
Penulis: Alfonsius Andi | Editor:
Iren Surya mengajak seluruh komponen masyarakat Manggarai Barat untuk melihat secara obyektif dan merenungkan secara kritis kondisi sosial-politik lokal yang terjadi saat ini.
“Kita coba membuat penilaian yang jujur terhadap pelbagai persoalan yang mendera kita selama ini. Jika kita masuk ke inti terdalam realitas politik Mabar, kita harus akui bahwa Mabar ini bersifat paradoks. Di satu sisi, stok sumber daya alam,budaya, dan manusianya, cukup melimpah. Tetapi, semua kekayaan itu, tidak membuat Mabar lebih maju dari daerah lainnya di NTT ini. Sama seperti NTT yang miskin, demikian pun Mabar, dari bupati ke bupati Mabar tetap miskin. Ada banyak kebutuhan dasar publik yang karena kondisi kemiskinan itu, tidak bisa terpenuhi. Ada apa dengan Mabar?” ujar Iren Surya.
Menurut Iren Surya, kenyataan buram itu lebih banyak dipengaruhi oleh spirit kepemimpinan yang diperlihatkan para penguasa lokal Manggarai Barat. Tingkat kepedulian dan komitmen untuk memperbaiki nasib publik, belum diperlihatkan secara optimal. Beberapa contoh kata dia, antara lain, isu air minum bersih, masalah sampah, infrastruktur jalan yang beruk, pendidikan yang tidak diurus dengan baik, sarana kesehatan yang masih jauh dari standar, pariwisata yang lebih banyak melayani kepentingan kapitalis, dan lain-lain.
“Pelbagai persoalan itu, seolah tak menemukan jalan keluar yang efektif sehingga ‘kemiskinan’ tetap akrab dengan daerah ini,” katanya.





