Penulis: Tim | Editor:
Larantuka, FajarNTT.com – BOPLBF (Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores) menggelar Gerakan BISA (Bersih, Indah, Sehat, Aman) yang bertujuan untuk pemulihan sektor pariwisata di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Gerakan padat karya yang merupakan program Kemenparekraf itu, sebagai upaya pemulihan sektor pariwisata di wilayah Flores Timur dengan menerapkan CHSE atau Cleanliness, Health, Safety, Environment secara disiplin.
Kegiatan kali ini laksanakan di Pantai Kawaliwu, Teluk Hading, Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Kamis (24/9) pagi.
“Terima kasih kepada masyarakat Flores Timur, karena telah menerima kami dengan baik dan sangat siap menyambut pariwisata new normal”, ungkap Direktur Utama BOPLBF Shana Fatina.
Setelah masa pandemi Covid-19 berlalu, kata Shana, pastinya kebutuhan pariwisata ikut berubah total, dari selera, cara berinteraksi hingga menentukan destinasi yang ingin dikunjungi wisatawan ikut berpengaruh. Hal inilah yang perlu disiapkan Kemenparekraf bersama masyarakat dan pemerintah setempat.
“Bersama Kemenparekraf sedang kami siapkan untuk melihat kebutuhan pasar pariwisata kedepannya melalui studi khusus. Semalam saya berdiskusi dengan Ibu Apolonia (Kadispar), kita akan lihat klasifikasi segmen pasar untuk Flores Timur, target negara, kelompok, dan lokasi,” terang Shana.
Ia menekankan, pengembangan pariwisata tidak hanya sekedar melayani wisatawan. Masa pandemi ini harus menjadi momentum untuk meningkatkan layanan melalui 3A yaitu Atraksi, Aksesibilitas, dan Amenitas yang kemudian akan dikembangkan dengan 2P yaitu Pemberdayaan masyarakat dan juga Promosi. Hal ini penting dilakukan sehingga masyarakat makin mampu beradaptasi dengan kebiasaan normal baru.
Pemenuhan berbagai keterampilan industri kreatif lokal seperti kuliner dan kerajinan tangan menjadi peran utama masyarakat. Walau demikian, lanjut Direktur Utama BOPLBF, dibutuhkan kedisiplinan dalam penerapan protokol kesehatan.
Shana Fatina juga mencontohkan kondisi Labuan Bajo saat ini memerlukan bahan baku untuk mendukung pariwisata sebanyak 85% dan itupun masih diambil dari luar Flores, sementara pekerja di sektor jasa hanya sekitar 30%. Hal inilah menurutnya, menjadi tantangan bersama bagaimana bisa menghubungkan sektor pertanian, peternakan, perkebunan, dan perikanan setempat untuk bisa mengisi rantai pasok pariwisata tersebut.
“Kita tidak harus menjadi pelaku pariwisata, namun kita semua bisa mendukung pembangunan pariwisata. Kita bisa menjadi pendukung pariwisata, seperti menjadi petani kopi dengan kualitas kopi yang mendunia dan itu sudah dibuktikan beberapa petani lokal kita. Ini harus menjadi mimpi besar yang bisa kita lakukan bersama dan saat pandemi berakhir, pariwisata kita sudah lebih siap dari yang sebelumnya,” pinta Direktur Utama BOP-LBF.
Sementara itu Wakil Bupati Flores Timur, Agustinus Payong Boli, saat membuka kegiatan menerangkan, Pemkab Flores Timur telah menetapkan kebijakan tentang pariwisata berbasis masyarakat, dimana masyarakat merupakan faktor utama penggerak pariwisata.
“Melalui Gerakan BISA hari ini saya mengajak masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan dengan taat pada protokol kesehatan. Penyiapan fasilitas kebersihan seperti toilet dan tempat sampah juga infrastruktur penunjang keselamatan dan keamanan lainnya. Dengan begitu Flores Timur siap menerima kunjungan wisatawan,” kata Agustinus.
Turut hadir Kepala Dinas Pariwisata Flores Timur, Apolonia Korebima. Ia menjelaskan Pantai Kawaliwu adalah pantai yang sering dikunjungi masyarakat Larantuka, terutama untuk menikmati keindahan sunset dan potensi air panas yang mengalir di sekitar pantai tersebut.
Permasalahan yang dihadapi Pantai Kawaliwu saat ini, kata Karenina adalah banyaknya sampah plastik bertebaran di sepanjang pantai yang berasal dari wisatawan maupun dari laut.
“Terima kasih kepada BOP-LBF atas perhatiannya kepada kami di Flores Timur melalui aktivasi gerakan BISA hari ini. Kami sudah membentuk Pokdarwis di pantai ini, dan mereka sedang giat membangun berbagai fasilisas yang ada dipantai meski belum maksimal. Masih banyak hal dibutuhkan seperti gazebo, tempat makan, dan minum. Sehingga menjadi tugas kita semua untuk melengkapi berbagai kebutuhan dipantai ini,” tutup Apolonia.
Acara yang berlangsung sehari tersebut dihadiri oleh Direktur Utama BOPLBF Shana Fatina, Wakil Bupati Flores Timur Agustinus Payong Boli, Kepala Dinas Pariwisata Flores Timur Apolonia Korebima, perangkat desa Kecamatan Lewolema, dan masyarakat sekitar Pantai Kawaliwu.
Setelah melakukan kegiatan bersih–bersih bersama dan simulasi penerapan protokoler kesehatan, BOPLBF juga memberikan secara simbolis beberapa peralatan pendukung untuk kelancaran penerapan protokol CHSE pada kebiasaan normal baru di destinasi wisata seperti alat pendukung kesehatan seperti Thermo Gun , masker, dan Face Shield serta alat – alat penunjang kebersihan.
Selain itu, secara simbolis juga diserahkan peralatan pendukung untuk kegiatan pembenahan bangunan bekas pasar di area dekat Pantai Kawaliwu. Bangunan bekas pasar tersebut kedepannya oleh Pokdarwis setempat, akan difungsikan sebagai pusat kuliner dan pertunjukan budaya masyarakat Flores Timur.
Untuk diketahui, Pantai Kawaliwu di sendiri terletak di teluk Hading, Desa Kawaliwu, Kecamatan Lewolema, Kabupaten Flores Timur. Pantai Kawaliwu memiliki keunikan yang sulit ditemukan di tempat lain. Pantai Kawaliwu memiliki aliran air panas yang menyeruak dari balik bebatuan di tepi pantai. Aliran air panas yang mengalir dari sela-sela bebatuan ini bersumber dari gunung api Ile Mandiri tepatnya di Desa Padung, Kecamatan Lewolema, Kabupaten Flores Timur.
Laporan : Zheno Kesen
Editor : Vincent Ngara
CATATAN REDAKSI: apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada redaksi kami EMAIL.
Sebagaimana diatur dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.