close menu

Masuk


Tutup x

Bidan Sebagai Garda Terdepan dalam Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi

Lusia Florida Dua Limek, Mahasiswa Universitas St.Paulus Ruteng,Foto(Dok.Pribadi).

Penulis: | Editor: Tim

Dibuat oleh: Lusia Florida Dua Limek,NPM : 25204069, Prodi Kebidanan,(Mahasiswa Universitas St.Paulus Ruteng).

RUTENG,FAJARNTT.COM- Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu indikator utama kesejahteraan suatu bangsa. Derajat kesehatan ibu dan bayi mencerminkan kualitas pelayanan kesehatan, tingkat pendidikan, serta kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan reproduksi.

Di Indonesia, masalah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih menjadi perhatian besar.

Meskipun sudah banyak kemajuan, data menunjukkan bahwa jumlah kematian ibu akibat komplikasi kehamilan dan persalinan masih cukup tinggi, begitu pula dengan kematian bayi yang disebabkan oleh asfiksia, infeksi, dan berat badan lahir rendah.

Dalam konteks ini, peran bidan sangatlah penting. Bidan tidak hanya membantu proses kelahiran, tetapi juga memberikan pelayanan kesehatan menyeluruh mulai dari prakonsepsi, masa kehamilan, persalinan, nifas, hingga bayi baru lahir.

Sebagai tenaga kesehatan yang paling dekat dengan masyarakat, bidan berperan sebagai garda terdepan dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi melalui pelayanan yang profesional, empatik, dan berbasis bukti ilmiah.

*Peran Bidan dalam Pelayanan Kesehatan Ibu*

Bidan memiliki tanggung jawab besar dalam memberikan pelayanan kebidanan yang komprehensif dan berkesinambungan. Dalam tahap kehamilan, bidan melakukan pemeriksaan antenatal care (ANC) secara rutin untuk mendeteksi dini risiko komplikasi, memantau tumbuh kembang janin, serta memberikan konseling gizi, kebersihan, dan tanda bahaya kehamilan.

Pelayanan yang diberikan bidan juga mencakup pendampingan emosional kepada ibu hamil agar lebih siap secara mental menghadapi proses persalinan. Hal ini penting karena banyak kematian ibu disebabkan oleh keterlambatan pengambilan keputusan untuk mencari pertolongan medis akibat kurangnya pengetahuan dan dukungan keluarga.

Dengan pendekatan edukatif, bidan membantu membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan di fasilitas kesehatan.

*Peran Bidan Dalam Persalinan dan Masa Nifas*

Pada proses persalinan, bidan memiliki peran vital untuk menjamin keselamatan ibu dan bayi. Penerapan Asuhan Persalinan Normal (APN) menjadi pedoman penting agar proses kelahiran berlangsung aman, nyaman, dan sesuai standar medis. Bidan harus mampu mengenali tanda-tanda komplikasi seperti perdarahan, preeklampsia, atau infeksi, serta

*Melakukan Tindakan Awal Sebelum Merujuk ke Fasilitas Kesehatan yang Lebih Lengkap*

Setelah persalinan, masa nifas menjadi periode krusial yang sering kali diabaikan. Bidan memiliki tugas untuk memantau pemulihan ibu, mendeteksi tanda bahaya nifas, serta memberikan konseling tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD), pemberian ASI eksklusif, dan perawatan bayi baru lahir.

Pendampingan bidan pada masa ini berkontribusi besar dalam mencegah komplikasi pascapersalinan dan meningkatkan ikatan emosional antara ibu dan bayi.

*Peran Bidan dalam Menurunkan Angka Kematian Bayi*

Kematian bayi di Indonesia masih didominasi oleh faktor gizi, infeksi, dan kondisi neonatal. Bidan berperan penting dalam memberikan edukasi kepada ibu tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif, imunisasi dasar lengkap, serta pemantauan tumbuh kembang anak.

Melalui kegiatan Posyandu, bidan menjadi fasilitator utama dalam pemantauan berat badan, pemberian vitamin A, serta edukasi mengenai pola asuh dan kebersihan lingkungan.

Selain itu, bidan juga berperan dalam pencegahan stunting, yang masih menjadi masalah nasional. Dengan memberikan edukasi gizi seimbang dan pola makan sehat sejak masa kehamilan, bidan membantu mencetak generasi yang sehat dan cerdas di masa depan.

*Tantangan yang Dihadapi Bidan*

Meskipun peran bidan sangat penting, masih banyak tantangan yang dihadapi di lapangan. Beberapa di antaranya adalah keterbatasan fasilitas di daerah terpencil, minimnya alat medis, dan beban kerja yang tinggi. Selain itu, masih ada masyarakat yang memilih melahirkan tanpa tenaga kesehatan profesional karena faktor budaya, ekonomi, atau jarak ke fasilitas kesehatan.

Untuk mengatasi hal ini, diperlukan dukungan pemerintah dalam pemerataan tenaga kesehatan, peningkatan pelatihan dan kesejahteraan bidan, serta penyediaan sarana dan prasarana yang memadai.

Bidan juga perlu terus meningkatkan kompetensi melalui pendidikan berkelanjutan dan penerapan asuhan kebidanan berbasis bukti (evidence-based practice) agar mampu memberikan pelayanan terbaik dan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

*Sinergi Bidan, Pemerintah, dan Masyarakat*

Menurunkan angka kematian ibu dan bayi bukan hanya tanggung jawab bidan semata, melainkan juga membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak. Pemerintah harus memperkuat kebijakan kesehatan reproduksi dan memperluas akses layanan bagi masyarakat.

Sementara itu, keluarga dan masyarakat perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya peran bidan dalam menjaga keselamatan ibu dan bayi.

Program nasional seperti Gerakan Sayang Ibu (GSI), Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK), dan Sustainable Development Goals (SDGs) harus terus diperkuat.

Tujuan ketiga SDGs, yaitu “menjamin kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua orang di segala usia,” sangat relevan dengan peran bidan dalam memastikan setiap kelahiran berlangsung aman dan setiap anak memiliki kesempatan hidup sehat sejak dini

*Bidan Memiliki Peran yang Sangat Strategis Sebagai Garda Terdepan*

Dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Mereka tidak hanya berfungsi sebagai tenaga medis, tetapi juga sebagai pendidik, konselor, dan pelindung bagi perempuan serta bayi baru lahir. Melalui pelayanan yang profesional, berbasis bukti, dan berlandaskan empati, bidan menjadi ujung tombak dalam menciptakan generasi yang sehat dan berkualitas.

Namun, keberhasilan dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi tidak dapat dicapai tanpa dukungan lintas sektor. Pemerintah, masyarakat, dan tenaga kesehatan lainnya harus bersinergi menciptakan sistem pelayanan yang merata, berkualitas, dan berkelanjutan.

Dengan demikian, cita-cita untuk mewujudkan Indonesia yang bebas dari kematian ibu dan bayi yang dapat dicegah bukanlah hal yang mustahil.

Bidan adalah pelita kehidupan, penerang bagi setiap kelahiran, dan penjaga pertama bagi masa depan bangsa.(***)

Kedai Momica
Konten

Komentar

You must be logged in to post a comment.