
Penulis: Tim | Editor: Redaksi
RUTENG, FAJARNTT.COM – Pemerintah Kabupaten Manggarai melalui Dinas Kesehatan semakin serius menanggulangi penyebaran HIV/AIDS yang menunjukkan tren peningkatan dalam tiga tahun terakhir.
Salah satu langkah strategis yang kini dikedepankan adalah memperkuat Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat tentang bahaya HIV, cara penularannya, serta pentingnya perilaku seksual yang aman.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai, Jefrin Haryanto, menegaskan bahwa perubahan perilaku menjadi kunci utama dalam upaya pencegahan HIV/AIDS.
“Kami tidak hanya bicara soal angka kasus, tapi soal penyelamatan nyawa. Perubahan perilaku adalah fondasi utama,” tegas Jefrin kepada awak media pada pada Senin, 13 Oktober 2025.
Menurut Jefrin, edukasi mengenai kesetiaan pada satu pasangan dan penggunaan kondom dalam hubungan berisiko menjadi materi utama dalam kampanye KIE di lapangan.
Langkah ini, jelas Jefrin, disertai dengan peningkatan layanan tes dan konseling HIV yang kini dapat diakses gratis di seluruh rumah sakit pemerintah dan puskesmas di Kabupaten Manggarai.
Jefrin juga menyampaikan bahwa Dinas Kesehatan mewajibkan skrining HIV bagi kelompok rentan, seperti ibu hamil, penderita TBC, dan warga binaan lapas.
“Untuk memperluas jangkauan deteksi dini, dilakukan pula layanan Mobile VCT (Voluntary Counseling & Testing) di lokasi-lokasi populasi kunci seperti pub, hotel, tempat karaoke, dan salon,” ungkap Jefrin.
Ia juga menambahkan, melalui kegiatan ini, tim kesehatan turun langsung untuk melakukan pemeriksaan sekaligus penyuluhan kepada masyarakat.
Selain itu, lanjut dia, distribusi kondom gratis juga digencarkan sebagai bagian dari pendekatan harm reduction bagi populasi dengan risiko tinggi.
“Ini bukan soal moralitas, tapi soal kesehatan masyarakat. Kita harus bergerak cepat karena setiap penundaan bisa berarti hilangnya kesempatan untuk menyelamatkan satu jiwa,” ujar Jefrin.
Melalui berbagai strategi tersebut, Pemerintah Kabupaten Manggarai berharap dapat menekan angka penularan HIV/AIDS sekaligus mendorong masyarakat hidup sehat, terbuka, dan bebas stigma terhadap orang dengan HIV (ODHIV).
Upaya ini juga menjadi bagian dari komitmen daerah dalam mendukung target nasional eliminasi HIV/AIDS sebagai isu kesehatan publik pada tahun 2030.(*)



