
Penulis: Nal Jehaut | Editor: Tim
Dibuat oleh:AVELINA LAVIN,PRODI: S1 KEBIDANAN(UNIVERSITAS SANTO PAULUS RUTENG).
RUTENG,FAJARNTT.COM– Di tengah kehidupan masyarakat, masih banyak perempuan yang merasa takut, cemas, bahkan malu ketika mendengar diagnosis kista ovarium. Tidak sedikit yang langsung menganggapnya sebagai vonis berat, bahkan akhir dari harapan itu bisa untuk memiliki keturunan.
Pandangan seperti itu sering kali muncul bukan karena fakta medis, melainkan karena minimnya pengetahuan dan edukasi tentang kesehatan reproduksi perempuan.Kista ovarium sebenarnya adalah kantung berisi cairan yang tumbuh di dalam atau di permukaan ovarium (indung telur).
Sebagian besar kista bersifat jinak dan bisa hilang dengan sendirinya tanpa memerlukan tindakan medis besar. Namun, karena kurangnya pemahaman, banyak perempuan baru menyadari keberadaan kista setelah mengalami gejala yang berat atau setelah melakukan pemeriksaan yang terlambat. Kondisi ini memperkuat stigma bahwa kista ovarium adalah penyakit berbahaya dan menakutkan.
*Masalah Utamanya Terletak Pada Kurangnya Edukasi Kesehatan Reproduksi Sejak Dini*
Di sekolah, pembahasan tentang organ reproduksi sering kali dianggap tabu.Akibatnya, perempuan tumbuh tanpa pengetahuan yang cukup tentang tubuhnya sendiri.
Mereka tidak tahu bagaimana mengenali tanda-tanda awal gangguan reproduksi, termasuk kista ovarium. Di sisi lain, budaya patriarki juga membuat pembicaraan tentang kesehatan reproduksi dianggap memalukan, sehingga perempuan enggan memeriksakan diri atau sekadar berbagi cerita.
*Edukasi Kesehatan Reproduksi Sangat Penting Agar Perempuan Dapat Memahami Tubuhnya*
mengenali gejala, dan mengambil langkah pencegahan yang tepat. Pemerintah dan lembaga pendidikan seharusnya berperan aktif menyediakan informasi yang benar dan mudah dipahami. Media massa pun memiliki tanggung jawab untuk mengedukasi masyarakat, bukan justru menakut-nakuti dengan pemberitaan yang menyesatkan.
Selain itu, lingkungan keluarga juga perlu berperan dalam membangun rasa percaya diri dan keterbukaan perempuan terhadap kesehatan diri sendiri. Orang tua, khususnya ibu, dapat menjadi sumber informasi pertama yang membantu anak perempuan memahami siklus menstruasi, tanda-tanda kelainan, dan pentingnya pemeriksaan rutin.
*Kista Ovarium Bukanlah Akhir Dunia*
Dengan pengetahuan yang cukup, pemeriksaan dini, dan dukungan moral dari lingkungan sekitar, perempuan dapat menjalani pengobatan dengan tenang dan tetap memiliki kualitas hidup yang baik.
Sudah saatnya kita berhenti menakut-nakuti perempuan dengan mitos dan mulai memberdayakan mereka dengan edukasi. Karena ketika perempuan memahami tubuhnya sendiri, dan mereka bisa menjaga kesehatannya.(**)



