Penulis: Vincent Ngara | Editor:
Jika ada seorang anak Timur yang nekat memulai sebuah usaha toko buku online indie di Era Amazon dan Era Gramedia; atau memulai usaha jasa titip barang di Era JNE, ia pasti seorang yang nekat untuk tidak menyebutnya gila. Toh ada saja orang yang senekat dan segila itu.
Ia adalah Os Junas, seorang anak muda dari pelosok NTT yang salah satu ide besarnya sempat membuat saya tertegun. Bayangkan, ia menawarkan jasa pengiriman barang murah dan berkualitas bernama RakatNesia Jastip. Tulisan ini adalah tentang Os Junas, RakatNesia Jastip, dan ide-ide besar Os Junas lain yang kini telah berkembang menjadi beberapa bisnis khas dan inovatif.
Ketika pertama kali mendengar cerita Os mengenai apa saja yang ia telah lakukan, reaksi pertama saya adalah: orang ini nekat dan “gila”. Bagaimana mungkin ada seorang anak Timur yang senekat dan sekonsisten ini dalam menjalankan ide-idenya?’ Bayangkan saja, dalam kurun waktu yang singkat, empat tahun masa kuliah, ia telah menggagas empat bidang bisnis sekaligus: jasa pengetikan dan pengerjaan skripsi, tokoh buku online , toko elektronik dan jasa titip barang.
Yang tentu saja sangat mengejutkan bagi saya adalah bahwa ia mengaku punya jasa pengiriman barang yang murah dan berkualitas. Setelah mendengar ceritanya, saya jadi tahu bahwa apa yang digagas Os sama sekali baru dan inovatif, meskipun sudah banyak jasa pengiriman barang yang melayani pengiriman dari Pulau Jawa ke NTT. Saya akan menceritakan lebih jauh mengenai hal ini pada bagian selanjutnya.
Dari Pendorong Gerobak Mie Ayam hingga Reseller Buku
Bagaimana ide-ide besarnya ini dimulai dan dijalankan? Itulah pertanyaan pertama yang terlintas di benak saya ketika berbicara dengan Os via Whatsapp beberapa waktu yang lalu.
Oswald Junas atau yang sering disapa Os adalah seorang pemuda asal Golo Popa, Benteng Jawa, Lamba Leda, Manggarai Timur, NTT. Ia anak bungsu dari tiga bersaudara. Pada 2015, ia tiba di Surabaya dengan mimpi dapat mengenyam pendidikan di tanah Jawa. Siapa pun harus mengakui bahwa Jawa adalah pusat Indonesia sejak berabad-abad lalu. Barangkali karena alasan ini Os menjadi salah satu dari mereka yang percaya bahwa di Barat selalu ada yang lebih baik.
Pada Juni 2015, Os mengikuti tes masuk di Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma, Surabaya. Ia gagal. Mimpinya untuk menjadi seorang dokter berhenti di situ. Akan tetapi, kegagalan itu tidak membuat Os menyerah. Ketika mimpi yang satu gagal, ia membuka dirinya pada mimpi lain, kesempatan lain. Setelah gagal menjadi mahasiswa kedokteran, ia banting setir menjadi penjual mie ayam bersama seorang penjual mie ayam di Balongsari, Surabaya.
Ini adalah sebuah lompatan yang mengejutkan yang bagi kebanyakan orang adalah tak terpikirkan. Kebanyakan orang cenderung tidak akan mengambil jalan itu dengan alasan gengsi. Bagi Os, ini adalah soal bagaimana mengasilkan uang demi mengisi perut di tanah orang. Bahkan waktu itu pekerjannya kedengaran cukup menggelikan, yakni mendorong gerobak. Meskipun ia hanya diupahi 800 ribu rupiah per bulannya, pekerjaan itu dengan setia dijalaninya sampai tahun 2016, ketika ia akhirnya mulai berkuliah.
Pada September tahun 2016, Os diterima sebagai mahasiswa Fakultas Pertanian pada Universitas Wijaya Putra. Kampus yang terletak di Benowo, Surabaya itu menjadi awal kisah-kisah hebat Os di hari-hari selanjutnya.
RumahKetik: Awal dari Segalanya
Ketika memulai kuliah pada September 2016, Os mengamati bahwa kebanyakan dari teman-teman atau para seniornya di kampus adalah karyawan. Mereka ini bekerja sambil kuliah. Bisa jadi juga kuliah sambil bekerja. Sebagai karyawan sekaligus mahasiswa, kebanyakan dari mereka tidak mempunyai cukup waktu untuk mengerjakan makalah, skripsi, tesis dan tugas-tugas lain yang dibebankan oleh kampus kepada mereka.
