
Penulis: Tim | Editor: Redaksi
RUTENG, FAJARNTT. COM – Kunjungan kerja Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Melki Laka Lena, ke Kabupaten Manggarai pada Rabu (16/7/2025) menjadi momentum penting untuk mempererat sinergi pembangunan antara pemerintah provinsi dan kabupaten. Dalam pertemuan resmi yang digelar di Aula Kantor Bupati Manggarai, Bupati Herybertus Geradus Laju Nabit, S.E., M.A., menyampaikan secara terbuka berbagai capaian, tantangan, dan arah pembangunan daerah yang sedang dan akan terus dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Manggarai.
Dalam sambutannya, Bupati Hery menegaskan bahwa pembangunan daerah membutuhkan kerja sama lintas jenjang pemerintahan serta partisipasi aktif masyarakat.
Ia memaparkan bahwa meskipun beberapa indikator sosial-ekonomi telah menunjukkan perbaikan, masih terdapat tantangan besar yang harus diatasi bersama, seperti kemiskinan, pendidikan dasar, kesehatan ibu dan anak, serta ketimpangan wilayah.
Kemiskinan Menurun, Tapi Perlu Pendekatan Struktural

Bupati Hery menyampaikan bahwa persentase kemiskinan di Kabupaten Manggarai menunjukkan penurunan dari 19,8% pada tahun 2022 menjadi 19,01% pada tahun 2024.
Meski begitu, ia menyadari angka ini masih tergolong tinggi dan membutuhkan upaya yang lebih sistematis dan berkelanjutan.
“Penurunan ini adalah hasil dari kerja keras kita semua. Tapi kami sadar bahwa ini baru langkah awal. Upaya pengentasan kemiskinan tidak cukup dengan bantuan sosial saja, tetapi harus disertai dengan pemberdayaan ekonomi lokal, akses layanan dasar, serta pembukaan lapangan kerja,” ungkapnya.
Ekonomi Tumbuh, Pengangguran Menurun
Di sektor ekonomi, Manggarai mencatatkan pertumbuhan sebesar 3,9% pada tahun 2024, meningkat dari tahun sebelumnya. Meski belum mencapai target ideal, angka ini dianggap sebagai sinyal positif arah pergerakan ekonomi daerah.
Lebih menggembirakan lagi, tingkat pengangguran terbuka di Manggarai berhasil ditekan hingga mencapai 1,17% di tahun 2024. Ini menunjukkan bahwa upaya pemerintah dalam menciptakan lapangan kerja lokal, termasuk melalui sektor informal dan UMKM, mulai menunjukkan hasil.
“Kami terus mendorong pelatihan vokasional, penguatan koperasi, serta kerja sama dengan sektor swasta untuk memperluas kesempatan kerja,” ujar Bupati Hery.
Pendidikan Dasar Jadi Prioritas
Sektor pendidikan menjadi perhatian serius. Bupati Hery menyoroti bahwa Angka Partisipasi Murni (APM) di jenjang Sekolah Dasar masih berada di angka 85,7%, dan lebih rendah lagi di tingkat SMP yakni 72,1%.
“Masih ada anak-anak usia sekolah yang belum duduk di bangku sekolah. Ini adalah persoalan mendasar yang harus kita tangani. Tanpa pendidikan dasar yang merata, kita akan kesulitan mencetak sumber daya manusia unggul,” katanya.
Pemerintah Kabupaten Manggarai saat ini tengah menggencarkan program kerja sama dengan desa-desa, gereja, dan komunitas lokal untuk mendata anak-anak yang belum bersekolah dan mendorong mereka kembali ke sekolah.
Perhatian Serius pada Kesehatan Ibu dan Anak
Di bidang kesehatan, Bupati menyampaikan keprihatinannya atas tingginya angka kematian ibu dan bayi di Manggarai. Data tahun 2024 mencatat 96 kasus kematian bayi dan 14 kasus kematian ibu, angka yang belum mengalami penurunan signifikan sejak 2021.
