Penulis: Vincent Ngara | Editor:
Borong, FajarNTT.com – Alasan ekonomi, penderita kanker mulut di Manggarai Timur butuh uluran tangan donatur.
Wihelmina Nima (70), warga asal kampung Rejo, Desa Leong, Kecamatan Lamba Leda Selatan, Kabupaten Manggarai Timur, NTT, sudah 3 tahun menderita penyakit kanker.
Saat wartawan media ini menemui (15/5) ibu dari 4 orang tersebut, terlihat lemas dan kurus. Dalam kondisi tersebut, Wihelmina masih berkenan menceritakan awal mula munculnya penyakit yang menderanya.
Wihelmina sudah berkali-kali menghubungi keempat orang anaknya, hingga saat ini belum ada satupun yang datang menjenguknya. Sembari meneteskan air mata, janda 4 orang anak menceritakan awal mulanya ia merasakan sakit di bagian sisi kiri mulutnya. Ia mengira jika itu hanyalah sakit gigi biasa, sehingga hanya mengonsumsi obat dari apotek.
“Saya mulai rasa sakit tambah parah sejak tahun lalu, dan muncul benjolan kecil kemudian semakin lama benjolan tersebut semakin besar. Saya lalu minta bantuan tetangga untuk belikan obat generik di apotek, tapi belum juga ada perubahan,” tuturnya.
Ia juga mengaku kadang tidak bisa tidur nyaman lantaran kondisinya semakin memburuk.
“Tetangga yang saat datang jenguk saya, mereka rasakan bau yang menyengat dari mulut saat saya bernafas,” lanjutnya.
Menderita Kanker Mulut
Kondisi tersebut membuatnya berinisiatif untuk memeriksakan diri ke dokter. Para tetangganya pun Wihelmina mendatangi Puskesmas Bea Muring. Setibanya di sana, dokter di Puskesmas lalu menyarankannya untuk cek kondisi mulut di RSUD Ben Mboy di Ruteng.
Setelah periksa di RSUD Ben Mboy Ruteng, dokter menyimpulkan Wihelmina positif menderita penyakit Kanker mulut. Namun, peralatan medis di RSUD Ben Mboy ternyata belum lengkap, sehingga harus rujuk ke beberapa rumah sakit lain yang lebih lengkap, dan salah satu yang direkomendasikan adalah rumah sakit Sanglah Bali untuk dilakukan operasi atau kemoterapi.
Alasan kondisi ekonomi membuat Wihelmina terpaksa mengurungkan niatnya untuk mendapatkan pengobatan atau tindakan operasi di Bali.
“Saya hanyalah seorang petani. Pendapatan tidak menentu bahkan tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Anjuran dokter untuk dioperasi sama sekali tidak bisa karena tidak punya uang,” ungkap Wihelmina dengan mata berkaca-kaca.
Terhadap kondisinya itu, ia hanya bisa berpasrah dan berharap agar kiranya Tuhan berkenan menyembuhkanya melalui cara apapun.
Ia juga sangat berharap dan bersyukur jika bantuan Tuhan datang melalui para pembaca yang berbaik hati untuk berkenan membantu berdonasi untuk kesembuhannya.
Bagi para donatur yang ingin membantu Wihelmina, bisa kirim melalui nomor rekening BRI 7644-01-007-868-53-1 atas nama Wihelmina Nima, nomor kontak 082338879095.
CATATAN REDAKSI: apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada redaksi kami EMAIL.
Sebagaimana diatur dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.