close menu

Masuk


Tutup x

Semangat Kemerdekaan di Reok: Pasar Rakyat dan Pentas Seni Jadi Wadah Persatuan dan Identitas

Penulis: | Editor: Redaksi

FAJARNTT.COM – Suasana kebersamaan dan kegembiraan mewarnai perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-80 di Kecamatan Reok, Kabupaten Manggarai, pada Selasa malam (12/8).

Berbeda dari perayaan biasanya, tahun ini masyarakat Reok menyelenggarakan Pasar Rakyat dan Pentas Seni Budaya yang bukan hanya sebagai hiburan, tetapi juga menjadi sarana memperkuat persatuan dan melestarikan budaya lokal.

Camat Reok, Theobaldus Junaidin, menjadi sosok sentral yang membuka dan memandu rangkaian acara tersebut.

Dalam sambutannya yang penuh makna, ia menegaskan bahwa kemerdekaan sejati harus diisi dengan semangat persatuan, karya nyata, dan kebanggaan terhadap budaya bangsa.

“Kemerdekaan bukan sekadar bendera yang kita kibarkan atau lagu kebangsaan yang kita nyanyikan. Lebih dari itu, kemerdekaan harus kita isi dengan karya nyata, rasa bangga terhadap budaya, dan persatuan yang kokoh,” ujarnya tegas.

Kedai Momica

Pernyataan ini menjadi pengingat sekaligus ajakan bagi masyarakat Reok agar kemerdekaan tidak hanya menjadi simbol, melainkan benar-benar menjadi jiwa dan semangat dalam kehidupan sehari-hari.

Di tengah derasnya arus globalisasi dan modernisasi, Camat Theobaldus menyoroti tantangan besar yang dihadapi dalam menjaga nilai-nilai budaya dan persatuan.

Oleh karena itu, acara Pasar Rakyat dan Pentas Seni Budaya di Reok dirancang sebagai wujud harmonisasi antara kemajuan dan pelestarian tradisi.

Pasar Rakyat yang digelar bukan hanya sebagai arena transaksi ekonomi semata, tetapi juga ruang sosial yang mempererat hubungan antarwarga.

“Pasar rakyat di sini bukan hanya soal ekonomi, tapi juga ruang bertemu dan bersilaturahmi. Di sinilah semangat gotong royong dan persaudaraan tumbuh subur, memperkuat persatuan kita sebagai masyarakat Reok,” kata Theobaldus.

Pasar tersebut menampilkan beragam produk lokal dari pelaku UMKM, mulai dari kuliner khas hingga kerajinan tangan yang memuat nilai-nilai budaya Manggarai.

Kehadiran pelaku usaha kecil dan menengah ini menjadi motor penggerak ekonomi sekaligus penjaga identitas budaya daerah.

Selain itu, Pentas Seni Budaya yang menampilkan pertunjukan dari pelajar berbagai jenjang pendidikan menjadi bukti nyata keterlibatan generasi muda dalam pelestarian tradisi.

Camat Theobaldus menekankan pentingnya memberi ruang bagi anak-anak muda untuk belajar dan mengekspresikan budaya mereka, agar tradisi tidak pudar dan semangat kemerdekaan tetap hidup di hati generasi penerus.

“Generasi muda adalah aset bangsa. Melalui seni dan budaya, mereka tidak hanya belajar menghargai warisan leluhur, tapi juga membangun rasa cinta tanah air yang kokoh,” ujarnya.

Dalam pidatonya, Camat Theobaldus juga mengingatkan bahwa persatuan dan budaya adalah pondasi utama dalam membangun masa depan yang lebih baik.

Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk tidak terpecah oleh perbedaan, melainkan bersatu menghadapi tantangan zaman dengan semangat yang sama seperti para pahlawan kemerdekaan.

“Kita tidak boleh lengah atau terpecah oleh perbedaan. Persatuan dan budaya adalah pondasi untuk membangun masa depan yang lebih baik. Mari kita jadikan HUT RI ke-80 ini sebagai tonggak kebangkitan baru bagi Reok dan Indonesia,” pungkasnya.

Acara ini ditutup dengan semarak penampilan seni tradisional yang memukau, mencerminkan betapa kaya dan kuatnya budaya Manggarai sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas bangsa Indonesia. Kemeriahan acara tersebut tidak hanya menghibur, tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan dan optimisme untuk masa depan yang lebih cerah.(*)

Konten

Komentar

You must be logged in to post a comment.