
Penulis: Tim | Editor: Redaksi

RUTENG, FAJARNTT.COM – Peletakan batu pertama pembangunan Rumah Gendang Pau di Kelurahan Pau, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, berlangsung khidmat pada Senin pagi (11/8).
Kegiatan ini sekaligus menandai peluncuran program ambisius pembangunan 92 rumah gendang di seluruh wilayah Manggarai, yang menjadi bagian penting dari upaya pelestarian dan penguatan budaya lokal.
Hadir dalam kesempatan bersejarah ini Bupati Manggarai, Herybertus Geradus Laju Nabit, bersama Wakil Bupati Manggarai, Ketua PPK, perwakilan Pengadilan Negeri Ruteng, Camat Langke Rembong, Lurah se-Kecamatan, serta Wakapolres Manggarai yang mewakili Kapolres.
Selain itu, sejumlah pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), pimpinan Bank NTT, serta Pastor Paroki Cewonikit juga memberikan dukungan moral dan spiritual dalam acara yang diawali dengan ritual adat dan misa syukur.
Dalam sambutannya, Bupati Herybertus menegaskan bahwa pembangunan rumah gendang bukan sekadar proyek fisik, melainkan merupakan investasi budaya yang sangat penting bagi masyarakat Manggarai.

“Rumah gendang bukan rumah pemerintah, melainkan milik masyarakat. Dana yang digunakan adalah uang masyarakat sendiri, yang disalurkan melalui pajak yang mereka bayarkan,” ujarnya.
Dijelaskan Bupati Hery, Rumah gendang memiliki fungsi sosial dan budaya yang sangat vital.
Menurutnya,rumah gendang menjadi pusat kegiatan adat, tempat berkumpul masyarakat dalam berbagai acara, dan menjadi simbol identitas serta persatuan masyarakat Manggarai.
“Kita membutuhkan rumah gendang sama halnya kita membutuhkan air dan listrik. Ia adalah denyut nadi kehidupan budaya kita,” tegas Bupati.
Bupati Hery juga menekankan pentingnya disiplin waktu dan kualitas dalam proses pembangunan.
“Harus tepat waktu dan sesuai standar, agar rumah gendang ini bisa segera dimanfaatkan masyarakat untuk memperkuat budaya dan sosial,” katanya.
Ia juga menerangkan, Pemerintah Kabupaten Manggarai memandang pembangunan 92 rumah gendang ini sebagai langkah awal yang strategis.
“Jika seluruhnya berhasil dibangun, maka akan menjadi bukti nyata kebangkitan budaya lokal yang didukung oleh kesadaran dan partisipasi masyarakat,” tuturnya.
Ritual Adat dan Misa Syukur: Menguatkan Makna Spiritual
Acara dimulai dengan ritual adat yang dijalankan secara khidmat oleh tokoh adat setempat, menandakan penghormatan kepada leluhur dan nilai-nilai budaya Manggarai.
Setelah itu, misa syukur dipimpin oleh Romo Ardi Obot, menambahkan dimensi spiritual yang memperkuat makna pembangunan rumah gendang sebagai karya bersama yang diberkati.
Kehadiran berbagai unsur pemerintahan, kepolisian, lembaga perbankan, serta tokoh agama dalam acara tersebut menunjukkan dukungan luas atas program ini.
Wakapolres Manggarai, Sitepu, menyatakan bahwa keberadaan rumah gendang juga mendukung stabilitas sosial dan keamanan di masyarakat.
Sementara pimpinan Bank NTT menyambut baik langkah pemerintah dalam menggerakkan dana masyarakat untuk pemberdayaan budaya.
Program ini diharapkan menjadi pemicu lahirnya gelombang baru kesadaran budaya di Manggarai.
“Ini adalah mimpi kita semua. Dengan rumah gendang yang terbangun, tradisi dan kearifan lokal kita akan terus hidup dan menjadi sumber kekuatan sosial,” tutup Bupati Hery.(*)