close menu

Masuk


Tutup x

Menemukan Penyebab Utama Kasus Tenggelamnya Kapal KM Tiana, Haruslah Cermat

Menemukan
Menemukan Penyebab Utama Kasus Tenggelamnya Kapal KM Tiana, Haruslah Cermat. (foto : isth)

Penulis: | Editor:

Dibawah Ini Saya Beberkan Kelalaian/Kealpaan Para Pihak

Pertama, Syabandar : “Ditemukan ada daftar penumpang saat “clearance” tidak sesuai dengan jumlah penumpang yang ada di dalam kapal. Yang dilaporkan jumlahnya 20 penumpang, faktanya yang ada di dalam kapal tersebut justru berjumlah 24 penumpang. Tampak jelas, bahwa syabandar lalai pada prosedur ini. Mestinya pihak syabandar wajib melakukan double cek atas semua hal, baik menyangkut izinnya maupun SOPnya. Rutenyapun demikian. Kapal KM Tiana sesungguhnya harus ke pulau komodo, namun faktanya KM Tiana justru melewati rute yang bukan jalurnya. Tampak jelas dugaan permainan rute pada kasus ini, semacam pembiaran. Ternyata dalam praktek, hal ini sering terjadi. Faktor x lain, berdasarkan informasi berbagai sumber dan keterangan, tampaknya kapal KM Tiana ini tidak memenuhi kualifikasi pelayaran. Fisiknya sangat kurus dan tinggi sehingga memudahkan kapal ini bisa tenggelam sewaktu-waktu. Faktor inipun menurut saya, syabandar ikut bertanggungjawab pada kasus ini”.

Kedua, Pemilik Kapal : “Saya mencatat unsur kesengajaan justru dimulai dari kelalaian pemilik Kapal. Ditemukan bahwa pemilik kapal ikut merekayasa jumlah penumpang dan rute perjalanan. Terbukti yang melakukan clearance justru pemilik kapal itu sendiri. Yang semestinya adalah tugas Kapten. Dia bersama keluarga yang lainpun ikut dalam pelayanan tersebut yang justru juga tidak masuk dalam daftar penumpang. Dari keterangan yang saya peroleh, situasi saat itu Kapten dan ABK dipaksa mengikuti perintahnya. Dalam perjalanan pemilik kapalpun membagikan minum beralkohol jenis bir kepada KAPTEN dan ABK yang mestinya tidak boleh dia lakukan. Dia menabrak semua SOP yang ditentukan dalam aturan pelayaran, Miris”.

Ketiga, Kapten : ” Pada aturan pelayaran Kapten-lah yang paling bertanggung jawab atas nyawa penumpang (manusia). Pada sisi ini, dia lemah dalam menegakkan aturan dan standar operasional prosedur (SOP). Namun demikian, saya menduga kuat, yang membuat seorang Kapten dan ABK tak berdaya adalah campur tangan dan tekanan pemilik kapal yang over confidence melampaui kepatutan hukum”.

Konten

Komentar

You must be logged in to post a comment.