
Penulis: Tim | Editor: Redaksi
MATALOKO, FAJARNTT.COM – Dalam upaya mendukung pengembangan pariwisata berbasis budaya serta menyambut pelaksanaan Festival Wolobobo 2025, PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra) merealisasikan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) di Desa Wisata Adat Wogo, Kecamatan Golewa, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur.
Bertempat di wilayah sekitar Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Mataloko FTP-2 (2×10 MW), program ini difokuskan pada pembangunan fasilitas publik dan ruang budaya yang dinilai sangat penting dalam mendukung aktivitas wisata, terutama menjelang festival tahunan yang menjadi ikon budaya masyarakat Ngada.
Adapun bantuan yang diberikan mencakup pembangunan dua unit fasilitas MCK, dua lapak wisata, serta ruang informasi dan literasi budaya. Fasilitas-fasilitas ini akan dikelola langsung oleh masyarakat melalui Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Wogo.
Ketua Pokdarwis Wogo, Yohanes Baghi, menyatakan bahwa inisiatif ini merupakan hasil dari komunikasi yang intens antara pihak desa dan PLN dalam beberapa waktu terakhir.

Menurutnya, kebutuhan akan infrastruktur dasar seperti MCK dan pusat informasi budaya sudah lama dirasakan warga dan pelaku wisata di desa tersebut.
“Pelaksanaannya memang lebih cepat karena kita bersiap untuk Festival Wolobobo. Selama ini banyak keterbatasan, mulai dari kurangnya fasilitas sanitasi hingga ruang informasi budaya. Syukur ada PLN yang tanggap dan langsung bergerak membantu kami,” ujar Yohanes, Jumat (18/7/2025).
Ia menyebutkan bahwa keterlibatan PLN tidak hanya hadir sebagai perusahaan penyedia listrik, tetapi juga sebagai mitra strategis dalam pembangunan desa, khususnya dalam sektor pariwisata berbasis masyarakat dan budaya.
Hal senada juga disampaikan oleh Sekretaris Desa Wogo, Lidwina Falentina Uta yang mewakili seluruh masyarakat Desa Wogo menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada PLN atas perhatian dan kontribusi yang terus berkelanjutan selama beberapa tahun terakhir.
“PLN sudah sering membantu kami. Dulu bangun gazebo, sekarang sanitasi dan ruang budaya. Kami sangat terbantu. Koordinasi tetap kami jaga, dan kami harap program seperti ini bisa terus berlanjut,” ujar Lidwina.
Menurut Lidwina, partisipasi aktif PLN sangat membantu pemerintah desa dalam mewujudkan Wogo sebagai desa wisata budaya yang tertata, ramah wisatawan, dan memiliki fasilitas dasar yang layak.
Ia juga menegaskan bahwa semua program TJSL yang masuk ke desa dilakukan melalui prosedur yang transparan dan melibatkan kelompok masyarakat secara langsung.
Sementara itu, General Manager PT PLN (Persero) UIP Nusra, Yasir, menyampaikan bahwa realisasi program TJSL ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan untuk turut serta dalam pembangunan berkelanjutan, khususnya di daerah sekitar proyek strategis nasional seperti PLTP Mataloko.
“Kehadiran PLN bukan semata-mata untuk menyediakan listrik. Kami ingin tumbuh bersama masyarakat. Budaya dan pariwisata adalah potensi besar di Desa Wogo, dan kami ingin menjadi bagian dari pengembangannya,” ujar Yasir.
Ia menambahkan bahwa Festival Wolobobo adalah momentum penting yang bukan hanya memperkenalkan kekayaan budaya masyarakat Ngada, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi warga lokal melalui kegiatan pariwisata.
Oleh karena itu, jelas Yasir, PLN terpanggil untuk memastikan bahwa masyarakat memiliki fasilitas dasar yang memadai untuk menyambut para tamu dan wisatawan.
Diketahui, Festival Wolobobo sendiri dijadwalkan akan berlangsung dalam waktu dekat, dengan melibatkan berbagai atraksi budaya, pertunjukan seni tradisional, dan kegiatan pameran UMKM.
Desa Wogo, sebagai salah satu lokasi utama, diperkirakan akan menjadi pusat perhatian dalam perhelatan tersebut.
Dengan tersedianya fasilitas baru dari program TJSL PLN ini, masyarakat Desa Wogo diharapkan semakin siap dan percaya diri dalam menyambut tamu dari berbagai penjuru.
Selain itu, program ini juga menunjukkan bahwa pembangunan infrastruktur dan pelestarian budaya bisa berjalan berdampingan jika dilakukan melalui kolaborasi lintas sektor.
Langkah PLN di Desa Wogo menjadi contoh konkret bagaimana perusahaan negara dapat berperan lebih dari sekadar penyedia layanan, tetapi juga sebagai katalisator perubahan sosial dan budaya yang berpihak pada masyarakat lokal.(*)

CATATAN REDAKSI: apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada redaksi kami EMAIL.
Sebagaimana diatur dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.