Penulis: Tim | Editor: Vincent Ngara
RUTENG, FAJARNTT.COM – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng sukses menyelenggarakan Seminar Nasional dengan tema “Revitalisasi Pendidikan Humanistik di Era Digital” di Aula GUT Lantai 5 Kampus Unika Santu Paulus Ruteng pada Sabtu, 7 Desember 2024.
Kegiatan ini terselenggara dengan tujuan memperkuat nilai-nilai humanistik dalam pendidikan di tengah tantangan era digital.
Dr. Yohanes Mariano Dangku, S.Fil., M.Pd., Dekan FKIP, membuka acara dengan menggambarkan urgensi pendidikan humanistik di era digital.
“Pendidikan humanistik mengajarkan kita bukan hanya untuk memahami teknologi, tetapi juga memanfaatkan teknologi dengan menempatkan manusia sebagai pusat,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, pendidikan humanistik mendorong pengembangan kepribadian holistik, termasuk kecerdasan emosional dan pemikiran kritis.
FKIP Unika Santu Paulus Ruteng telah mengintegrasikan pendekatan ini dalam kurikulum, menggabungkan mata kuliah interdisipliner, proyek kolaboratif serta pengalaman belajar langsung.
“Harapannya, lulusan kami dapat menjadi insan yang human dan humanis, dengan kecakapan adaptif dan kemampuan memimpin dengan empati,” tambah Dr. Yohanes.
Kegiatan Seminar Nasional (SemNas) FKIP itu menghadirkan dua Pembicara utama yakni Prof. Dr. Yaya S. Kusumah, M.Sc., Ph.D., dari Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia (FPMIPA UPI) sebagai pemateri eksternal dan Dr. Marselus Ruben Payong, M.Pd., sebagai pemateri internal.
Implementasi Pendidikan Humanistik dan Teknologi
Prof. Dr. Yaya S. Kusumah dari FPMIPA UPI menyampaikan materi tentang integrasi pendidikan humanistik dengan teknologi di era Revolusi Industri 4.0.
Ia menekankan pentingnya memanfaatkan teknologi seperti kecerdasan buatan, realitas virtual dan pembelajaran daring untuk mendukung pembelajaran berbasis nilai-nilai humanistik.
“Guru di era digital harus beradaptasi menjadi fasilitator nilai, etika, dan kebijaksanaan yang tidak bisa diajarkan oleh mesin,” ujar Prof. Yaya.
Ia juga memaparkan berbagai strategi pembelajaran inovatif, seperti proyek kolaborasi daring dan penggunaan media interaktif.
Menurutnya, teknologi dapat memperluas akses pendidikan tanpa kehilangan nilai-nilai kemanusiaan. Namun, tantangan seperti kesenjangan digital dan perlunya keterampilan baru dalam pembelajaran harus diatasi dengan pendekatan yang inklusif.
Dr. Marselus R. Payong, M.Pd., membahas asal-usul filsafat humanisme dalam pendidikan serta relevansinya di era digital.
Dalam pemaparan materinya, Dr. Marsel menyoroti tentang pendidikan humanistik yang bertujuan mengembangkan potensi individu secara holistik.
“Pendidikan humanistik bukan sekedar transfer ilmu melainkan juga membangun karakter dan tanggung jawab sosial,” jelasnya.
Dr. Marselus menekankan bahwa pendidikan humanistik berakar pada filsafat Yunani kuno, berkembang pada masa renaisans hingga era modern.
Dalam konteks saat ini, pendidikan humanistik menjadi landasan untuk mengintegrasikan kemajuan teknologi dengan nilai-nilai etika dan moral.
“Melalui prinsip humanistik, kita membentuk manusia yang tidak hanya pandai, tetapi juga bijaksana,” katanya.
Kolaborasi untuk Pendidikan yang Berkesinambungan
Seminar ini menjadi platform untuk berdiskusi dan berbagi pandangan tentang masa depan pendidikan di tengah transformasi digital.
Peserta seminar, baik dari kalangan akademisi maupun praktisi diharapkan dapat mengimplementasikan konsep-konsep yang dibahas untuk menciptakan pendidikan yang relevan dan berkelanjutan.
Dekan FKIP menutup acara dengan harapan, “Semoga seminar ini membawa kita lebih dekat pada pendidikan yang memanusiakan manusia.”
Pantauan media ini, kegiatan itu dilakukan dengan cara daring dan tatap muka. Pembicara 1, Prof. Yaya memaparkan materinya melalui zoom, sedangkan Dr. Marsel hadir secara tatap muka.
Hadir dalam kegiatan itu Dekan FKIP Unika St. Paulus Ruteng , Dr. Yohanes Mariano Dangku, S.Fil., M.Pd., Wakil Dekan FKIP, Bedilius Gunur, M.Pd., Sekretaris Rektor, Rudolof Ngalu, S.Fil.,M.Pd., para Dosen FKIP, dan utusan mahasiswa dari prodi-prodi FKIP.(*)
Penulis: Selvianus Hadun
CATATAN REDAKSI: apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada redaksi kami EMAIL.
Sebagaimana diatur dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.