Penulis: Vincent Ngara | Editor:
RUTENG, FAJAR NTT – Agustinus Sarifin, S.H., M.H. mengadakan pertemuan terbatas dengan simpatisan beberapa waktu lalu di Ruteng, Kabupaten Manggarai, Provinsi NTT.
Calon Anggota DPR RI Partai PKB Dapil NTT 1 itu mengatakan bergabung menjadi kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sejak tahun lalu.
“Kenapa saya bergabung dengan PKB? Karena saya temukan ada visi yang sama untuk kepentingan masyarakat,” kata Gusti kepada Wartawan di Ruteng, pada Kamis (27/10/2022) siang.
Ia menuturkan tidak berorientasi gabung ke dunia politik demi uang.
“Saya berpolitik untuk mengabdi. Kalau hanya untuk dapatkan kekuasaan lalu memperkaya diri, ngapain berpolitik. Saya ingin duduk di senayan tidak untuk perut saya,” tutur alumnus SMP Santu Pius XII Kisol itu.
Panggilan Hidup
Menurutnya, politik itu salah satu panggilan hidup.
“Saya mengabdi kepada masyarakat tanpa sebuah otoritas publik bisa saya lakukan, akan tetapi cakupannya kurang luas. Saya memilih untuk berpolitik supaya bisa abdikan diri untuk masyarakat. Ini panggilan dengan cakupan yang lebih luas,” katanya.
Gusti yang merupakan pengusaha di bidang Farmasi memiliki alasan menjadi kader PKB.
“Alasan saya memilih PKB ada persamaan dan kesamaan dalam hal gerak pemberdayaan masyarakat. Kemudian PKB adalah partai nasionalis dan pendirinya adalah orang NU. Gerak pemberdayaan ekonomi masyarakat yang PKB laksanakan sekarang sudah berjalan, jadi paralel dengan yang sudah saya lakukan. Visinya sama, jadi paling pas dengan partai PKB,” ujar pria murah senyum dan sederhana itu.
Ia juga menegaskan tidak ingin berkoar-koar menjanjikan sesuatu lalu tidak berbuat apa-apa.
“Saya tidak mau. Masyarakat sedang merindukan figur yang tidak menjanjikan sesuatu tapi berbuat sesuatu,” tegasnya.
Berjuang Untuk Masyarakat
Agustinus melihat ada ketimpangan ekonomi dan ketimpangan SDM yang terjadi di masyarakat.
“Jika salah satunya pincang, maka itu pasti berpengaruh dengan yang lain. Oleh sebab itu, keduanya harus berjalan paralel antara SDM dan penguatan ekonomi masyarakat, karena antara SDM dan ekonomi adalah hal yang satu-kesatuan. Ekonomi tidak bagus kalau SDM tidak bagus, begitupun sebaliknya. Jadi ibarat dua mata uang, orang tidak bisa sekolah dengan baik bila ekonomi tidak kuat,” jelas alumnus S1 Sekolah Tinggi Filsafat Santu Paulus Ledalero Maumere.
Seorang politisi atau wakil rakyat, kata owner PT Peduli Farma Nusantara itu, harus memahami persoalan yang terjadi di daerah pemilihan (Dapil).
“Bagi saya duduk di senayan itu bekerja sosial, Itu pemahaman saya hingga detik ini sampai kapanpun. Masyarakat mengutus kita sebagai wakil untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat. Problem riil itu yang harus kita perjuangkan, tanpa saya memahami problem riil yang ada di masyarakat, saya tidak bisa perjuangkan itu,” jelasnya lagi.
Ia menyampaikan bahwa DPR merupakan lembaga yang membentuk Undang-Undang dan peraturan lainnya. Selain itu, kata dia, peraturan yang betul-betul memihak masyarakat itu yang harus ia perjuangkan.
“Saya bukan orang kaya, saya orang ekonomi biasa-biasa saja, tapi saya memiliki niat yang tulus untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat, tentu bukan untuk perut saya,” ujar alumnus S2 Hukum Universitas Tarumanagara itu.
