close menu

Masuk


Tutup x

Kental Nuansa Budaya! Caca Selek Bupati Hery Dihadiri Wabup Fabi dan Disambut Adat Todo

Wakil Bupati Manggarai, Fabianus Abu diterima secara adat dalam menghadiri kegiatan Caca Selek dadi Bupati Manggarai, Heribertus G.L. Nabit pada Rabu (9/7).
Wakil Bupati Manggarai, Fabianus Abu diterima secara adat dalam menghadiri kegiatan Caca Selek dadi Bupati Manggarai, Heribertus G.L. Nabit pada Rabu (9/7).

Penulis: | Editor: Redaksi

RUTENG, FAJARNTT.COM – Nuansa budaya Manggarai yang kental terasa begitu hidup dalam ritual adat Caca Selek yang digelar di Kampung Adat Todo, Kecamatan Satar Mese Utara, Kabupaten Manggarai, pada Rabu (9/7/2025).

Acara ini menjadi sorotan masyarakat karena tidak hanya menegaskan kedalaman tradisi, tetapi juga memperlihatkan bagaimana simbol adat berpadu dengan politik dan kepemimpinan daerah.

Momen sakral tersebut menjadi semakin istimewa dengan kehadiran Wakil Bupati Manggarai, Fabianus W. A. Abu, yang turut mendampingi Bupati Herybertus G.L. Nabit dalam prosesi penuh makna.

Kehadiran Wabup Fabi bersama istri dan rombongan mendapat penyambutan luar biasa: disambut secara adat khas Manggarai oleh para tetua dan warga Kampung Todo dengan ritual Kepok Tiba.

Kedai Momica
Kepok Tiba: Tanda Hormat Bagi Tamu Agung

Ritual Kepok Tiba dilangsungkan sesaat setelah rombongan Wakil Bupati tiba di gerbang Kampung Todo. Dalam budaya Manggarai, “kepok” berarti menyambut, dan “tiba” berarti datang.

Gabungan keduanya mencerminkan penghormatan mendalam dan ucapan syukur masyarakat kepada tamu terhormat yang datang berkunjung.

Proses penyambutan tersebut tidak sekadar seremoni biasa, melainkan sebuah bentuk pengakuan sosial terhadap peran strategis seorang pemimpin dalam struktur adat dan masyarakat.

Wabup Fabi kemudian diberi kalung adat sebagai simbol kehormatan sebelum diarak menuju Niang Wowong, rumah adat utama, diiringi regu ronda dengan musik, nyanyian, dan sorak sorai tradisional.

Dua Hari Penuh Simbol dan Spirit Tradisi

Acara Caca Selek sendiri merupakan bagian dari rangkaian panjang ritual adat yang berlangsung selama dua hari, sejak Selasa (8/7/2025) hingga Rabu (9/7/2025).

Seluruh prosesi disusun rapi dengan memperhatikan nilai-nilai adat yang telah diwariskan turun-temurun.

Pada hari pertama, rombongan berkumpul di Rumah Watu pukul 14.30 WITA, lalu bergerak menuju Todo. Sebagian rombongan menuju Lalong Tana sebagai titik awal masuk wilayah adat, sementara lainnya menunggu di Wae Garit. Rombongan tiba di Kampung Todo pukul 17.00 WITA dan disambut dengan ronda adat.

Sesampainya di Niang Wowong pada pukul 18.00 WITA, digelar acara Tiba Ase Kae yang merupakan simbol penerimaan seseorang secara adat ke dalam struktur sosial masyarakat. Pada pukul 19.00 WITA, dilanjutkan dengan ritual Teing Hang, yaitu seremoni spiritual yang sarat doa dan penguatan batin.

Acara malam itu ditutup dengan santap malam bersama pukul 20.30 WITA. Semua rombongan bermalam di kampung adat sebagai bagian dari penghormatan terhadap tata cara adat.

Caca Selek: Penguatan Kepemimpinan Secara Adat

Rabu pagi, pukul 09.00 WITA, digelar prosesi puncak Caca Selek. Dalam tradisi Manggarai, ritual ini merupakan pengesahan secara adat terhadap status dan kepemimpinan seseorang. Bagi Bupati Hery, prosesi ini menjadi simbol penguatan dan syukur atas terpilihnya kembali untuk periode kedua sebagai Bupati Manggarai.

Tetua adat dalam sambutannya menyebutkan bahwa Caca Selek adalah bentuk peneguhan nilai-nilai tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap pemimpinnya.

“Caca Selek bukan hanya adat, tapi cermin kesetiaan masyarakat kepada pemimpin yang mereka percaya. Ini tanda bahwa pemerintahan bukan hanya urusan negara, tapi juga urusan hati dan akar budaya,” ungkap Yustinus, salah satu tetua adat.

Misa Syukur dan Perayaan Kebersamaan

Pada pukul 11.00 WITA, seluruh undangan mengikuti Misa Syukur bersama sebagai bentuk spiritualitas dan rasa syukur atas penyertaan Tuhan dalam perjalanan pemerintahan dan kehidupan masyarakat Manggarai. Doa-doa dipanjatkan untuk keberlanjutan kepemimpinan yang adil, bijaksana, dan berpihak pada rakyat kecil.

Selepas misa, pukul 13.00 WITA, diadakan santap siang bersama sebagai penanda kedekatan antara pemimpin dan rakyat dalam suasana penuh kekeluargaan. Pada pukul 16.00 WITA, seluruh rombongan kembali ke Ruteng dengan membawa kenangan dan makna yang mendalam dari peristiwa tersebut.

Tradisi yang Terus Hidup di Tengah Zaman

Ritual adat Caca Selek ini tidak sekadar menjadi peristiwa budaya tahunan, melainkan manifestasi nyata dari bagaimana tradisi Manggarai masih berakar kuat dan berperan dalam dinamika sosial politik di daerah. Kehadiran para pejabat daerah dalam prosesi adat menegaskan adanya keharmonisan antara sistem pemerintahan modern dan struktur budaya lokal.

Bagi masyarakat Manggarai, budaya bukan hanya warisan leluhur, tetapi juga kompas moral yang menuntun arah kehidupan bersama. Acara di Kampung Todo ini menjadi bukti bahwa adat istiadat bukan hal usang, melainkan elemen hidup yang terus menyatu dengan detak nadi masyarakat masa kini.(*)

Iklan
Follow Berita FajarNTT.com di Google News

Dapatkan update breaking news dan berita pilihan kami dengan mengikuti FajarNTT.com WhatsApp Channel di ponsel kamu

CATATAN REDAKSI: apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada redaksi kami EMAIL.
Sebagaimana diatur dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.

Konten

Komentar

You must be logged in to post a comment.

Terkini Lain

Konten