
Penulis: Tim | Editor: Redaksi

FAJARNTT.COM – Dalam balutan adat dan kekayaan budaya lokal, Bupati Manggarai Herybertus G.L. Nabit, S.E., M.A. bersama Wakil Bupati Fabianus W. Abu menggelar upacara Caca Selek di Rumah Gendang Todo, Kecamatan Satar Mese Utara.
Upacara ini menjadi simbol rasa syukur atas kemenangan pasangan Hery-Fabi dalam Pilkada 2024, sekaligus menandai awal kepemimpinan mereka untuk periode kedua di Kabupaten Manggarai.
Acara adat yang sakral ini dihadiri oleh Sekretaris Daerah Fansi Aldus Jahang, jajaran pejabat Pemkab Manggarai, para tokoh adat, tokoh masyarakat, serta warga dari berbagai kampung di sekitarnya.
Prosesi berlangsung penuh khidmat dengan suasana kebersamaan yang kental, memperlihatkan harmoni antara nilai adat dan pemerintahan.
Dalam sambutannya, Bupati Hery mengungkapkan rasa terima kasih yang mendalam kepada Tuhan, leluhur, serta seluruh masyarakat Manggarai yang telah menjaga persatuan dan memberikan amanat kepemimpinan untuk kedua kalinya.

Ia menegaskan bahwa kemenangan politik bukanlah tujuan akhir, melainkan awal dari perjuangan panjang untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Dalam konteks demokrasi, ia mengingatkan masyarakat akan pentingnya menjaga etika dan kedewasaan dalam menyampaikan pendapat.
“Pesta demokrasi sudah selesai. Saatnya kita kembali bersatu. Jangan mudah terprovokasi, tetap jaga kesantunan dalam berpendapat. Demokrasi tanpa etika hanya akan merusak tatanan sosial kita,” tegas Bupati Hery.
Pesan ini menjadi relevan di tengah maraknya perbedaan pilihan politik dan arus informasi yang mudah memecah belah masyarakat, khususnya melalui media sosial.
Bupati Hery juga menyinggung sejumlah tantangan pembangunan yang masih dihadapi Kabupaten Manggarai, seperti akses listrik, ketersediaan air bersih, serta isu strategis seperti polemik proyek geotermal di Poco Leok.
Ia menekankan bahwa pembangunan tidak boleh bersifat sektoral atau elitis, melainkan harus menyentuh seluruh lapisan masyarakat.
“Pembangunan itu soal kepentingan bersama, bukan pribadi atau kelompok. Kita akan terus memperjuangkan agar listrik dan air bersih bisa menjangkau seluruh wilayah, dari kota hingga pelosok,” ujarnya disambut tepuk tangan warga.
Ia juga menegaskan bahwa setiap kebijakan pembangunan harus dilandasi semangat dialog dan kepekaan sosial, agar tidak meninggalkan masyarakat yang paling rentan.
Bupati Hery juga mengajak seluruh elemen masyarakat, baik tokoh adat, pemuda, perempuan, hingga kelompok akar rumput untuk ikut mendukung pembangunan dengan semangat kolaboratif, bukan dengan saling menjatuhkan atau bersikap apatis.
“Tidak mungkin pemerintah bekerja sendiri. Kita butuh gotong royong, seperti yang diajarkan leluhur kita. Mari saling mendukung untuk Manggarai yang lebih baik,” imbuhnya.
Dalam bagian akhir pidatonya, Hery memberikan pesan khusus kepada generasi muda Manggarai.
Ia mendorong mereka agar tidak mudah menyerah dalam menghadapi tantangan hidup dan tetap percaya pada proses.
“Jangan pernah putus asa. Semua hal baik datang melalui proses. Terus belajar, bekerja keras, dan berdoa. Waktu akan mempertemukan kalian dengan keberhasilan,” pesan Hery dengan nada optimis.
Upacara Caca Selek, sebagai warisan budaya masyarakat Manggarai, menjadi simbol penyucian, rasa syukur, dan permohonan restu kepada leluhur atas tonggak baru dalam kepemimpinan daerah.
Tradisi ini menunjukkan bahwa dalam dinamika pemerintahan modern, nilai-nilai adat tetap dijunjung tinggi sebagai bagian dari identitas kolektif masyarakat.
Dengan digelarnya Caca Selek di Rumah Gendang Todo yang dikenal sebagai pusat sejarah dan budaya Manggarai, Bupati Hery tak hanya menandai awal kepemimpinan barunya, tetapi juga mempertegas komitmennya untuk membangun daerah dengan berakar pada nilai-nilai budaya lokal, inklusivitas, dan demokrasi yang bermartabat.(*)