
Penulis: Tim | Editor: Redaksi
RUTENG, FAJARNTT.COM – Pemerintah Kabupaten Manggarai mengingatkan para calon Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Paruh Waktu Tahun Anggaran 2025 untuk tidak menunda pengisian Daftar Riwayat Hidup (DRH).
Batas akhir yang ditetapkan adalah 22 September 2025, dan keterlambatan sekecil apa pun akan berakibat fatal: peserta otomatis dianggap gugur.
Peringatan keras itu disampaikan langsung oleh Kepala BKPSDM Manggarai, Maksi Tarsi, dalam keterangan persnya, Senin (15/9/2025).
Maksi menegaskan, tahapan pengisian DRH bukanlah prosedur formalitas yang bisa disepelekan.
Justru, kata dia, dokumen itu menjadi dasar administratif untuk penetapan status kepegawaian peserta yang dinyatakan lulus seleksi.
“Batas waktunya jelas sampai tanggal 22 September 2025. Jika lewat dari hari itu, otomatis dianggap gugur. Jangan sampai hanya karena kelalaian teknis, kesempatan yang sudah diperjuangkan hilang begitu saja,”tegasnya.
Ia mengingatkan agar peserta tidak menunda hingga mendekati tenggat.
Pasalnya, risiko teknis mulai dari jaringan internet, server padat, hingga kesalahan input data dapat menghambat proses pengisian.
Rekrutmen Terbesar, 1.002 Formasi Dibuka
Rekrutmen PPPK Paruh Waktu kali ini tercatat sebagai pembukaan formasi terbesar dalam beberapa tahun terakhir. Pemkab Manggarai menyiapkan 1.002 alokasi kebutuhan, sebuah angka yang mencerminkan besarnya kebutuhan tenaga tambahan di lapangan.
Menurut Maksi Tarsi, fokus utama penempatan tenaga adalah di sektor pendidikan dan kesehatan, dua bidang layanan dasar yang paling mendesak di Manggarai.
Pendidikan Jadi Prioritas: Atasi Kekurangan Guru
Dari jumlah tersebut, sektor pendidikan mendapat porsi terbesar. Formasi diarahkan untuk mengisi kekurangan guru di sekolah-sekolah, terutama pada mata pelajaran inti seperti Matematika, Bahasa Indonesia, dan IPA.
“Masih banyak sekolah kita yang kekurangan guru tetap. Dengan formasi ini, kita berharap proses belajar mengajar berjalan lebih stabil dan berkualitas,” ujarnya.
Tenaga Medis untuk Layanan Kesehatan Merata
Selain pendidikan, sektor kesehatan juga mendapat perhatian besar. Tenaga medis tambahan akan ditempatkan di puskesmas hingga pos pelayanan terpencil.
Upaya ini bertujuan untuk mengatasi tantangan pemerataan layanan kesehatan di wilayah pedesaan dan pelosok Manggarai.
“Kalau di kota layanan medis lebih mudah diakses, di pelosok masih ada tantangan besar. Penempatan tenaga medis ini menjadi langkah konkret menjawab kebutuhan masyarakat,” jelas Maksi.
Penguatan Layanan Publik Melalui Tenaga Teknis
Tak hanya itu, sebagian formasi juga diperuntukkan bagi tenaga teknis administrasi. Mereka akan ditempatkan di tingkat kecamatan, kelurahan, dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Langkah ini dipandang strategis untuk memperkuat layanan publik agar lebih dekat dan responsif terhadap kebutuhan warga.
Maksi Tarsi menegaskan, esensi dari rekrutmen besar-besaran ini bukan sekadar memenuhi angka atau menambah pegawai, melainkan menghadirkan layanan publik yang dirasakan langsung oleh masyarakat.
“Harapan kita sederhana, masyarakat merasakan perubahan nyata. Bukan sekadar administrasi di atas kertas, tapi layanan publik yang betul-betul terasa,” tandasnya.(*)





