meningkatkan kapasitas ekonomi perempuan kembali ditegaskan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Manggarai melalui penyelenggaraan workshop literasi keuangan yang berfokus pada penguatan Usaha Bersama Simpan Pinjam (UBSP). Kegiatan yang berlangsung di Aula Ranaka, Kantor Bupati Manggarai, Senin (1/12/2025), diikuti oleh 67 anggota DWP dengan mengusung tema “Perempuan Hebat, Melek Finansial.”
Ketua DWP Manggarai, Veny Paput, yang membuka kegiatan secara resmi, menegaskan bahwa perempuan memiliki posisi sentral dalam mengatur alur keuangan keluarga.
Menurutnya, banyak persoalan rumah tangga bukan bersumber dari kurangnya pendapatan, tetapi dari lemahnya kemampuan merencanakan dan mengelola keuangan secara disiplin.
“Perempuan bukan hanya pendamping suami atau ibu bagi anak-anak, tetapi juga manajer keuangan keluarga,” tegasnya.
Veny menjelaskan bahwa literasi keuangan tidak semata-mata berkaitan dengan menabung atau berhemat, tetapi mencakup kemampuan membuat keputusan finansial yang cerdas, terukur, dan berpihak pada masa depan keluarga.
“Kita belajar tentang perencanaan, investasi, bahkan membedakan kebutuhan dan keinginan,” ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa perempuan yang melek finansial akan mampu melindungi diri dan keluarganya dari jebakan utang konsumtif serta pola hidup boros.
Karena itu, ia berharap pelatihan ini menjadi titik awal perubahan mindset dan kebiasaan dalam mengelola keuangan.
“Kita ingin Dharma Wanita menjadi contoh perempuan tangguh, cerdas finansial, dan mandiri,” katanya.
Penasihat DWP Manggarai, Meldiyanti Hagur Nabit dalam paparan materinya menegaskan bahwa manajemen keuangan adalah fondasi dasar dalam menciptakan keseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran.
“Pentingnya manajemen keuangan adalah untuk mengontrol pendapatan dan pengeluaran, mencapai kebebasan finansial, dan menyikapi berbagai masalah terkait kondisi ekonomi keluarga,” jelasnya.
Meldiyanti menambahkan bahwa literasi keuangan adalah keterampilan strategis yang wajib dimiliki, terutama bagi kelompok usaha bersama seperti UBSP yang mengandalkan kepercayaan dan kebersamaan antar anggota.
Menurutnya, transparansi dan akuntabilitas adalah dua pilar utama keberlanjutan usaha simpan pinjam.
Ia menekankan bahwa semakin tinggi literasi keuangan dalam keluarga, semakin baik pula kualitas pengambilan keputusan finansial yang dapat dilakukan anggota keluarga, termasuk dalam konteks usaha mikro dan kelompok simpan pinjam.
Workshop ini tidak hanya membahas konsep dasar literasi keuangan, tetapi juga mengulas praktik pengelolaan UBSP yang benar, efisien, dan akuntabel. Peserta dilatih memahami pencatatan keuangan sederhana, penyusunan rencana anggaran, serta analisis arus kas untuk usaha dan rumah tangga.
Melalui pelatihan ini, kapasitas manajemen keuangan para anggota DWP diharapkan meningkat, sehingga mereka dapat tampil sebagai motor penggerak ekonomi keluarga yang lebih mandiri.
Kegiatan ini sekaligus menjadi momentum memperkuat peran perempuan Manggarai dalam kegiatan usaha bersama, mendorong pola simpan pinjam yang lebih transparan, serta memperkuat fondasi ekonomi keluarga melalui praktik finansial yang sehat dan berkelanjutan.(*)