Stunting juga menjadi tantangan serius, meskipun terjadi penurunan dari 11,07% pada Agustus 2024 menjadi 9,4% pada Februari 2025. Pemerintah daerah telah melakukan berbagai intervensi, mulai dari peningkatan gizi anak hingga penyuluhan pola asuh keluarga.
“Kami sadar bahwa kesehatan tidak hanya soal medis. Ini soal air bersih, sanitasi, edukasi keluarga, dan pelayanan kesehatan primer yang merata. Kami terus berbenah,” terang Bupati.
UHC 99%: Akses Luas Tapi Masih Kekurangan Dokter
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Ende, Maria Grace Br. Ginting, turut memberikan apresiasi atas capaian Universal Health Coverage (UHC) Kabupaten Manggarai yang telah mencapai 99% kepesertaan, dengan 86% di antaranya aktif.
Namun demikian, ia menyoroti kekurangan tenaga medis, khususnya dokter di fasilitas kesehatan seperti puskesmas rawat inap, yang berdampak pada tertundanya proses klaim BPJS.
“Fasilitasnya sudah ada, tapi kalau tidak ada dokter, pelayanan tidak berjalan maksimal dan klaim pun tidak bisa diproses,” jelasnya. Ia mengimbau masyarakat untuk terus memperbarui data kepesertaan agar akses layanan kesehatan berjalan lancar.
Gubernur NTT Dorong Kepemilikan KTP dan Tenaga Kesehatan Desa
Gubernur NTT Melki Laka Lena, dalam arahannya, menekankan pentingnya kepemilikan KTP sebagai syarat utama mengakses berbagai layanan publik. Ia menyebut masih ada sekitar 97.000 warga di NTT yang belum memiliki KTP.
“KTP itu adalah tiket awal untuk mendapatkan hak dasar. Tanpa KTP, orang tidak bisa daftar BPJS, tidak bisa sekolah, dan tidak bisa mengakses bantuan,” ujarnya.
Melki juga mendorong agar setiap desa memiliki tiga tenaga kesehatan utama: bidan, perawat, dan ahli gizi. Ia menyebut posyandu dan puskesmas harus menjadi garda terdepan pelayanan kesehatan masyarakat.
Dukung Produk Lokal dan Semangat NTT Sentris
Salah satu poin penting dalam kunjungan Gubernur adalah penguatan potensi ekonomi lokal melalui program One Village One Product (OVOP).
Ia mendorong agar setiap desa memiliki minimal satu produk unggulan berbasis sumber daya lokal yang dapat dikembangkan dan dipasarkan.
“Kita ingin agar pusat pertumbuhan ekonomi tidak hanya di Labuan Bajo. Kita dorong semua desa punya produk unggulan sendiri, dan itu harus didukung dengan pelatihan, kemasan, pemasaran, hingga akses ke pasar digital,” ungkap Gubernur.
Melki menegaskan bahwa semangat “NTT Sentris” adalah upaya untuk memastikan pembangunan menyentuh seluruh lapisan masyarakat secara adil dan merata, tanpa terkonsentrasi di satu kawasan saja.
Kolaborasi untuk Masa Depan Manggarai
Kunjungan kerja ini ditutup dengan komitmen bersama antara Pemerintah Kabupaten Manggarai dan Pemerintah Provinsi NTT untuk terus memperkuat sinergi dalam mewujudkan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
Dengan semangat kolaboratif, Bupati Hery dan Gubernur Melki menyepakati bahwa keberhasilan pembangunan bukan hanya soal capaian angka, tetapi juga tentang bagaimana setiap warga dapat merasakan dampaknya secara nyata dari desa terpencil hingga pusat kota.
“Kami terbuka terhadap semua bentuk kerja sama lintas sektor dan lintas tingkatan pemerintahan. Karena membangun Manggarai adalah membangun NTT, dan membangun NTT adalah tentang menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyatnya,” pungkas Bupati Hery.(*)

CATATAN REDAKSI: apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada redaksi kami EMAIL.
Sebagaimana diatur dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.