
Penulis: Tim | Editor: Redaksi
RUTENG, FAJARNTT.COM – Pemerintah Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, kembali menegaskan arah pembangunan daerah yang berpijak pada kekuatan sektor pertanian.
Kali ini, langkah strategis diambil dengan mendorong budidaya kentang Granola G2 di atas lahan tidur yang sebelumnya tak termanfaatkan. Varietas unggul ini digadang-gadang menjadi motor baru dalam mewujudkan ekosistem pertanian berkelanjutan dan kemandirian pangan lokal.
Penanaman kentang dilakukan secara simbolis oleh Bupati Manggarai, Herybertus Geradus Laju Nabit, S.E., M.A., di atas lahan bekas arena pacuan kuda di Compang Dalo, Kecamatan Ruteng, pada Kamis, 17 Juli 2025.
Momen tersebut menjadi awal dari transformasi besar yang ingin diwujudkan pemerintah daerah, dari ruang yang dulunya tak produktif, kini menjadi pusat pembelajaran dan produksi pangan strategis.

Dalam sambutannya, Bupati Hery menyampaikan bahwa pemanfaatan lahan tidur adalah bagian dari tanggung jawab sosial dan visi pembangunan yang lebih progresif.
Ia menyebut lahan yang dibiarkan kosong selama bertahun-tahun sebagai potensi yang selama ini diabaikan, padahal bisa menjadi solusi atas persoalan ekonomi dan pangan lokal.
“Manggarai memiliki begitu banyak lahan yang belum dioptimalkan. Kita tidak boleh terus membiarkan ruang-ruang itu menjadi simbol kemunduran. Hari ini, kita mulai satu langkah penting untuk membalikkan keadaan. Lahan tidur bukan lagi beban, tapi aset masa depan,” ujar Bupati Hery dengan tegas.
Lebih jauh, ia menekankan bahwa pilihan kentang Granola G2 bukan tanpa alasan. Selain merupakan varietas unggul yang bersertifikat, G2 juga membuka peluang jangka panjang bagi pembangunan sistem perbenihan lokal.
Menurutnya, ini adalah fondasi penting untuk menciptakan ketahanan pangan yang benar-benar berpihak pada petani lokal.
“Dengan varietas G2 ini, kita masuk ke rantai produksi benih. Ini bukan panen sekali langsung habis. Kita sedang bangun ekosistem pertanian. Dari G2 ke G3, lalu ke G4 dan dari situ, kita bisa bicara tentang ketahanan pangan yang sesungguhnya,” tambahnya.
Bupati Hery juga menyinggung pentingnya transformasi ruang yang berdaya guna.
Ia menyampaikan bahwa bekas arena pacuan kuda, yang dulunya hanya ramai sesaat saat ada kegiatan lomba, kini diubah menjadi lahan produksi pertanian yang bukan hanya produktif, tetapi juga edukatif.
“Kalau dulu orang datang ke sini untuk pacu kuda, sekarang orang bisa datang untuk belajar menanam kentang. Ini bukan sekadar perubahan fungsi ruang, tapi transformasi cara pandang kita terhadap pembangunan,” jelasnya.
Di sisi lain, keberhasilan program ini, kata Hery, sangat bergantung pada partisipasi aktif masyarakat, khususnya kaum muda.
Ia menyuarakan harapan agar generasi muda tidak lagi melihat pertanian sebagai pekerjaan rendahan, tetapi sebagai sektor masa depan yang menjanjikan secara ekonomi dan berdampak bagi kedaulatan bangsa.
“Kita ingin anak-anak muda melihat pertanian bukan sebagai pekerjaan kelas dua, tapi sebagai masa depan. Ini tentang menanam harapan dan masa depan yang lebih sehat, mandiri, dan berdaulat secara pangan,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Manggarai, Ferdi Ampur, memaparkan bahwa tahap awal budidaya Granola G2 ini memanfaatkan lahan seluas dua hektare, dengan target populasi tanam sebanyak 83.333 lubang.
“Saat ini, dari dua hektare tersebut, baru sekitar 3.915 meter persegi yang telah ditanami dengan jumlah lubang tanam aktif mencapai 16.312. Ini baru permulaan, dan kami akan terus kembangkan,” kata Ferdi.
Ia juga menyebut bahwa produksi per hektare ditargetkan antara 4 hingga 6 ton, sehingga dari dua hektare, diharapkan bisa menghasilkan 8 hingga 12 ton kentang dalam satu musim tanam.
Hasilnya, Jelas Ferdi, tidak hanya untuk konsumsi, tapi juga sebagai bahan pembibitan generasi lanjutan yakni G3 dan G4 yang bisa dimanfaatkan petani lokal secara berkelanjutan.
“Kita tidak hanya menanam untuk panen, tapi untuk membangun perbenihan lokal. Ini bagian dari strategi jangka panjang agar petani Manggarai tidak terus bergantung pada benih dari luar. Kita bangun ketahanan dari dalam,” ujarnya.
Lebih dari sekadar produksi kentang, program ini membuka harapan baru bagi diversifikasi ekonomi masyarakat, penciptaan lapangan kerja, dan perluasan sektor agribisnis berbasis lokal. Pemerintah Kabupaten Manggarai juga berkomitmen untuk mengidentifikasi dan mengolah lahan tidur di wilayah lain dengan pendekatan serupa.
Ke depan, strategi penguatan ekosistem pertanian ini akan didukung dengan digitalisasi data pertanian, pendampingan teknologi, hingga fasilitasi akses pasar bagi petani. Langkah-langkah ini diharapkan menjadi bagian dari gerakan menyeluruh untuk menjadikan pertanian sebagai tulang punggung pembangunan daerah yang berkelanjutan.
Dengan penanaman kentang Granola G2 di lahan bekas pacuan kuda, Pemkab Manggarai tidak hanya menanam umbi, tetapi juga menanam semangat baru bahwa pertanian bisa menjadi sumber harapan, martabat, dan kesejahteraan bagi rakyat Manggarai.(*)

CATATAN REDAKSI: apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada redaksi kami EMAIL.
Sebagaimana diatur dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.