Berangkat dari masalah itu, ide bisnisnya muncul. Ia mulai menawarkan diri untuk mengerjakan tugas-tugas kampus teman-temannya sehingga mereka bisa fokus dengan pekerjaan mereka masing-masing. . Idenya ini disambut baik oleh teman-teman dan seniornya di kampus karena bagi mereka ide tersebut sungguh menjawab kesulitan mereka.
Bulan Februari 2017, ketika Os berada di semester dua bangku kuliah, ia memulai usaha jasa pengetikan dan pengerjaan tulisan dari kos kecilnya di sudut Kota Surabaya. Jasa yang ia tawarkan pada waktu itu adalah jasa pengetikan dan penulisan skripsi, makalah, tesis dan jurnal. Untuk mendukung usahanya ini, ia mendatangkan buku-buku dari beberapa toko buku terdekat di Surabaya. Ia menamakan usahanya ini sebagai Rumah Ketik. Os mengenang bahwa pelanggan pertamanya pada waktu itu adalah teman-temannya yang berasal dari Papua.
Di tahun yang sama, Welarana Collection, sebuah usaha yang bergerak di bidang penjualan baju dimulai. Usaha ini digagas oleh kekasih Os sendiri, Nadia Mumi. Welarana Collection pada saat itu baru dimulai secara online.
Di tahun yang sama pula, Os mendapatkan beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) dari kampusnya atas prestasi yang ia raih. Beasiswa itu diterimanya selama dua tahun, yakni dari semester dua sampai semester lima dengan besaran empat juta per tahun. Jadi, selain mendapatkan penghasilan dari usaha jasa ketik yang dikelolanya, ia juga berkuliah secara gratis. Hal ini membuat tanggungan dari orang tuanya menjadi berkurang. Ia juga bisa membayar uang kos, makan, dan keperluan lainnya.
Basecamp Buku Sarjana: Toko Buku Indie di Era Gramedia
Seperti yang saya bilang sebelumnya, jika ada orang Timur yang nekat mendirikan toko buku online di Era Gramedia, itu adalah Os Junas. Pada 2017, seiring dengan makin banyaknya pelanggan yang memakai jasa pengetikan dan pengerjaan tulisan yang dikelolanya, muncul ide untuk mendatangkan sendiri buku-buku yang menjadi rujukan utama sejumlah mata kuliah di kampus. Ia kemudian menjalin kerja sama dengan Gramedia dengan menjadi reseller buku di sana. Pada waktu itu nama toko buku online miliknya adalah Basecamp Buku Sarjana.
Usaha penjualan buku online yang awalnya diperuntukkan untuk kalangan mahasiswa di kampus Wijaya Putra itu ternyata kemudian berkembang menjadi sebuah toko buku online yang cuku besar. Selain kepada teman-teman sekampus dan yang berdomisili di Jawa, Os juga menjual buku-bukunya ke daerah-daerah di NTT seperti, Ruteng, Bajawa, Ende, dan Kupang. Os mengelola usahanya ini sendiri, mulai dari menyetok buku dari Gramedia, mengepaknya, mengurus pengiriman serta pembayarannya, sampai pada memastikan buku-bukunya itu sampai ke tangan para pembelinya.
Selain itu, sebagai reseller pada tokoh buku ternama dan sebesar Gramedia, Os menjual buku-buku original. Lagi-lagi ini sebuah langkah berani untuk tidak mengatakan itu nekat. Bagaimana tidak, saat ini kebanyakan toko buku online indie menjual buku-buku bajakan. Os memilih untuk menjual buku-buku original dengan harga yang terjangkau. Ini tentu saja menarik bagi pecinta buku karena bisa memperoleh buku original dengan harga yang terjangkau.
Sebagai sebuah toko buku online indie yang hampir semuanya dikerjakan sendiri, Os sempat menemui kendala. Pada tahun 2018, usaha toko buku online miliknya ini vakum hingga akhir 2020. Ia berhenti karena menurutnya bisnis ini harus ditata ulang. Ia harus membenahi manajemennya. Ia juga harus mempelajari pasar yang bisa dijangkau agar bisnisnya mendatangkan keuntungan. Waktu itu, jasa pengetikan dan pengerjaan skripsi yang ditekuninya sejak 2017 tetap ia jalankan.
Pada tahun 2020, Os berpikir bahwa usaha toko buku online miliknya itu sudah siap dengan manajemen yang baru dan penguasaan pasar yang lebih baik. Ia kemudian kembali mendatangi Gramedia. Beruntung bahwa ternyata kartu membernya sebagai reseller masih aktif. Toko buku Basecamp Buku Sarjana miliknya dimulai lagi.
