
Penulis: N. Firman | Editor:
Senada dengan Herman, SW selaku pengguna jalan mengaku kecewa dengan pengerjaan Lapen yang berkualitas buruk.
“Sejak lama, pembangunan Lapen ini merupakan dambaan masyarakat demi memperpendek jarak tempuh sekaligus mempermudah akses transportasi dari dan menuju Benteng Jawa. Kenyataannya, hampir pasti lapen dikerjakan asal-asalan. Rupanya kontraktor mengabaikan kualitas demi mendapatkan keuntungan besar,” tuturnya.

Menurutnya, peningkatan status jalan dari telford ke Lapen merupakan kepentingan jangka panjang bagi masyarakat. Oleh sebab itu, kata dia, CV yang mengerjakan harus bertanggungjawab.
“Saya meminta CV harus mengerjakan kembali Lapen yang sudah rusak. Kerjanya sesuai standar baku yang berkualitas, bukan hanya tambal saja,” tegas warga yang meminta untuk menulis inisial saja namanya.

SW berharap, agar Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), DPRD, dan Inspektorat Matim untuk segera turun lapangan untuk melihat kondisi kubangan Lapen yang rusak di beberapa titik.
Sebagai informasi, wartawan media ini menghubungi pihak kontraktor melalui telpon seluler untuk dimintai klarifikasi, tetapi kontraktor mengabaikannya.

CATATAN REDAKSI: apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada redaksi kami EMAIL.
Sebagaimana diatur dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.