close menu

Masuk


Tutup x

Kader TEKAD di Rahong Utara Bangkitkan Semangat Bertani dan Usaha Mandiri Warga

Enam Kader TEKAD di Rahong Utara berpose dengan Fasilitator TEKAD Kabupaten Manggarai. (Foto: Fajar NTT)
Enam Kader TEKAD di Rahong Utara berpose dengan Fasilitator TEKAD Kabupaten Manggarai. (Foto: Fajar NTT)

Penulis: | Editor: Redaksi

RUTENG, FAJARNTT.COM – Program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD) di Kecamatan Rahong Utara, Kabupaten Manggarai, mulai menunjukkan hasil positif. Enam kader TEKAD yang tersebar di enam desa wilayah tersebut berhasil membangkitkan semangat warga untuk kembali bertani dan mengembangkan usaha mandiri berbasis potensi lokal.

Program TEKAD merupakan kerja sama antara Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) dengan International Fund for Agricultural Development (IFAD).

Program ini bertujuan memperkuat ekonomi masyarakat desa, mempercepat pemerataan pembangunan, dan mendorong kesetaraan gender di wilayah timur Indonesia, termasuk Nusa Tenggara Timur (NTT).

Di Kecamatan Rahong Utara, enam desa menjadi lokus program, masing-masing memiliki satu kader TEKAD yang mendampingi masyarakat. Keenam desa itu adalah Compang Dari, Tengku Lese, Buar, Bangka Ruang, Pong Lengor, dan Liang Bua.

Fokus pada Pertanian dan Pengembangan Usaha Desa

Program TEKAD di Rahong Utara difokuskan pada penguatan sektor pertanian terpadu dan pengolahan hasil lokal. Setiap desa menyesuaikan jenis kegiatan dengan kondisi wilayah dan potensi unggulan.

Desa Compang Dari mengembangkan budidaya hortikultura berupa tomat dan cabai, Desa Tengku Lese fokus pada pertanian terpadu (hortikultura dan ayam petelur), Desa Bangka Ruang dan Liang Bua menanam jagung sebagai komoditas utama, Desa Lengor menerapkan pertanian terpadu (jagung dan hortikultura), sedangkan Desa Buar mengembangkan pengolahan kemiri menjadi produk bernilai ekonomi tinggi.

Selain penguatan sektor pertanian, program TEKAD juga memperkenalkan sistem demplot (demonstration plot) sebagai wahana belajar langsung di lapangan. Melalui demplot, masyarakat bisa melihat perbandingan hasil antara pola tanam tradisional dan teknik pertanian modern yang diperkenalkan oleh para kader.

Kader TEKAD Compang Dari Dorong Petani Compang Dari Mandiri dan Produktif

Kader TEKAD Desa Compang Dari, Arnoldus Josi, menyampaikan bahwa kehadiran TEKAD telah mengubah cara pandang warga terhadap pertanian. Jika sebelumnya masyarakat hanya menanam untuk kebutuhan sehari-hari, kini mereka mulai mengelola lahan secara produktif dengan orientasi pasar.

“Kami ingin masyarakat sadar bahwa lahan yang mereka miliki bisa menjadi sumber ekonomi kalau dikelola dengan baik. TEKAD tidak hanya memberi bantuan, tapi mengajarkan bagaimana bertani dengan perencanaan dan perhitungan usaha,” ujar Arnoldus di sela pendampingan kelompok tani, Rabu (13/11).

Ia menambahkan, pelatihan yang dilakukan tidak hanya mencakup aspek teknis pertanian, tetapi juga manajemen usaha, seperti pencatatan biaya produksi, pengelolaan hasil panen, dan pemetaan pasar lokal.

“Kami dorong petani berpikir jangka panjang. Mereka belajar bagaimana menjadikan hasil tani bukan sekadar kebutuhan rumah tangga, tapi sumber pendapatan yang stabil,” tambahnya.

Arnoldus juga berharap demplot hortikultura yang sedang dikembangkan di desanya bisa menjadi contoh bagi desa-desa lain di Rahong Utara.

