
Penulis: Tim | Editor: Redaksi
RUTENG,FAJARNTT.COM – Kasus gigitan anjing yang diduga rabies kembali mengguncang warga Kelurahan Karot, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai. Tiga orang dilaporkan menjadi korban gigitan anjing yang menunjukkan gejala rabies di lokasi berbeda. Peristiwa ini menimbulkan keresahan luas di kalangan masyarakat, sekaligus membuka kembali perdebatan soal lemahnya pengendalian hewan penular rabies (HPR) di wilayah perkotaan Ruteng.
Menanggapi situasi tersebut, para anggota DPRD Kabupaten Manggarai menuntut langkah cepat dan tegas dari pemerintah daerah. Mereka menilai penanganan rabies tidak bisa lagi bersifat reaktif atau setengah hati, mengingat risiko penyakit ini sangat fatal jika tidak segera ditangani secara menyeluruh.
DPRD Desak Pemkab Bertindak Cepat dan Terpadu
Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Manggarai, Avent Mbejak, dalam rapat paripurna ke-8 DPRD Manggarai pada Rabu (8/10/2025) menyampaikan keprihatinan mendalam atas kasus yang terjadi di Karot.
Ia mendesak Pemerintah Kabupaten Manggarai segera mengambil tindakan terukur dan komprehensif dalam mengendalikan rabies di wilayah perkotaan Ruteng.
“Kita tidak boleh menunggu sampai ada korban jiwa. Pemkab harus bertindak cepat, lakukan vaksinasi massal, penertiban, dan sosialisasi kepada masyarakat,” tegas Aven dalam rapat paripurna tersebut.
Menurutnya, kejadian di Karot menjadi bukti bahwa pengendalian rabies di tingkat lapangan belum berjalan optimal.
Ia menilai koordinasi antarinstansi masih lemah dan perlu segera diperkuat.
Avent juga mendorong agar pemerintah daerah membentuk tim terpadu lintas sektor yang melibatkan Dinas Pertanian, Dinas Kesehatan, Satpol PP, pemerintah kecamatan dan kelurahan, serta unsur masyarakat sipil.
“Selain vaksinasi, anjing-anjing liar yang tidak bertuan juga harus segera ditangani. Ini menyangkut keselamatan masyarakat,” ujarnya menambahkan.
Avent juga meminta agar pemerintah kembali mengaktifkan posko siaga rabies di setiap kecamatan sebagai pusat informasi, vaksinasi darurat, dan layanan pengaduan cepat bagi masyarakat.
Ia menilai penanganan rabies yang bersifat berkelanjutan jauh lebih penting daripada reaksi sesaat setelah muncul kasus.
“Kita butuh langkah yang sistematis, bukan hanya tanggapan sesaat setelah kejadian. Edukasi publik dan vaksinasi rutin harus jadi prioritas,” tambahnya.
Fraksi PAN Tekankan Pemusnahan Anjing Positif Rabies
Nada serupa disampaikan oleh anggota DPRD Manggarai Fraksi PAN, Yohanes Rikardus Madu, yang menegaskan pentingnya langkah tegas terhadap hewan yang terbukti positif rabies.
Ia menilai, pemerintah tidak boleh ragu melakukan pemusnahan sesuai prosedur kesehatan hewan demi melindungi keselamatan warga.
“Jangan menunggu korban bertambah baru ambil tindakan. Pemerintah harus bertindak cepat untuk memusnahkan anjing tersebut dan menelusuri hewan lain yang sempat kontak,” tegas Rikardus.
Menurutnya, rabies bukan hanya urusan kesehatan hewan, tetapi juga soal keselamatan nyawa manusia.
Karena itu, Pemkab Manggarai harus memperketat pengawasan terhadap populasi HPR, terutama anjing liar yang berkeliaran bebas di pemukiman padat penduduk.
“Anjing-anjing tanpa pemilik harus segera ditertibkan. Kalau ada yang positif rabies, langkah paling aman adalah pemusnahan sesuai prosedur,” ujarnya.
Rikardus juga menyoroti perlunya vaksinasi massal dan pemeriksaan medis bagi korban gigitan, serta penyelidikan menyeluruh untuk memastikan tidak ada kasus lanjutan.
