close menu

Masuk


Tutup x

Lewat Dialog Terbuka di Poco Leok, Gubernur NTT Pastikan Energi Geothermal Aman dan Strategis bagi Transisi Energi Flores

Penulis: | Editor: Redaksi

MANGGARAI, FAJARNTT.COM – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Emanuel Melkiades Laka Lena, menegaskan bahwa pengembangan energi panas bumi (geothermal) di Flores, khususnya melalui proyek PLTP Ulumbu Unit 5–6 di Poco Leok, merupakan langkah strategis dalam mewujudkan kemandirian energi sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan hidup.

Hal ini ditegaskan dalam dialog terbuka antara Gubernur dan masyarakat Desa Wewo serta wilayah lingkar proyek, Rabu (16/7), yang berlangsung langsung di lokasi eksisting PLTP Ulumbu, Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai.

Dialog tersebut menjadi ruang komunikasi yang jujur dan terbuka antara pemerintah, PT PLN (Persero), tokoh masyarakat, dan warga terkait dinamika pembangunan energi panas bumi di kawasan Poco Leok.

Gubernur Melki secara lugas membantah anggapan bahwa energi geothermal membawa risiko besar bagi kehidupan masyarakat dan lingkungan sekitar.

Kedai Momica

“Apakah pasca beroperasinya PLTP Ulumbu ini ada warga yang keracunan? Apakah pertanian menurun? Apakah ada ternak mati mendadak? Apakah kalian tidak bisa tidur nyenyak karena PLTP?” tanya Gubernur Melki langsung kepada warga yang hadir.

Warga yang hadir, termasuk tokoh masyarakat dari Desa Wewo, menyatakan bahwa selama lebih dari satu dekade beroperasinya PLTP Ulumbu (10 MW), mereka tidak pernah mengalami dampak negatif. Justru sebaliknya, kehadiran pembangkit ini telah memperkuat pasokan listrik, meningkatkan produktivitas warga, dan membuka akses layanan publik yang lebih baik.

“Hasil pertanian kami baik, ternak sehat, dan listrik lebih stabil. Kami merasa aman,” ujar salah seorang warga saat menyampaikan pendapatnya di hadapan Gubernur.

Dalam sambutannya, Gubernur Melki menekankan bahwa pengembangan energi bersih di NTT, khususnya di Flores yang telah ditetapkan sebagai pulau geothermal oleh pemerintah pusat, harus dilakukan dengan pendekatan dialog, musyawarah, dan menjunjung tinggi nilai-nilai lokal seperti gendang one lingko pe’ang, filosofi masyarakat Manggarai dalam bermusyawarah dan mencapai mufakat.

“Kita tidak bisa membangun tanpa melibatkan masyarakat. Pemerintah daerah, PLN, Kapolres, dan Dandim akan terus berdialog dengan semua warga, termasuk yang menolak, untuk mencari titik temu. Kita ingin semua merasa didengar dan dilibatkan,” jelasnya.

Gubernur juga menegaskan bahwa pembangunan PLTP Ulumbu unit 5–6 harus dilakukan dengan teknologi terbaik dan standar tertinggi untuk menjamin keselamatan dan keberlanjutan lingkungan.

Ia secara langsung meminta kepada Kepala Teknis Panas Bumi (KTPB) Ulumbu, Roya Ginting, agar dalam proses pengeboran nanti, teknologi kelas A yang digunakan secara global diterapkan juga di Poco Leok.

“Saya minta pengeborannya nanti pakai teknologi grade A, bukan sembarang alat. Kita harus buktikan ke warga bahwa geothermal ini aman dan modern,” tegas Gubernur Melki.

Sementara itu, General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra), Yasir, menyebut kunjungan dan dialog langsung Gubernur bersama masyarakat sebagai bentuk dukungan nyata pemerintah terhadap proyek strategis nasional (PSN) PLTP Ulumbu.

“Dengan hadirnya Pak Gubernur di tengah masyarakat, kami semakin yakin bahwa proses pembangunan ini akan lebih lancar. Kita sudah bentuk Satgas untuk mencari solusi bersama dengan pendekatan yang partisipatif,” ujar Yasir.

PLN, kata Yasir, telah mengimplementasikan pendekatan pembangunan berbasis musyawarah dan tata kelola sosial yang adil. Setiap tahapan proyek geothermal selalu diawali dengan studi lingkungan, sosialisasi, pemetaan dampak sosial, serta partisipasi pemilik lahan dan masyarakat adat.

Lebih jauh, Yasir menjelaskan bahwa PLN menjalankan berbagai program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) sebagai komitmen jangka panjang terhadap kesejahteraan warga Ring 1 PLTP Ulumbu.

Program tersebut mencakup pembangunan akses air bersih, fasilitas MCK, pengembangan hortikultura, layanan kesehatan keliling, hingga pemberdayaan ekonomi kelompok masyarakat adat.

“PLTP bukan hanya membangun listrik, tapi membangun kehidupan. Kita ingin masyarakat sekitar merasakan langsung manfaatnya. Ini bukan sekadar proyek teknis, tapi proyek sosial yang menyatu dengan masyarakat,” ucap Yasir.

Gubernur Melki juga menegaskan bahwa NTT memiliki tanggung jawab moral sebagai provinsi yang telah lebih dahulu memulai pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia.

Ia menyebut bahwa tokoh awal panas bumi nasional berasal dari Pulau Sabu, NTT, dan kini saatnya NTT menjadi pemimpin dalam transisi energi bersih di kawasan timur Indonesia.

“Transisi energi adalah masa depan. Dan Flores adalah pionirnya. Jangan sampai kita jadi penonton di rumah sendiri,” pungkasnya.

Dialog di Poco Leok ini menjadi simbol kuat bahwa pembangunan energi bersih di NTT tidak bisa dilepaskan dari partisipasi publik, penghormatan terhadap kearifan lokal, serta jaminan bahwa setiap proyek dilakukan secara transparan dan bertanggung jawab.

Dalam semangat gotong royong, proyek PLTP Ulumbu unit 5–6 diharapkan menjadi tonggak penting menuju Flores sebagai pulau mandiri energi yang berbasis pada sumber daya alam yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.(*)

Iklan
Follow Berita FajarNTT.com di Google News

Dapatkan update breaking news dan berita pilihan kami dengan mengikuti FajarNTT.com WhatsApp Channel di ponsel kamu

CATATAN REDAKSI: apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada redaksi kami EMAIL.
Sebagaimana diatur dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.

Konten

Komentar

You must be logged in to post a comment.

Terkini Lain

Konten