Penulis: Vincent Ngara | Editor: Tim
RUTENG, FAJARNTT.COM – Gelaran Festival Kopi Manggarai (FKM) selama 3 hari di Ruteng, Kabupaten Manggarai, sekiranya dapat menjadi salah satu instrumen untuk memulihkan perekonomian daerah.
Festival yang berlangsung mulai dari tanggal 4-6 Agustus di kawasan Parkir Katedral Ruteng ini menghadirkan 32 UMKM lokal dengan berbagai varian produk. Dari 32 UMKM tersebut, 12 UMKM merupakan UMKM kopi dari 3 wilayah di Manggarai, antara lain Manggarai Barat, Manggarai, dan Manggarai Timur. Dan kemudian dari Kabupaten Ngada serta Ende.
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Vinsensius Jemadu menyampaikan bahwa event ini merupakan salah satu instrumen untuk memulihkan perekonomian daerah.
“Salah satu instrumen yang bisa memulihkan perekonomian dan yang bisa mengumpulkan massa dalam skala besar yaitu melalui event. Oleh karena, itu kami mendukung penuh Festival Kopi Manggarai ini. Kualitas yang ada didalam event adalah sebuah nilai tambah dari sisi ekonomi UMKM, sosial budaya kearifan lokal, dan tentunya juga aspek keberlanjutan lingkungan,” tegas Vinsen.
Selain itu menurut Vinsen, kolaborasi seluruh stakeholder dan partisipasi masyarakat akan memberi kontribusi untuk pembangunan daerah.
Harapan Bupati Manggarai
Bupati Manggarai Herybertus G.L. Nabit juga menyampaikan harapan serupa. Dalam sambutannya Bupati Hery berharap penyelenggaraan event memberi dampak bagi para pelaku UMKM, hotel, kuliner, dan pelaku usaha lainnya sehingga terjadi peningkatan ekonomi. Selain itu penyelenggaraan event juga dapat memberi tambahan hiburan bagi masyarakat.
“Festival Kopi selama 3 hari ke depan ini bukan hanya akan berdampak baik bagi penjualan produk UMKM yang hadir di venue, tetapi juga pada okupansi hotel dan penginapan, sentra kuliner, dan juga sentra oleh-oleh yang ada di Ruteng. Saya berharap penyelenggaraan Festival Kopi ini dapat secara maksimal dimanfaatkan oleh para pelaku usaha yang ada di Kota Ruteng dan sekaligus memberi hiburan bagi masyarakat,” ungkap Bupati Hery.
“Harapannya, penyelenggaraan festival sebagai event tahunan daerah secara berkelanjutan kedepannya akan dapat membentuk ekosistem event khas daerah,” tambahnya.
Sebagai informasi, pelaksanaan Festival Kopi kali ini juga ada penandatanganan MoU antara Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) dengan Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis Arabika Flores Bajawa (MPIG-AFB) tentang Kerjasama dan Peran Serta Dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat di Bidang Kepariwisataan Melalui Pengelolaan Komoditas Unggulan Kopi di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
CATATAN REDAKSI: apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada redaksi kami EMAIL.
Sebagaimana diatur dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.