
Penulis: Tim | Editor: Redaksi
FAJARNTT.COM – Kecamatan Reok Barat, Kabupaten Manggarai, bakal menjadi episentrum baru sektor pertanian di wilayah utara Manggarai.
Dalam empat hingga lima tahun ke depan, kawasan ini diproyeksikan menjadi lumbung pangan baru, seiring dengan rencana pembangunan Bendungan Wae Ruwuk yang siap dikerjakan dalam waktu dekat. Proyek strategis ini dirancang untuk mengairi lebih dari 300 hektare lahan potensial dari total sekitar 400 hektare lahan di kawasan Singkul, Desa Nggalak, Kecamatan Reok Barat.
Dengan hadirnya bendungan tersebut, pemerintah daerah menaruh harapan besar pada peningkatan produksi pangan dan kesejahteraan petani setempat.
“Dari total luasan itu, sekitar 90 hektare sudah menjadi lahan fungsional untuk persawahan, meskipun selama ini hanya bisa ditanami satu kali setahun karena masih mengandalkan air hujan,” jelas Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR Kabupaten Manggarai, Erick Gual, saat ditemui FajarNTT di ruang kerjanya, Kamis, 2 Oktober 2025.
Menurut Erick Gual, bendungan ini akan menjadi solusi jangka panjang terhadap keterbatasan air irigasi di kawasan Reok Barat.
Selama ini, kata dia, petani di Singkul dan sekitarnya bergantung pada musim hujan sehingga produktivitas pertanian masih tergolong rendah.
“Dengan adanya Bendungan Wae Ruwuk, kita berharap ada peningkatan produktivitas hingga dua sampai tiga kali musim tanam dalam setahun,” ujarnya.
Artinya, jelas dia, petani bisa lebih mandiri dan pendapatannya meningkat signifikan.
Ia menambahkan, keberadaan bendungan ini juga akan mendorong pemerintah untuk mengembangkan kawasan pertanian baru di sekitar Reok Barat.
“Dari 90 hektare sawah aktif saat ini, nantinya akan diperluas hingga 300 hektare lahan persawahan baru yang dapat diirigasi secara berkelanjutan,” ungkap Erick.
“Kita optimis Reok Barat akan jadi lumbung pangan baru Manggarai. Ini bukan hanya proyek infrastruktur, tapi investasi masa depan untuk ketahanan pangan daerah,” tambah Erick.
Proyek Strategis Senilai Rp25 Miliar dari Dana Inpres Tahap II
Bendungan Wae Ruwuk merupakan salah satu dari lima proyek irigasi besar yang akan dikerjakan serentak di Kabupaten Manggarai pada tahun ini. Pelaksana proyek ditunjuk kepada PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terkemuka di bidang konstruksi.
Proyek ini dibiayai melalui Dana Instruksi Presiden (Inpres) tahap II, sesuai usulan Bupati Manggarai pada akhir Mei 2025, dengan nilai pagu sebesar Rp25.050.083.000,00.
Dana tersebut telah disetujui oleh pemerintah pusat untuk memperkuat infrastruktur pertanian dan mendukung pemerataan pembangunan di kawasan timur Indonesia.
“Ini merupakan bentuk perhatian pemerintah pusat terhadap kebutuhan dasar petani kita. Bendungan ini bukan hanya untuk irigasi, tapi juga akan menopang ekonomi wilayah utara Manggarai,” tutur Erick.
Pemkab Manggarai Siapkan Dokumen Teknis dan Lingkungan Secara Lengkap
Dalam proses pengusulan hingga persiapan pelaksanaan, Dinas PUPR Kabupaten Manggarai telah menyiapkan berbagai dokumen teknis sesuai ketentuan pemerintah pusat.
“Kita sudah menyiapkan dokumen studi kelayakan (FS), Survei Investigasi Desain (SID), Desain Teknis (DED), serta Rencana Anggaran Biaya (RAB). Semua itu menjadi dasar yang kuat untuk mendapatkan persetujuan dana dari pemerintah pusat,” jelas Erick Gual.
Selain itu, lanjutnya, Pemkab Manggarai juga telah melengkapi Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL) yang sudah disetujui, agar pembangunan bendungan tetap memperhatikan aspek keberlanjutan dan ramah lingkungan.
Harapan Besar untuk Petani Reok Barat
Bagi masyarakat Reok Barat, proyek ini merupakan angin segar yang dinanti selama bertahun-tahun. Kehadiran bendungan akan mempermudah pengairan lahan pertanian, meningkatkan produktivitas padi, dan membuka lapangan kerja baru bagi warga sekitar.
Pemerintah berharap, setelah bendungan Wae Ruwuk beroperasi, hasil panen di Reok Barat bisa menopang kebutuhan beras di seluruh Manggarai, bahkan berpotensi menjadi salah satu sentra produksi pangan di wilayah Flores bagian barat.
Dengan dukungan infrastruktur yang memadai, visi pemerintah untuk mewujudkan Manggarai yang mandiri pangan dan berdaya saing perlahan mulai menemukan jalannya.
“Bendungan Wae Ruwuk adalah simbol transformasi pertanian Manggarai. Dari lahan tadah hujan, menjadi sawah produktif sepanjang tahun, demi kesejahteraan petani dan ketahanan pangan daerah,” pungkas Erick Gual menutup wawancara.(*)