“Kami ingin Compang Dari jadi desa percontohan. Bukan karena besar, tapi karena warganya punya semangat untuk maju bersama,” tegasnya.

Kader TEKAD Tengku Lese Ajak Generasi Muda Terlibat dalam Pertanian Terpadu

Sementara itu, Kader TEKAD Desa Tengku Lese, Fyan Angkat, menjelaskan bahwa pihaknya mengembangkan sistem pertanian terpadu dengan memadukan tanaman hortikultura dan peternakan ayam petelur.

Menurutnya, pendekatan ini lebih efisien dan ramah lingkungan karena mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada di desa.

“Sistem ini saling mendukung. Limbah dari pertanian bisa digunakan untuk pakan, dan kotoran ayam menjadi pupuk organik bagi tanaman. Tidak ada yang terbuang,” kata Fyan.

Ia menilai, tantangan besar dalam pendampingan adalah mengubah pandangan masyarakat terhadap pertanian.

Menurutnya, banyak warga, terutama generasi muda, yang masih memandang bertani sebagai pekerjaan tradisional dan kurang menjanjikan.

“Kami berupaya mengubah pandangan itu. Bertani bisa modern dan menguntungkan kalau dilakukan dengan manajemen yang baik. TEKAD membantu membuka mata mereka,” ujarnya.

Fyan mengungkapkan, saat ini sudah ada beberapa pemuda desa yang mulai tertarik ikut mengelola lahan hortikultura dan kandang ayam petelur.

“Kami senang karena anak muda mulai terlibat. Mereka bawa semangat baru, ide baru, bahkan sudah belajar digital marketing sederhana untuk memasarkan hasil,” tambahnya.

Camat Rahong Utara: TEKAD Wujudkan Pembangunan yang Hidup dari Masyarakat

Camat Rahong Utara, Fransiskus Jen, memberikan apresiasi terhadap kerja keras para kader TEKAD yang dinilainya berhasil membangkitkan semangat warga untuk berdaya dan mandiri.

Menurutnya, TEKAD merupakan contoh nyata pembangunan berbasis masyarakat yang harus terus diperkuat.

Program ini bukan hanya soal hasil pertanian, tetapi soal perubahan pola pikir. Masyarakat kini lebih aktif, kreatif, dan berani mengambil inisiatif,” ujar Fransiskus saat dihubungi melalui pesan whatsapp pada Kamis sore (13/11).

Ia menambahkan, dukungan pemerintah kecamatan terhadap TEKAD tidak hanya sebatas pendampingan administratif, tetapi juga membuka jaringan kerja sama dengan instansi teknis dan pelaku pasar lokal.

“Kami bantu menjembatani kelompok tani agar bisa menjual hasilnya ke pasar dan koperasi. Harapannya, ekonomi desa bisa tumbuh dari bawah, tidak lagi bergantung pada bantuan,” jelasnya.

Fransiskus juga menegaskan bahwa pihaknya akan terus mendorong keberlanjutan program TEKAD setelah periode pendanaan berakhir.

“TEKAD telah menjadi model pembangunan yang hidup dari masyarakat, bukan program yang datang dan pergi. Kami ingin semangat ini terus tumbuh di setiap desa,” pungkasnya.

TEKAD Jadi Inspirasi Pembangunan Ekonomi Desa

Melalui kerja keras para kader dan dukungan pemerintah setempat, program TEKAD di Rahong Utara kini menjadi inspirasi baru dalam membangun ekonomi desa. Pendekatan berbasis pemberdayaan dan pelibatan masyarakat terbukti mampu menumbuhkan rasa percaya diri, memperkuat kerja sama antarwarga, dan membuka peluang ekonomi yang lebih luas.

Dari Compang Dari hingga Tengku Lese, dari Lengor hingga Liang Bua, semangat itu terus menular. Kader TEKAD kini bukan hanya pendamping program, tetapi juga penggerak perubahan yang menanam harapan baru di ladang-ladang Rahong Utara bahwa harapan akan kemandirian, ketahanan, dan kemajuan ekonomi dari desa untuk desa.(*)

Kedai Momica
Konten

Komentar

You must be logged in to post a comment.