Penulis: Vincent Ngara | Editor: Tim
RUTENG, FAJARNTT.COM – Raimundus Wajong menegaskan, pemerintah punya niat yang baik untuk pengembangan potensi energi panas bumi di wilayah Poco Leok.
Hal itu ia sampaikan saat bersama ratusan warga yang tergabung dalam Komunitas Adat Poco Leok menggelar aksi damai dalam mendukung rencana pemerintah pusat melalui PT PLN untuk pengembangan PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) unit 5-6 di Poco Leok, Kecamatan Satarmese, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
“Sejak dari nenek moyang Poco Leok, mereka selalu bersatu untuk mendukung program pemerintah,” tutur Raimundus selaku koordinator aksi pada Senin, 19 Juni 2023.
Menurutnya, pengembangan PLTP Ulumbu di Poco Leok, merupakan langkah strategis pemerintah untuk mengatasi kurangnya pasokan listrik terhadap pelanggan di wilayah Manggarai.
Ia juga secara tegas menyampaikan, ada orang yang mencoba menghasut warga Poco Leok menolak pengembangan PLTP Ulumbu.
“Mereka itu ada yang perintah agar mengagalkan proyek geothermal (pengembangan PLTP Ulumbu),” ungkap Raimundus dalam orasinya.
“Kita harus berterima kasih kepada Presiden Joko Widodo, walaupun Poco Leok berada di pelosok negeri, namun kita diperhitungkan secara nasional melalui geothermal. Program Presiden Jokowi selalu pro terhadap masyarakat,” terangnya.
Warga Poco Leok Terpengaruh Orang Luar
Sebagai orang yang lahir di wilayah Poco Leok, kata Raimundus, agar jangan mau terpengaruh oleh orang yang memiliki kepentingan terselubung dibalik penolakkan pengembangan PLTP Ulumbu di wilayah Poco Leok. Selain itu, secara tegas menolak kehadiran pihak yang mempengaruhi warga di wilayah Poco Leok.
“Kita satu keturunan, jangan dipisahkan oleh orang yang punya kepentingan pribadi, lalu dia pergi meninggalkan kita tetap sengsara,” katanya.
“Nantinya pasti ada pembangunan ikutan berupa infrastruktur serta pembangunan lain oleh pemerintah. Kita harus yakin dan percaya Jokowi pasti ingat kita di Poco Leok,” katanya lagi.
Sebagai orang Poco Leok, ia mengaku malu, karena nilai-nilai budaya sopan santun dan kebiasaan berdiskusi sudah luntur.
“Ini semua gara-gara masuknya orang dari luar menghasut kita di Poco Leok,” tegasnya.
“Kita orang Poco Leok menjunjung tinggi nilai budaya. Kunjungan seorang pemimpin daerah, kita tidak hiraukan. Hilang semua budaya sopan santun karena ada hasutan pihak luar. Leluhur kita tidak menginginkan kita seperti itu. Kita sudah salah. Leluhur kita pasti marah dengan kita semua. Kita masuk ke jurang karena orang lain,” bebernya.
Raimundus menambahkan, ratusan warga yang mengikuti aksi damai seratus persen dukung total pengembangan PLTP Ulumbu di Poco Leok.
“Aksi damai hari ini tidak ada yang perintah atau karena disuruh oleh siapapun atau pihak manapun. Tetapi aksi ini bentuk dukungan kami dari hati yang paling dalam untuk mendukung pemerintah,” tutup Raimundus.
Sebagai informasi, massa aksi yang tergabung dalam Komunitas Masyarakat Adat Poco Leok, merupakan gabungan masyarakat pemilik lahan serta masyarakat tidak masuk dalam pengembangan PLTP Ulumbu Unit 5-6, antara lain warga desa Koak, desa Tadi, desa Satar Long, desa Lego, desa Gara, desa Lungar, desa Mocok, dan warga masyarakat desa Golo Muntas. (*)
CATATAN REDAKSI: apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada redaksi kami EMAIL.
Sebagaimana diatur dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.