
Penulis: Nal Jehaut | Editor: Redaksi
BORONG,FAJARNTT.COM – Sekolah Dasar Inpres (SDI) Rokat Parang di Kecamatan Kota komba Utara,Kabupaten Manggarai Timur, menggelar uji kemampuan literasi bagi seluruh siswa di luar ruang kelas pada Senin 3 November 2025.
Kegiatan ini menjadi langkah inovatif dalam mengubah cara pandang terhadap asesmen membaca, dengan menghadirkan suasana belajar yang lebih santai dan menyenangkan.
Kepala SDI Rokat Parang, Efrinus Natarut, S.Pd., menjelaskan bahwa kegiatan tersebut dilakukan untuk mengukur perkembangan kemampuan membaca siswa dari kelas I hingga kelas VI secara berkelanjutan.
“Pengujian ini bukan sekadar evaluasi, tetapi aksi nyata dan titik tolak pelaksanaan program sekolah tahun 2025 tentang literasi dan numerasi yang diwajibkan sepuluh menit sebelum pembelajaran,” ujar Efridus kepada Fajar NTT di sela kegiatan.
Menurutnya, keputusan untuk melaksanakan uji literasi di luar ruang kelas merupakan bentuk terobosan yang menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran.
Ia menilai suasana alam yang terbuka, mampu menumbuhkan rasa nyaman dan mengurangi tekanan saat siswa diuji kemampuan membaca mereka.
“Literasi hanya bisa tumbuh subur jika berada dalam suasana bebas dan menyenangkan. Dengan belajar di luar kelas, kami ingin mengubah kecemasan menjadi kecintaan terhadap membaca,” jelasnya.
Kegiatan tersebut dilakukan di berbagai titik sekitar lingkungan sekolah seperti Pondok Baca Widang Siar, teras, dan taman. Suasana alami di bawah pohon menjadi ruang yang ideal untuk menciptakan interaksi yang lebih akrab antara guru dan siswa.
Efridus menuturkan, asesmen di luar kelas juga memiliki manfaat praktis. Saat guru melakukan uji membaca secara individual, siswa lain dapat melakukan kegiatan literasi mandiri tanpa mengganggu proses penilaian.
Selain itu, lanjut Efridus, fasilitas sekolah seperti pondok baca dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai pusat aktivitas belajar, bukan sekadar pajangan.
“Kurikulum Merdeka menekankan agar siswa mampu menggunakan literasi dalam konteks kehidupan sehari-hari. Melalui uji literasi di alam terbuka, guru dapat menilai kemampuan siswa dalam situasi yang lebih realistis, tidak hanya berdasarkan buku teks,” tambahnya.
Pelaksanaan uji literasi di alam terbuka diharapkan menjadi inspirasi bagi sekolah lain untuk menciptakan model pembelajaran yang lebih humanis dan berorientasi pada kesejahteraan belajar siswa. SDI Rokat Parang menunjukkan bahwa pendidikan yang baik tidak selalu harus berlangsung di dalam kelas, tetapi bisa lahir dari ruang-ruang yang menghadirkan kebebasan berpikir dan kegembiraan belajar.(*)