Ia menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam melaporkan kejadian gigitan atau perilaku anjing yang mencurigakan.
“Kesadaran masyarakat sangat penting. Kalau kita abaikan, dampaknya bisa fatal. Ini tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah,” katanya menegaskan.
Wabup Fabi Abu Respon Cepat dan Turun Tangan
Desakan DPRD mendapat respons cepat dari Wakil Bupati Manggarai, Fabianus Abu, S.Pd., yang langsung menginstruksikan jajarannya untuk menindaklanjuti laporan kasus gigitan di Karot.
Wabup Fabi menyampaikan apresiasi terhadap kepedulian para anggota DPRD yang dinilainya sejalan dengan komitmen pemerintah daerah dalam menjaga kesehatan dan keselamatan masyarakat.
“Saya berterima kasih atas masukan dari teman-teman DPRD. Pemerintah dan legislatif harus satu suara dalam melindungi masyarakat. Kita sudah bergerak cepat sejak kasus ini muncul,” ujar Fabi Abu.
Ia menjelaskan bahwa Pemkab Manggarai melalui Dinas Pertanian dan Dinas Kesehatan telah menurunkan tim untuk melakukan observasi terhadap anjing pelaku gigitan, memberikan vaksin anti rabies (VAR) kepada para korban, dan melakukan penyelidikan epidemiologis guna mencegah penyebaran lebih luas.
Menanggapi desakan agar dilakukan pemusnahan terhadap anjing positif rabies, Wabup Fabi menegaskan bahwa langkah tersebut akan ditempuh sesuai dengan prosedur kesehatan hewan dan regulasi yang berlaku.
“Kami tidak akan ragu mengambil langkah tegas bila hasil observasi menunjukkan anjing itu positif rabies. Prinsipnya, keselamatan manusia adalah yang utama,” tegasnya.
Selain itu, Fabi Abu juga mengimbau masyarakat agar lebih disiplin dalam memelihara hewan peliharaan, memastikan anjing mereka divaksin secara berkala, dan tidak membiarkannya berkeliaran bebas di ruang publik.
“Penanganan rabies ini tidak bisa hanya dari pemerintah. Peran masyarakat sangat penting untuk memutus rantai penularan,” tambahnya.
Sinergi Eksekutif dan Legislatif, Kunci Pengendalian Rabies
Kasus gigitan anjing di Karot menjadi alarm keras bagi semua pihak bahwa ancaman rabies masih nyata di Kabupaten Manggarai. Dalam beberapa tahun terakhir, rabies kerap muncul secara sporadis di sejumlah wilayah Nusa Tenggara Timur, termasuk Manggarai dan Manggarai Timur.
DPRD dan Pemkab Manggarai kini sepakat memperkuat koordinasi lintas sektor untuk mencegah penyebaran lebih luas. Langkah-langkah yang direncanakan antara lain vaksinasi hewan peliharaan secara masif, pendataan HPR, penertiban anjing liar, serta peningkatan edukasi publik tentang bahaya rabies dan cara penanganan awal setelah gigitan.
Wabup Fabi optimistis, dengan dukungan DPRD dan masyarakat, Pemkab Manggarai dapat mengendalikan ancaman rabies secara efektif dan berkelanjutan.
“Kami bergerak bersama. Tidak ada toleransi terhadap ancaman yang bisa membahayakan nyawa warga. Pemerintah akan pastikan semua korban tertangani dan semua langkah pencegahan dilakukan,” tegasnya.
Masyarakat Diminta Tetap Waspada
Pemerintah juga mengingatkan warga agar tetap waspada terhadap anjing yang berperilaku agresif, gelisah, atau menyerang tanpa sebab. Bila terjadi gigitan, warga diminta segera mencuci luka dengan sabun dan air mengalir selama 15 menit, lalu melapor ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapat vaksinasi.
Dengan sinergi kuat antara pemerintah, DPRD, dan masyarakat, diharapkan kasus rabies di Manggarai bisa segera dikendalikan, dan Ruteng kembali menjadi wilayah yang aman dari ancaman penyakit mematikan ini.(*)





