close menu

Masuk


Tutup x

Ferdy Hasiman: Upaya PLN Lakukan Co-Firing Biomassa Patut Diapresiasi, Energi Bersih Ramah Lingkungan

Ferdy Hasiman
Pengamat Tambang dan Energi, Ferdy Hasiman (Foto: Dok. Pribadi)

Penulis: | Editor: Vincent Ngara

JAKARTA, FAJARNTT.COM – Ferdy Hasiman mengapresiasi upaya Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengupayakan program co-firing biomassa di sekitar Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).

Menurutnya, ini upaya besar PLN agar ekonomi daerah bisa tumbuh dan ekosistem perekonomian daerah di NTT, baik di pulau Timor, Sumba dan Flores tumbuh. Tanpa upaya dan bantuan seperti itu, daerah ini tetap terbelakang, maka harus ada upaya-upaya terukur, sengaja dan sistematis untuk membantu daerah ini keluar dari poverty trap (Jebakan kemiskinan).

“Kemiskinan di NTT tinggi, karena ekonomi tak tumbuh. Maka, apapun upaya untuk mendorong ekosistem ekonomi kerakyatan, termasuk upaya PLN melakukan co-firing biomassa di sekitar PLTU wajib diapresiasi,” kata Ferdy melalui keterangan tertulis kepada media ini, pada Jumat, 16 Agustus 2024.

Transisi Energi

Di NTT, lanjut Ferdy, PLN sedang mendorong co-firing biomassa di PLTU Bolok dengan teknologi tinggi. Di PLTU Bolok, PLN telah sukses meningkatkan penggunaan biomassa sebesar 900 persen pada tahun 2024 sebagai bahan bakar dalam proses pembangkitan listrik. Itu terlihat dari pemakaian biomassa sebesar 879 ton dan menghasilkan energi sebesar 894 MWh tahun 2024.

“Ini adalah upaya PLN untuk mendorong transisi energi dan pemakaian energi bersih yang ramah lingkungan dan rendah karbon,” kata Ferdy selaku Pengamat tambang dan energi pada Alpah Research Database Indonesia.

“Saya berharap, PLN melakukan co-firing biomassa di beberapa PLTU milik PLN di Flores, seperti di PLTU Ropa agar ekonomi di wilayah kabupaten Ende dan sekitarnya tumbuh dan daerah ini mengandalkan energi berbasis ramah lingkungan dan rendah karbon,” terangnya.

Informasinya, co-firing adalah teknologi pembakaran campuran batubara dan biomassa untuk menghasilkan energi listrik. Pengembangan co-firing biomassa ini mengandalkan hutan energi dan peternakan terpadu sebagai bahan bakunya.

“Ini kan bukan hanya untuk menghasilkan listrik semata saja, tetapi pengembangan ekonomi masyarakat di daerah, termasuk di NTT, karena mengajak masyarakat di semua hutan energi dan peternakan terpadu untuk berpartisipasi menjaga lingkungan. Masyarakat juga diajak untuk melakukan budaya tanam pohon sebagai bahan baku biomassa. Tanaman yang cocok untuk biomassa, seperti Kaliandra, Kedondong Hutan dan Lamtoro. Semua ini tumbuh subur di Timor, Sumba dan Flores. Dengan begitu, masyarakat di sekitar bisa menghasilkan pendapatan dan ekonomi masyarakat bisa naik,” terangnya lagi.

Upaya PLN Selamatkan Lingkungan

Ferdy pun mengungkapkan bahwa upaya PLN untuk menyelamatkan lingkungan di NTT juga perlu diapresiasi. NTT selama ini dikenal sebagai daerah yang tak memiliki sumber daya energi listrik, termasuk minyak, gas dan batubara. Sementara sumber listrik di pulau Timor, Flores dan Sumba mayoritas atau hamper 80 persen berasal dari batubara dan Bahan Bakar Minyak (BBM).

“Batubara tak ada di NTT. PLN harus mengangkut batubara dari Kalimantan dan Sumatera untuk menyelamatkan kelistrikan NTT. Begitupun BBM. NTT tak memiliki lapangan minyak. PLN harus mengangkut BBM dari kilang-kilang minyak Pertamina yang ada di Balongan, Duri dan Dumai untuk dikapalkan ke NTT. Ini tentu membiaya biaya angkut PLN menjadi sangat mahal dan jika negara tak turun tangan untuk melakukan subsidi, harga rumah listrik masuk ke rumah tangga pasti akan mahal. NTT perlu bersyukur karena harga listrik di Jawa dan di rumah-rumah penduduk di NTT sama, karena negara mengeluarkan anggaran besar untuk subsidi listrik,” ungkapnya.

Untuk itu, lanjut dia, setiap upaya untuk mengembangkan sumber kelistrikan dengan memperhatikan lingkungan hidup, seperti biomassa dan PLTP yang tersebar di NTT perlu didukung.

“Itu bukan untuk kepentingan PLN semata, tetapi untuk kepentingan kelistrikan di seluruh wilayah NTT dan untuk pertumbuhan ekosistem ekonomi kerakyatan. Jika pasokan listrik aman, tentu anda akan protes ke PLN. Namun, anda tidak bertanya mengapa listrik di NTT aman? Jika bukan karena pengorbanan PLN sebagai korporasi dan negara untuk menjaga keamanan listrik di seluruh Indonesia, termasuk di NTT. Ayo masyarakat NTT, dukung upaya transisi energi untuk mendapatkan energi bersih dan ramah lingkungan di NTT,” ajak Ferdy Hasiman.(*)

Follow Berita FajarNTT.com di Google News

Dapatkan update breaking news dan berita pilihan kami dengan mengikuti FajarNTT.com WhatsApp Channel di ponsel kamu

CATATAN REDAKSI: apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada redaksi kami EMAIL.
Sebagaimana diatur dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.

Konten

Komentar

You must be logged in to post a comment.

Terkini Lain

Konten