close menu

Masuk


Tutup x

Vatikan Kesal dengan Panitia Olimpiade Paris 2024, Ini Alasannya

Vatikan
Penari Drag Pada Upacara Pembukaan Olimpiade Paris 2024 di Perancis Seolah-olah Sedang Memperagakan Lukisan Perjamuan Terakhir (Foto: Marca.com/Wikipedia)

Penulis: | Editor: Vincent Ngara

FAJARNTT.COM – Para pemimpin Gereja Katolik mengecam pemeragaan ‘Perjamuan Terakhir’ pada upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024 di Perancis.

Hal itu bukan tanpa alasan, Vatikan menganggap panitia Olimpiade Paris 2024 di Perancis kurang menghormati orang lain dan agama.

Kontroversi itu mencuat saat para penari drag muncul untuk menciptakan kembali lukisan terkenal Leonardo da Vinci tentang perjamuan terakhir. Ketika Yesus Kristus merayakan malam bersama murid-muridnya sebelum dikhianati oleh Yudas dan disalib.

Awalnya panitia Olimpiade Paris 2024 menyangkal bahwa hal itu tidak ada hubungannya dengan lukisan perjamuan terakhir. Para pengamat pun menuduh penyelenggara upacara pembukaan tidak menghormati iman Kristen.

Belakangan panitia pun mengakui bahwa sumber inspirasi dari para penari adalah lukisan perjamuan terakhir. Hal itu menimbulkan kemarahan dari Gereja.

“Tahta Suci merasa sedih dengan pemandangan tertentu pada upacara pembukaan Olimpiade Paris,” demikian bunyi pernyataan Vatikan melansir marca.com, pada Minggu, 4 Agustus 2024.

“Dan tidak bisa tidak bergabung dengan suara-suara yang muncul dalam beberapa hari terakhir untuk menyesalkan pelanggaran yang dilakukan terhadap banyak umat Kristen dan penganut agama lain,” tulisnya.

“Pada acara bergengsi di mana seluruh dunia berkumpul untuk berbagi nilai-nilai yang sama, tidak boleh ada sindiran yang mengejek keyakinan agama banyak orang. Kebebasan berekspresi, yang jelas tidak dipertanyakan di sini, dibatasi oleh rasa hormat terhadap orang lain,” tulis Vatikan lagi.

Kecaman dari Umat Kristen dan Tokoh Politik

Panitia Olimpiade 2024 di Perancis juga telah meminta maaf atas segala pelanggaran yang ditimbulkan.

Pihak panitia mengakui tidak pernah bermaksud menimbulkan pelanggaran, dan menegaskan bahwa mereka telah berusaha menunjukkan keterbukaan masyarakat modern dan toleransi masyarakat di Perancis.

Informasinya, pelaku drag sering kali adalah anggota komunitas LGBTQ+ atau mereka yang memiliki orientasi seksual ganda. LGBTQ+ merupakan sesuatu yang dianggap dosa oleh agama Kristen, karena bertentangan dengan tradisi, agama, dan moral.

Alhasil, para pemimpin dan tokoh politik anti-LGBTQ+ pun mengecam peristiwa di Olimpiade Paris 2024. Mereka antara lain, Wakil Perdana Menteri Italia, duta besar Hongaria untuk Vatikan, anggota parlemen Eropa Prancis Marion Marechal, dan mantan presiden Amerika 2017-2021 Donald Trump.

Trump, yang kembali mencalonkan diri sebagai calon presiden Amerika dari Partai Republik pada Pilpres 2024, menyebut upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024 sebagai “aib”.

“Sebenarnya saya pikir upacara pembukaan itu memalukan,” kata Trump kepada The Ingraham Angle di FOX News. “Saya pikir itu memalukan,” katanya lagi.

“Maksudku, mereka bisa melakukan hal-hal tertentu. Aku pikir itu buruk. Begini, aku mendukung semua orang. Aku sangat berpikiran terbuka, tapi menurutku apa yang mereka lakukan adalah sebuah aib,” beber Donald Trump.(*)

Follow Berita FajarNTT.com di Google News

Dapatkan update breaking news dan berita pilihan kami dengan mengikuti FajarNTT.com WhatsApp Channel di ponsel kamu

CATATAN REDAKSI: apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada redaksi kami EMAIL.
Sebagaimana diatur dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.

Konten

Komentar

You must be logged in to post a comment.

Terkini Lain

Konten