
Penulis: Tim | Editor: Redaksi
RUTENG, FAJARNTT.COM – Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) FKIP Universitas Katolik Indonesia (Unika) Santu Paulus Ruteng kembali menegaskan komitmennya untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan dengan menyelenggarakan Evaluasi UKPPPG Tahap 2 Tahun 2025 sekaligus Pembekalan bagi para dosen dan guru pamong.
Kegiatan yang berlangsung pada Sabtu, 16 November 2025, di Aula Hotel Efata Ruteng ini menjadi momentum penting bagi PPG Unika Ruteng untuk memperkuat kapasitas pendidik di era perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang semakin pesat.
Dipandu oleh Dr. Yosefina Helenora Jem, M.Pd., kegiatan tersebut dihadiri oleh 65 dosen dan guru pamong yang selama ini terlibat langsung dalam pendampingan mahasiswa PPG.
Suasana kegiatan berjalan aktif dan penuh antusiasme, mencerminkan tekad bersama untuk menghadirkan layanan akademik yang semakin berkualitas, inovatif, dan adaptif terhadap tuntutan zaman.
Capaian Kelulusan Tertinggi Sepanjang Penyelenggaraan UKPPPG
Dalam laporan akademik yang disampaikan, Ketua Prodi PPG, Drs. Eliterius Sennen, M.Pd, mengungkapkan capaian membanggakan UKPPPG Tahap 2 Tahun 2025. Dari 835 peserta, sebanyak 831 orang berhasil lulus, menghasilkan persentase kelulusan 98,52%, yang sekaligus menjadi rekor tertinggi sejak PPG Unika Ruteng mulai menyelenggarakan UKPPPG.
Menurut Sennen, capaian tersebut merupakan bukti nyata dari konsistensi pendampingan, ketekunan dalam pembimbingan, dan kualitas pengajaran yang diberikan oleh para dosen serta guru pamong.
Ia juga menekankan bahwa tingginya angka kelulusan harus menjadi motivasi agar proses pembinaan tetap diperkuat, khususnya dalam aspek perencanaan pembelajaran mendalam serta penguasaan teknologi pembelajaran berbasis AI.
“Kami tidak boleh puas dengan angka kelulusan semata. Yang terpenting adalah bagaimana kita memastikan kompetensi calon guru terus berkembang dan relevan dengan kebutuhan pendidikan masa kini,” ujarnya.
Dekan FKIP: PPG Harus Menjadi Ruang Pendampingan yang Humanis dan Menguatkan
Kegiatan secara resmi dibuka oleh Dekan FKIP Unika Ruteng, Romo Yohanes Mariano Dangku, S.Fil., M.Pd. Dalam sambutannya, Romo Ino memberikan apresiasi tinggi atas capaian akademik yang hampir menyentuh angka sempurna. Ia menegaskan bahwa pendampingan dalam PPG tidak boleh dipahami sebagai proses penilaian yang kaku dan menghakimi.
“Pendampingan PPG bukan pekerjaan hakim yang memvonis, tetapi seperti seorang bidan yang membantu proses kelahiran. Kita hadir untuk membantu peserta tumbuh menjadi guru profesional yang matang,” tegasnya.
Ia pun mengakui bahwa pekerjaan pendamping PPG kerap menuntut waktu dan energi yang besar, bahkan melampaui jam kerja formal.
Namun, menurutnya, dedikasi para dosen dan guru pamong adalah kekuatan utama yang terus menghidupkan mutu layanan PPG Unika Ruteng.
Selain itu, Romo Ino menekankan pentingnya adaptasi terhadap perkembangan teknologi.
Pendidik, menurutnya, kini menghadapi tantangan sekaligus peluang besar dari kehadiran kecerdasan buatan.
“Dengan AI, kita bukan kehilangan peran, tetapi dituntut memperluas kapasitas agar mampu membimbing calon guru dalam konteks pembelajaran yang lebih personal dan mendalam,” ujarnya.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya umpan balik dari sekolah mitra yang selama ini menjadi lokasi magang mahasiswa.
“Masukan dari guru-guru pamong di sekolah dinilai sangat berharga untuk penyempurnaan kurikulum dan sistem pembelajaran di kampus,” pungkasnya.
Workshop: Pendalaman Deep Learning hingga Pemanfaatan AI
Salah satu inti kegiatan adalah penyelenggaraan Workshop Optimalisasi AI dalam Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Deep Learning, menghadirkan dua narasumber kompeten yakni; Tarsianus Golo, S.Fil., M.H denga materi “Fondasi Deep Learning untuk Pembelajaran Bermakna” dan Zephisius R. E. Ntelok, M.Pd dengan materinya “AI sebagai Mitra Strategis Guru.”
Tarsianus Golo dalam paparanya, mengulas prinsip dasar desain pembelajaran berbasis deep learning, yang mengutamakan pengembangan kemampuan berpikir kritis, konstruksi makna, serta kemampuan peserta didik memecahkan masalah secara reflektif.
Ia menjabarkan model-model pembelajaran mendalam, strategi penyusunan RPP berdiferensiasi, hingga rancangan asesmen autentik yang terintegrasi dengan tujuan pembelajaran.
Materi yang disampaikan memperluas wawasan peserta mengenai bagaimana pembelajaran di sekolah dapat dirancang secara lebih bermakna, kontekstual, dan memfasilitasi keterampilan abad 21.
Pada sesi kedua, Zephisius R. E. Ntelok membahas pemanfaatan kecerdasan buatan dalam pengembangan perangkat pembelajaran.
Ia memperkenalkan berbagai platform AI yang dapat mempermudah guru dalam:
– merumuskan capaian pembelajaran,
– menyusun materi adaptif,
– menghasilkan media pembelajaran interaktif,
– serta menganalisis data pembelajaran.
Menurutnya, AI bukanlah ancaman bagi profesi guru.
Sebaliknya, kata dia, AI adalah alat yang memperkuat kemampuan guru untuk merancang pembelajaran yang lebih personal, bermakna, dan relevan.
“Dengan AI, kita bisa memberi layanan pembelajaran yang lebih tepat sasaran tanpa mengurangi sentuhan pedagogis manusia yang tetap menjadi inti profesi guru,” jelasnya.
Refleksi Bersama: Kokohkan Komitmen Menuju Tahap Berikutnya
Kegiatan evaluasi dan pembekalan ditutup dengan sesi refleksi bersama yang bertujuan memperkuat komitmen para dosen dan guru pamong dalam memberikan layanan terbaik bagi mahasiswa PPG.
Sesi ini menjadi ruang untuk mengidentifikasi tantangan, menyelaraskan langkah perbaikan, dan merumuskan strategi peningkatan kualitas menjelang pelaksanaan UKPPPG Tahap 3 Tahun 2025.
Dengan perpaduan kualitas sumber daya manusia yang mumpuni, integrasi teknologi modern, serta visi pendidikan yang humanis, PPG Unika Santu Paulus Ruteng meneguhkan diri sebagai institusi yang siap mencetak guru profesional, adaptif, dan berintegritas tinggi di era digital.(*)