Di tahun yang sama, yakni pada 2020, Os menemukan sebuah ide lagi. Setelah menjalankan usaha pengerjaan tulisan dan toko buku online, ia merasa perlu untuk menyediakan sendiri peralatan-peralatan elektronik yang diperlukan untuk mengetik dan sebagainya. Dengan kata lain, muncul ide untuk menyediakan barang-barang elektronik yang diperlukan oleh mahasiswa.
Pada Mei 2020, ia memulai sebuah tokoh elektronik di Surabaya. Toko ini menjual perangkat-perangkat elektronik yang dibutuhkan oleh mahasiswa seperti laptop, printer, tinta printer, USB, dan sebagainya. Konsisten dengan kekhasanya, tokoh elektronik Os menjual barang-barang original dan bergaransi.
RakatNesia Jastip: Dari Timur untuk Indonesia
Setelah memulai toko elektronik, muncul ide lagi untuk memulai usaha jasa titip (jasa titip) barang. Persisnya pada Juli 2020, usaha jasa titip barang milik Os berdiri dengan nama RakatNesia.
Ketika pertama kali mendengar nama ini saya lansgung bertanya apa alasan di balik pemilihan nama ini? Ternyata ada filosofinya juga. Menurut Os sendiri, RakatNesia terdiri dari dua kata: ‘rakat’ dan ‘nesia’. Istilah ‘rakat’ merujuk kepada panggilan khas sesama orang timur di tanah perantauan, khususnya di Jawa. Nama ini digunakan oleh orang-orang Timur di tanah perantauan sebagai tanda-pengenal-bersama untuk memanggil saudara seasal mereka. Mengenai asal-usul istilah ini, ada yang mengatakan bahwa ‘rakat’ merupakan akronim dari ‘Rakyat Timur’. Ada juga yang mengatakan bahwa istilah ‘rakat’ diambil dari kata ‘masyarakat’, yang kemudian dipakai untuk menyebut orang-orang yang berasal dari Timur yang berada di tanah perantauan. Pada intinya kedua kemungkinan itu merujuk kepada maksud yang sama: orang-orang Timur di tanah perantauan.
Sementara itu, kata ‘nesia’ diambil dari kata ‘Indonesia’, yang sebenarnya berasal dari kata bahasa Yunani ‘nesia/nesos’ yang berarti ‘pulau’. Kata ‘nesia’ menggambarkan bahwa jasa titip ini diperuntukkan bagi Indonesia. Ide besar Os ketika usaha ini berdiri adalah adalah bahwa suatu saat usaha jasa titip ini tidak hanya menjangkau wilayah-wilayah di Timur, tetapi juga menjangkau seluruh wilayah di Indonesia. Dengan dua kata ini, RakatNesia mengusung semboyan “dari Timur untuk Indonesia”.
Apa yang Berbeda dari RakatNesia?
RakatNesia hidup di era menjamurnya berbagai usaha jasa titip barang. Sebut saja, JNE, J&T, NinjaExpress, Tiki, Pos Indonesia dan masih banyak lagi. Pertanyaannya adalah apa yang berbeda dari RakatNesia? Pertanyaan ini menjadi penting karena itulah yang akan menjadi alasan dari bertahannya usaha ini dalam tahun-tahun ke depan, di era yang kalau boleh disebut sebagai Era JNE.
Dari penuturan OS, RakatNesia ternyata tidak lahir begitu saja. Bisnis ini berangkat dari amatan Os bahwa kebutuhan masyarakat Timur akan fashion menjadi semakin tinggi dari hari ke hari. Buktinya, kegiatan belanja online masyarakat di sana semakin meningkat di beberapa platform belanja online seperti, Shopee, Lazada, Tokopedia, dan sebagainya. Di sisi lain, Os prihatin bahwa ongkos kirim (ongkir) barang dari Jawa ke wilayah-wilayah di Timur begitu mahal. Untuk setiap kilonya saja, setiap jasa pengiriman barang rata-rata memasang harga mulai dari 90-an ribu hingga ratusan ribu. Buruknya lagi, kebanyakan orang-orang di Timur tidak menyadari hal itu.
RakatNesia hadir sebagai sebuah alternatif pengiriman baru yang baru. Ia jauh lebih murah ketimbang jasa pengiriman main stream yang ada. Bayangkan, untuk semua jenis barang, kecuali barang elektronik dan barang pecah belah, RakatNesia memasang harga sepuluh ribu rupiah per kilogram (Rp 10 ribu/kg). Sementara untuk barang elektronik dan barang pecah belah, RakatNesia mematok harga dua puluh ribu rupiah per kilogram (Rp 20 ribu/kg).
Meskipun harganya jauh lebih murah, RakatNesia tetap memperhatikan keselamatan barang yang mereka kirim. Ini karena dalam prosesnya, RakatNesia Jastip menerapkan apa yang disebut double packing, yang mana barang dikemas dua kali.