Opini Publik
Agustinus memahami sudut pandang masyarakat terhadap dunia politik.
“Masyarakat mungkin berpikir politik itu busuk, karena itu yang mereka alami. Saya tidak bisa serta-merta salahkan masyarakat. Mereka tidak salah, tapi mungkin karna ada yang pernah janjikan ini itu, kemudian ada permainan politik yang kurang sehat lalu masyarakat mengambil kesimpulan politik itu busuk. Tidak salah mereka menilai itu, Jadi ada banyak aspek termasuk pelaku politik juga turut menyumbang image seperti itu,” terangnya.
Dipo Nusantara, kata dia, adalah sahabat dalam PKB.
“Dipo adalah sahabat saya berpolitik dalam garis PKB. Siapa pun yang menang yang penting PKB menang, itu prinsip saya. Mau Pak Dipo menang ya tidak masalah sepanjang Pak Dipo tetap mengikuti rodanya PKB dan orientasi politik PKB. Jadi saya tidak melihat Pak Dipo sebagai rival saya. Itu sahabat saya internal dalam partai,” lanjutnya.
Ia juga tidak akan mengkampanyekan politik identitas.
“Oh tidak. Saya tidak akan katakan jangan pilih Pak Dipo karna beliau muslim..tidak! Kita sama-sama warga negara Indonesia. Tidak akan keluar dari mulut saya bahwa dia (Dipo Nusantara) muslim. Politik identitas itu merusak NKRI..tidak boleh!” tegasnya.
Menurut Gusti bahwa masyarakat tidak harus memilih dirinya.
“Siapa saja wakil yang menurut masyarakat yang terbaik, ya pilih dia yang betul bisa mewakili. Saya tidak katakan saya terbaik. Kalau ada wakil yang lain dan lebih bagus dari saya, silahkan pilih mereka. Kita berikan pencerahan kepada masyarakat berpolitik, berdemokrasi dengan bebas, tanpa beban, dan cerdas,” ungkapnya.
Ia pun menyampaikan pesan bahwa jangan salah memilih wakil rakyat.
“Pilihlah wakil yang betul responsif dan bisa mewakili suara kamu dan berjuang untuk kepentingan masyarakat Dapil NTT 1. Jangan sampai memilih wakil yang hanya memberi janji palsu ketika duduk di senayan dan sayonara..jangan,” pesan Agustinus.
Kegiatan Sosial
Informasinya, Agustinus sudah banyak melakukan kegiatan sosial. Ia mendatangkan ahli dari Bandung untuk mendidik putra-putra lokal Manggarai agar memiliki skill di bidang otomotif
“Saya sudah punya bengkel di sini. Anak-anak SMK Santo Aloysius sekarang sedang magang di tempat saya. Baru-baru ini dari Bajawa dan Nagekeo datang di tempat saya,” jelas pendiri Yayasan Sarifin Peduli Masyarakat tersebut.
Kemudian, ia juga membiayai pendidikan Apoteker untuk 12 orang anak Flores di Semarang, Jawa Tengah.
“Saya membiayai mereka (12 orang), karena saya mau bangun apotik di kampung-kampung dan di kecamatan-kecamatan untuk mereka kelola, sehingga mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Orang dari Elar tidak harus datang beli obat ke Ruteng, orang dari Mukun tidak harus datang beli obat ke Ruteng, orang Iteng tidak harus beli obat ke Ruteng. Kita datangkan obat, sehingga mereka beli obat ke apotik tersebut dengan harga yang terjangkau,” tutur pemilik Pabrik Top Karbon di Jabodetabek itu.
Kegiatan lainnya, kata Agustinus, tahun ini membangun kandang sedaratan Flores untuk penguatan ekonomi masyarakat.
“Ketika ekonomi masyarakat kuat, mereka bisa mengirimkan anak-anaknya untuk kuliah di jenjang pendidikan yang lebih bagus,” tutupnya.
CATATAN REDAKSI: apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada redaksi kami EMAIL.
Sebagaimana diatur dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.