close menu

Masuk


Tutup x

Ferdy Hasiman Dukung Pengembangan PLTP Ulumbu: Kita Butuh Listrik

Ferdy Hasiman
Peneliti Alpha Research Database, Ferdy Hasiman (Foto: Ferdy Hasiman)

Penulis: | Editor: Vincent Ngara

RUTENG, FAJARNTT.COM – Ferdy Hasiman menilai Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu atau Geothermal mempunyai transisi energi, bahkan menyebut dampaknya baik untuk investasi pariwisata maupun bidang kelautan.

Hal tersebut ia sampaikan saat kegiatan pertemuan lanjutan identifikasi dan pendataan awal lokasi pembangunan PLTP Ulumbu unit 5-6 (2×20 MW) Wallpad H,I,J dan Acsses Road di Poco Leok bersama seluruh tokoh adat (13 Tua Gendang) masyarakat Poco Leok.

“Sekarang sudah ada kesempatan untuk menggunakan energi transisi, jadi kita sudah masuk di energi transisi itu. Pulau flores ini istilahnya mendapat berkah kalau tidak ada PLTP yang potensinya cukup besar mungkin tidak di lirik apalagi dengan investasi pariwisata. Ingat ada ahli yang mengatakan investasi di abad yang 21 bukan tambang lagi, jadi kita bertumpu pada barang itu,” ungkap Peneliti Alpha Research Database ini di yang bertempat di Aula Ranaka Kantor Bupati Manggarai, pada Kamis, 25 Juli 2024.

Ferdy menerangkan, sesungguhnya PLTP dengan tambang itu berbeda, karena PLTP mengambil uapnya.

“Kalau tambang-tambang yang sekarang banyak di beberapa wilayah yang asal gali, kemudian tidak di tutup sehingga dibiarkan menganga atau asal gali. Akibatnya terjadi kerusakan lingkungan di berbagai wilayah,” katanya

Menurut Ferdy, investasi PLTP (geothermal) itu sangat mahal dan bahkan PLN siap mengambil resiko untuk melakukan pemboran. Resiko itu ditolak bahkan dicitrakan perusahaan yang negatif.

“Jadi kita butuh listrik kedepan, sehingga kalau kita tidak teruskan sampai kapanpun tidak mandiri secara ekonomi, energi dan kita terus bergantung pada dunia luar. Bahkan kalau ini dieksplorasi saya kira investasi pariwisata kita akan naik,” ujarnya.

Ferdy Mendukung Perluasan PLTP Ulumbu

Ia mengutarakan, jika negara-negara Eropa sekarang mau berinvestasi ke Labuan Bajo. Tapi jikalau pakai PLTU yang ada di Rangko mereka tidak mau.

“Listriknya datang darimana? Oh dari Rangko No!. Jadi kita butuh investasi untuk bangun ini daerah sehingga salah satu motor penggerak investasi adalah energi dan energi itu harus hijau. Dan juga kita masuk dalam transisi energi hijau itu,” sebutnya.

Kendati demikian, Ferdy Hasiman pun dengan lantang menyatakan untuk mendukung perluasan PLTP yang ada di Poco Leok itu.

“Karena itu saya berani untuk mengatakan bahwa saya terima geothermal karena ada unsur transisi energi di sini, kita sangat membutuhkan sekali. Kalau geothermal ini berkembang di Flores saya sangat yakin akan sangat banyak investasi yang masuk disana, baik itu pariwisata maupun aset kelautan yang luar biasa,” tandasnya.

“Tetapi kalau kekayaan itu tidak dimanfaatkan dengan baik itu susah dan bagaimana investasi masuk tentu mereka akan tanya bagaimana listriknya, airnya, bagaimana infrastrukturnya. Kalau tiga itu tidak ada mereka akan berhenti dan kita akan terus seperti ini,” sambungnya.

Negara Sulit untuk Terus Mengandalkan BBM

Di sisi lain ia menjelaskan, tahun 80-an sampai tahun 2000 Indonesia ini kaya minyak, negara dengan produksi minyak terbesar  di Asia. Produksinya, kata dia, 1,6 juta barol per hari dan tetap eksplorasi yang dilakukan terus menerus.

“Seiring dengan eksplorasi pemboran dan segala macamnya, produksi minyak kita terus turun. Di awal tahun 2000-an, kebetulan saya masih ingat sudah hampir 900 ribu barel per hari. Dan sekarang di tahun 2024 tinggal 630 ribu barel per hari dan kita butuh minyak impor sekitar 60% untuk bisa memenuhi konsumsi dalam negeri (bensin, solar termasuk listrik),” paparnya.

Jadi lanjut dia, sejak pertama Presiden Jokowi menjabat apa yang ideal untuk kemandirian energi tidak ada, karena kita bergantung penuh pada minyak.

“Hampir 60% kita mengimpor minyak dari luar dan kita mengalami defisit neraca perdagangan APBD kita jebol, karena kita harus membeli minyak dari luar. Belum lagi isu mafia migas. Jadi negara kita memang ini sulit kalau kita mengandalkan BBM. Jadi kalau kita terus mengharapkan minyak atau BBM, kita tidak ada listrik nanti. Hari ini listrik nyala, minggu depan belum tentu. Kita pasti ngamuk karena, kita tidak punya sumber,” pungkasnya.

Karena itu, Ferdy pun berharap kepada pihak PLN untuk terus bertukar pikiran dengan berbagai stakeholder dan masyarakat bawah dan berbagai kalangan agar menjelaskannya secara masuk akal.(*)

Follow Berita FajarNTT.com di Google News

Dapatkan update breaking news dan berita pilihan kami dengan mengikuti FajarNTT.com WhatsApp Channel di ponsel kamu

CATATAN REDAKSI: apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada redaksi kami EMAIL.
Sebagaimana diatur dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.

Konten

Komentar

You must be logged in to post a comment.

Terkini Lain

Konten