close menu

Masuk


Tutup x

Bawaslu Bali Sentuh Akar Rumput, Libatkan Kampus dalam Pengawasan Partisipatif

Penulis: | Editor: Redaksi

FAJARNTT.COM – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Bali terus memperluas pendekatan pengawasan pemilu berbasis partisipatif dengan menggandeng perguruan tinggi.

Langkah strategis ini ditunjukkan secara langsung oleh Ketua Bawaslu Bali, I Putu Agus Tirta Suguna, dalam kunjungannya ke kegiatan bakti sosial Universitas PGRI Mahadewa Indonesia di Desa Singapadu Kaler, Kabupaten Gianyar, Minggu (27/7/2025).

Dalam kegiatan tersebut, Suguna menyampaikan pentingnya peran kampus sebagai bagian dari ekosistem demokrasi. Menurutnya, mahasiswa dan civitas akademika bukan hanya kelompok intelektual, tetapi juga elemen kunci dalam menjaga integritas proses pemilu melalui literasi, riset, dan edukasi politik.

“Kampus adalah pusat lahirnya gagasan, kritik, dan agen perubahan. Demokrasi yang sehat lahir dari rahim pemikiran dan perjuangan seluruh elemen masyarakat, termasuk para akademisi dan mahasiswa,” ujar Suguna saat ditemui usai acara.

Bawaslu Bali, lanjutnya, tengah mengembangkan kemitraan jangka panjang dengan berbagai perguruan tinggi di Bali melalui program edukasi demokrasi dan pengawasan partisipatif.

Kedai Momica

Ia menekankan bahwa S

Salah satu pintu yang sedang dibuka adalah kolaborasi dalam kerangka Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), yang memungkinkan mahasiswa terlibat dalam kegiatan pengawasan pemilu sebagai bagian dari pengabdian masyarakat.

“Karena itu, kami ingin membuka ruang selebar-lebarnya untuk kolaborasi. Bukan hanya dengan universitas besar saja, tetapi seluruh kampus di Bali tanpa terkecuali,” tegasnya.

Suguna menegaskan, pengawasan partisipatif yang dibangun tidak bersifat teknokratis atau hanya berfokus pada pelaporan pelanggaran.

Lebih dari itu, lanjut Digunakan, Bawaslu ingin menumbuhkan kesadaran kolektif tentang pentingnya demokrasi bersih melalui pendekatan yang lebih edukatif dan berbasis riset.

“Kami tidak sedang menawarkan kerja sama seremonial, tetapi mengajak membangun kesadaran bersama bahwa demokrasi yang kuat hanya bisa lahir dari kolaborasi. Kampus dan mahasiswa adalah salah satu pilar penting dalam proses itu,” jelasnya.

Kegiatan bakti sosial di Desa Singapadu Kaler itu menjadi ruang perjumpaan antara idealisme mahasiswa dan agenda penguatan demokrasi yang diusung Bawaslu.

Mahasiswa yang terlibat tidak hanya memberikan pelayanan sosial, tetapi juga menyampaikan edukasi ringan kepada warga tentang pentingnya menjadi pemilih cerdas dan menolak politik uang.

Beberapa dosen yang hadir turut mengapresiasi langkah Bawaslu Bali dalam membangun pendekatan yang lebih membumi.

Menurut mereka, keterlibatan kampus dalam demokrasi harus terus difasilitasi agar mahasiswa tidak hanya aktif di ruang kelas, tetapi juga peka terhadap isu-isu publik yang berdampak langsung pada kehidupan masyarakat.

Dengan menjangkau akar rumput hingga ke desa-desa dan membangun kemitraan dengan dunia pendidikan, Bawaslu Bali berharap lahirnya generasi pengawas demokrasi yang tidak hanya kritis, tetapi juga berintegritas. Ini merupakan bagian dari transformasi pendekatan pengawasan yang tidak elitis, tetapi melibatkan rakyat secara luas, khususnya generasi muda.

Langkah ini menjadi bagian dari komitmen Bawaslu untuk memperkuat demokrasi Indonesia dari bawah ke atas, bukan hanya dari pusat ke daerah. Kolaborasi dengan kampus diyakini mampu menanamkan nilai demokrasi yang substansial sejak dini, sebagai investasi sosial dan politik jangka panjang.(*)

Penulis: Rizal Pan

Konten

Komentar

You must be logged in to post a comment.