Prosesnya kurang lebih seperti ini. Pertama, barang-barang dipesan oleh konsumen dengan nama mereka sendiri, tetapi alamat yang tertera di paket menggunakan alamat Os.
Kedua, ketika barang telah sampai di alamat Os di Surabaya, Os bersama timnya mengepak kembali barang tersebut. Barang dikepak dengan kemasan yang baru dengan terlebih dahulu memperhatikan keadaan barang yang telah diterima. Apabila barang yang diterima berada dalam keadaan rusak, mereka terlebih dahulu mengembalikannya ke platform belanja online tempat konsumen mereka memesan barang, untuk kemudian diganti dengan barang baru.
Ketiga, setelah barang selesai dikemas, Os dan timnya akan mengirimkan barang tersebut ke alamat asli pembelinya. Os dan timnya tetap memantau barang itu dan memastikannya sampai ke tangan konsumen. Begitulah akhirnya barang sampai ke tangan pembeli dengan harga yang murah, namun dengan kualitas pengiriman yang baik dan terjamin.
Welarana Collection dan Jasa Titip Paket
Os termasuk lelaki beruntung mendaptakan wanita yang se-passion dengan dia dalam hal merambah dunia bisnis. Pada November 2020, Welarana Collection yang digagas kekasih Os sejak 2017 juga mulai menjajal bidang jasa titip barang. Jadi selain menjual baju, Welarana Collection juga bergerak di bidang jasa titip barang. Namanya kemudian berubah menjadi Welarana Collection & Jasa Titip Paket.
Nama ‘Welarana’ juga ternyata memiliki arti yang tersendiri. Dalam bahasa Manggarai Wela Rana berarti bunga pertama yang ditunggu-tunggu. Bunga pertama itu melambangkan harapan kehidupan dari pohon yang ditanam bahwa suatu saat ia akan menghasilkan buah yang lebat dan menjanjikan. Dengan demikian, istilah ‘Welarana’ ini menjadi harapan lahirnya suatu kehidupan. Perlu diketahui, Welarana Collection yang beralamat di Jl. Tlogomas Gang 1, Dinoyo, Kota Malang ini hanya melayani pengiriman barang dari Malang ke Kota Ruteng dan Labuan Bajo.
Terakhir, saya perlu kemukakan kesan saya mengenai Os dan bisnis-bisnisnya. Bagi saya, Os merupakan sala satu pemuda Timur yang sangat inovatif. Ia pandai membaca peluang. Ia liar dalam ide-idenya serentak konsisten dengan usaha dan perjuangannya membesarkan bisnis-bisnisnya.
Betapa terkejutnya juga saya ketika menyadari bahwa ketiga bisnis yang dijalankan Os pada dasarnya bertautan satu sama lain. Usaha pengetikan dan pengerjaan skripsi melahirkan ide tentang penjualan buku. Usaha pengerjaan skripsi dan penjualan buku melahirkan ide tentang sebuah toko elektonik yang bisa mengadakan barang-barang elektronik untuk keperluan mahasiswa. Ketiga usaha ini melahirkan ide tentang usaha jasa titip barang. Maka, lahirlah RakatNesia Jastip. Begitulah, bagi Os dunia pada mulanya adalah jejaring ide. Ketika ide-ide itu diwujudkan, ia menjadi jejaring usaha yang luas.
Jika saya bertanya kepadanya tentang apa yang membuatnya bisa begitu pandai membaca peluang, saya tahu ia akan menjawab: semua bisnis dimulai dari sebuah masalah. Jika ada masalah di sekitar kita, maka carilah solusinya. Itu akan menjadi sebuah bisnis yang menjanjikan. Juga jika saya bertanya apa yang membuat usaha-usahanya bisa bertahan, ia barangkali akan menjawab bahwa kuncinya adalah unik dan solutif dalam menghadirkan sebuah usaha serta konsisten dalam menjalankannya.
Pada tahun 2020, pemuda Manggarai Timur ini menyelesaikan pendidikannya pada Universitas Wijaya Putra. Dia diwisuda pada November tahun itu dan lulus sebagai salah satu mahasiswa terfavorit dan terbaik di kampusnya. Atas prestasinya itu, ia mendapatkan beasiswa penuh dari kampus untuk melanjutkan studinya ke jenjang S2 dengan mengambil jurusan Magister Manajemen.
Dari Surabaya, ia memulai usaha-usahanya dengan konsisten sambil terus memikirkan inovasi-inovasi lain yang bisa menjadi peluang di tahun-tahun mendatang. Dari Os Junas untuk Indonesia.
CATATAN REDAKSI: apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada redaksi kami EMAIL.
Sebagaimana diatur dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.