Penulis: Alfonsius Andi | Editor:
Oleh: Sumardi
Pemuda selamanya adalah energi peradaban, yang terus mengalir dalam darah rakyat, setiap kali energi itu meledak, maka sejarah segera mencatat peristiwa-peristiwa itu, dan langit menjadi saksi.
Sebuah lembaran kehidupan baru dari buku sejarah manusia telah dibuka. Sejarah perjuangan bangsa Indonesia, setidak-tidaknya dalam perjalanannya, ditandai dengan kelahiran generasi demi generasi pada setiap masanya.
Karena setiap zaman ada pahlawannya, dan setiap masa ada tokoh-tokoh dan pelaku sejarahnya. Jika generasi 1998 berhasil menumbangkan rezim Orde Baru, maka generasi 1966 mengakhiri Orde Lama.
Begitu kita menyusuri sejarah bangsa ini lebih jauh, kita akan bertemu dengan generasi 1945 yang mempelopori Kemerdekaan Indonesia.
Dan lebih jauh ke belakang ada generasi 1928 yang mempelopori Persatuan Nasional dalam simbol satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa melalui Sumpah Pemuda.
Generasi-generasi itu selalu muncul sebagai pelopor, menjadi garda terdepan dalam membela rakyat dan mengobarkan api perjuangan.
Peristiwa-peristiwa perubahan sosial itu, menjadi catatan emas sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Sejarah anak-anak muda adalah sejarah perlawanan dan pembelaan.
Sebelum kemerdekaan pemuda Indonesia bangkit menyatukan bangsa melawan penjajah serta merebut kemerdekaan.
Tapi setelah merdeka, mereka bangkit melawat penguasa tiran dan diktator serta membela rakyat dari penindasan sosial, politik, ekonomi dan pendidikan.
Perlawanan dan pembelaan adalah energi peradaban. Dan energi itu lahir idealisme yang terpasung oleh kondisi lingkungan sosial yang tidak sehat, pemimpin yang tiran dan otoriter, lahir dari ketertindasan dan ketidakadilan.
Maka setiap kali janji keadilan dan kesejahteraan terpasung ketidakadilan, dan krisis ekonomi yang ujung-ujungnya menyengsarakan rakyat, atau suara keadilan terbungkam penguasa tiran.
Dan setiap kali ada kegelisahan dan mengganggu kenyamanan hidup mereka, maka pemuda bergerak dan segera berdiri di garis depan menyambut panggilan sejarah, dengan melawan ketidakadilan, ketertindasan dan kesewenang-wenangan penguasa tiran. (*)
CATATAN REDAKSI: apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada redaksi kami EMAIL.
Sebagaimana diatur dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.