RUTENG, FAJARNTT.COM – Di depan Calon Bupati Paket DM Dr. Deno Kamelus, SH., MH., mantan Bupati Manggarai Anton Bagul Dagur, para petinggi Partai Pengusung Paket DM (Demokrat, Nasdem, PAN) serta warga Waso, 50-an orang muda yang terafiliasi dalam Barisan Relawan Deno-Madur (BRADER) Waso menyatakan dukungan kepada paket Deno-Madur (DM) di Kampung Waso, Kelurahan Waso, Kecamatan Langke Rembong, pada Minggu, 11 Oktober 2020.
Orator Paket DM, Mantovanny Tapung mengatakan bahwa kerja politik harus memiliki prinsip yang keras, tetapi dalam menjalankan prinsip itu tetap menunjukkan kelembutan atau kesantunan dalam cara mencapai tujuan politik, yang populer dalam ungkapan Latin : “Fortiter in Re, Suaviter in Modo” (Keras dalam prinsip, halus dalam tata cara). Kita tidak dianjurkan untuk mencapai tujuan politik dengan prinsip yang keras, tetapi dengan menggunakan cara yang keras pula, yang bertentangan dengan etika dan moral politik.
“Leluhur orang Manggarai telah mengajarkan kita untuk berusaha keras dalam hidup yang dikenal dengan ungkapan “dempul wuku, tela toni”. Sebagaimana hidup adalah perjuangan, politik juga membutuhkan perjuangan. Kita berjuang untuk memilih pemimpin yang baik, dan berusaha mencegah pemimpin yang buruk memimpin Manggarai. Untuk itu, semangat perjuangan yang sama juga harus kita terapkan dalam kerja politik Pemilukada ini. Kita harus memenangkan DM pada tanggal 9 Desember 2020, karena Pak Deno dan Pak Madur, sejuah ini menjadi putra-putra terbaik yang pantas diperjuangkan lagi untuk memimpin Manggarai satu periode lagi. Kita berjuangan dengan semangat yang kuat dan upaya yang keras, tetapi tetap dalam koridor kesantunan. Kita yakin, DM itu artinya Desember Menang!,” kata Manto sapaan akrab Mantovanny Tapung.
Semangat Kerja Politik
Untuk menegaskan semangat kerja politik seperti ini, Mantovanny yang juga adalah Dosen Ajaran Sosial Gereja di Unika Santu Paulus Ruteng mengutip pendapat dari ahli perang Tiongkok yang bernama Shun Tzu yang mengatakan : “Salah satu upaya untuk memenangkan peperangan, adalah menaklukkan musuh tanpa membuat pertempuran”.
“Dalam konteks Pemilukada, kita sedang berperang, tapi bukan sedang bertempur. Perang mengandalkan strategi, karena itu yang dibutuhkan adalah kecerdasan dan kemampuan mengelola taktik. Sementara dalam pertempuran, yang diandalkan adalah senjata, amunisi yang banyak, kekuatan otot dan mobilisasi massa (purak mukang). Dalam konteks pemilukada, pertempuran seperti gesekan fisik dan verbal di media sosial harus dihindari,” katanya lagi.
Lanjut Manto, karena itu, sangat disayangkan kalau adik-adik menjadikan momentum Pilkada ini untuk lebih mengandalkan otot dibandingkan upaya mengedepankan kecerdasan gagasan. Keterlibatan adik-adik dalam dalam bentuk sayap-sayap relawan sangat diapresiasi oleh banyak pihak. Geliat kaum muda seperti ini menjadi indikasi peradaban politik demokrasi di Manggarai sudah naik kelas. Karenanya, jadikan kesempatan ini untuk belajar. Belajar bahwa, politik adalah kerja otak, bukan kerja otot.
“Kalau ada di antara adik BRADER yang melakukan pola otot dalam kerja politik, cobalah dihindari dan berusaha untuk belajar menggunakan pengetahuan kita,” katanya lagi.
Hal-hal Penting
Menurut Manto, ada tiga hal penting untuk menopang kerja otak dalam politik, yakni : (1) pengetahuan yang baik tentang DM dan rekam jejaknya; (2) Pengalaman konsolidasi dan sinergi dengan teman-teman relawan dan pilar pemenangan yang lain agar efektif dan efisien dalam mencapai target kemenangan; (3) Semangat perjuangan (militansi).
“Jangan mudah menyerah. Harus semangat!. Jiwa orang muda selalu diliputi semangat. Tidak pernah mengenal kata gagal. Orang yang sering memproduksi kata “gagal” adalah mereka yang tidak memahami arti proses dan perjuangan hidup. Hidup adalah perjuangan atau vita est militia,” tuturnya.
Salang Tuak
Dalam konteks kemanggaraian, Mantovanny menarasikan; politik Pemilukada hanya momentum temporal karena jalurnya “salang tuak” (jalan sementara), tetapi hubungan darah antara kita tidak pernah hilang yang disebut “salang wae teku tedeng” (jalan sepanjang hayat).
“Karena itu, adik-adik perlu saling menghargai pilihan dari teman-teman yang berbeda pilihan. Kita dan mereka sedang sama-sama belajar politik, tetapi lebih dari itu, kita sedang berusaha untuk belajar menghargai perbedaan di antara kita. Sebab memang kita tidak pernah dilahirkan sama, meski ada yang mirip tetapi tetap tidak sama. Bahkan dalam satu keluarga saja, saat ini pilihan bisa berbeda. Tetapi kita tentu tidak mau karena perbedaan politik, menjadi tidak akur hanya karena perbedaan politik,” tuturnya lagi.
“Untuk memenangkan DM 9 Desember 2020, adik-adik harus menjadi sales (penjual) yang baik dan benar. Saat “menjual” DM, adik-adik harus pandai-pandai meyakinkan masyarakat dengan pendekatan dan pola yang baik. Kita tidak salah memilih dan menjual DM ke tengah masyarakat, karena sudah merupakan paket komplit, baik “chasing”nya, maupun isi dalamnya. Karena itu menjual DM, sebenarnya tidak terlalu sulit, dibandingkan menjual barang yang lain, yang mutu belum terukur dan terbukti baik. Sudah ada 18 narasi alasan memilih DM, tinggal adik-adik manfaatkan itu sebagai materi untuk menjual DM ke masyarakat Manggarai,” tutupnya.
Mengakhiri tatap muka, BRADER Waso membuat deklarasi mendukung DM yang dipimpin oleh koordinator BRADER, Ivan Roja dan Roni Semi. Dalam teks deklarasi yang dibacakan bersama, terdapat tiga poin penting, yakni :
- Mendukung DM untuk 1 periode lagi;
- Mendukung Pemilukada Damai dan Bersih pada 9 Desember 2020;
- Hanya boleh memilih 1, karena kalau memilih dua-duanya, tidak sah.
Penulis : FJN
CATATAN REDAKSI: apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada redaksi kami EMAIL.
Sebagaimana diatur dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.