
Penulis: Nal Jehaut | Editor: Tim
Dibuat oleh: Yunita Adur, Mahasiswa Universitas St.Paulus Ruteng
RUTENG, FAJARNTT.COM- Meskipun penting peningkatan layanan kesehatan ibu hamil menghadapi sejumlah tantangan ,namun , kesenjangan layanan masih terjadi disparitas pelayanan antara wilayah perkotaan dan pedesaan.
Fasilitas dan tenaga kesehatan di daerah terpencil sering kali terbatas, sehingga akses dan kualitas layanan menjadi kurang optimal.Hal ini bisa terjadi karena kurangnya sosialisasi dan keterbatasan sumber daya maka,sebagian masyarakat, terutama di pedesaan, mungkin belum sepenuhnya memahami pentingnya bersalin di fasilitas kesehatan.
Terutama Hal ini disebabkan oleh kurangnya sosialisasi dan komunikasi yang efektif dari petugas kesehatan.Membuat keterbatasan dana dan sumber daya manusia menjadi kendala utama, terutama bagi negara berkembang, untuk mendanai program kesehatan yang komprehensif.
*Adapun Isu non-medis dan Kendala mental*
Beberapa masalah non-medis, seperti kurangnya waktu antara pasien dan penyedia layanan, juga dapat memengaruhi kualitas pelayanan.
Tantangan juga bisa datang dari sisi kesehatan mental ibu hamil, yang memerlukan dukungan yang memadai.
*Solusi untuk perbaikan pelayanan*
Beberapa solusi yang bisa diterapkan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ibu hamil antara lain:
-Peningkatan SDM dan fasilitas: Perlu ada peningkatan kompetensi tenaga kesehatan, seperti dokter dan bidan, serta perbaikan sarana dan prasarana di fasilitas kesehatan, khususnya di daerah terpencil.
– Pendekatan proaktif: Petugas kesehatan dapat melakukan strategi “jemput bola”, yaitu mendatangi langsung masyarakat untuk memberikan pelayanan dan edukasi tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan di fasilitas kesehatan.
– Pemanfaatan teknologi: Penerapan teknologi informasi, seperti pemantauan jarak jauh dan rekam medis digital, dapat membantu mengatasi keterbatasan akses dan meningkatkan efisiensi layanan,
– Edukasi masyarakat: Kampanye kesehatan yang masif dan terstruktur perlu digalakkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang nutrisi, kehamilan berisiko, dan pentingnya pemeriksaan ANC yang teratur.
– Inovasi layanan: Berbagai inovasi, seperti program pendampingan untuk ibu hamil berisiko tinggi (misalnya, program Pasukan Hati), dapat memastikan bahwa setiap ibu hamil mendapatkan perhatian dan akses layanan yang layak.
– Peningkatan ANC berkualitas: Kementerian Kesehatan dan organisasi terkait perlu terus mendorong implementasi standar ANC berkualitas, dengan kunjungan yang memadai dan pemeriksaan yang menyeluruh.
*Kesimpulan yang Saya Ambil Maupun yang Saya Dapat*
Secara keseluruhan, peningkatan pelayanan kesehatan ibu hamil memerlukan kolaborasi multi-pihak yang kuat. Pemerintah, fasilitas kesehatan, tenaga medis, dan masyarakat harus bekerja sama untuk mengatasi tantangan yang ada
Dengan menyediakan layanan yang lebih merata, berkualitas, dan berbasis teknologi, kita dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi, serta menciptakan generasi penerus yang lebih sehat.(***)



