
Penulis: Vincent Ngara | Editor:
Misinformasi
Kemudian pada Senin (17/10/2022) sekembalinya dari Ruteng, BM langsung menghadap Kepsek di ruangannya untuk memberitahu bahwa ia sudah pulang dari Ruteng, namun seketika itu respon Kepsek sendiri kembali menyinggung soal uang kolekte tersebut.
“Saat itu juga saya menyampaikan kepada Kepsek untuk memanggil ibu MS agar bisa mengklarifikasi soal kebenaran informasi penyampaiannya yang mengatakan bahwa uang kolekte tersebut itu ada di Kepsek. Setelah itu selang setengah jam, ibu MS menelpon saya untuk menghadap Kepsek membahas kembali soal informasi uang kolekte tersebut di ruangannya,” ujarnya.
Saat pembahasan tersebut, jelas BM, Kepsek terkesan masih mempertahankan kebenaran informasi yang telah ibu MS sampaikan.
“Saya sendiri berkali-kali membantah pernyataan ibu MS, itu tidak benar. Bahkan saat itu juga saya menawarkan kepada Kepsek, sebaiknya Kepsek bisa bertanya langsung ke pihak sekretariat soal uang kolekte tersebut. Namun Kepsek tetap membantah dan menyampaikan pernyataan bahwa benar saya telah menjual namanya,” ujarnya lagi.

Merasa tidak puas dengan pernyataan sang Kepsek, BM langsung membantah kalau ia tidak pernah menjual nama Kepsek hanya gegara uang kolekte. Dan dalam situasi tersebut Kepsek juga mengeluarkan kalimat yang menyapa saya dengan sapaan yang sangat tidak etis dan menurut saya itu tidak pantas didengar.
“Proses penyelesaiaan klarifikasi tersebut sudah bukan lagi mengarah pada konteks persoalan tentang masalah uang kolekte, tetapi menjurus ke hal yang pribadi,” ungkapnya.
“Karena merasa tidak nyaman, saat itu juga saya spontan pamit keluar dari ruangan. Dan saat itu juga saya dan Kepsek sempat terjadi adu mulut karena Kepsek memanggil saya dengan cara menunjuk, dan seketika itu saya juga menjawab panggilan Kepsek untuk menyampaikan jangan memanggil orang dengan cara menunjuk, lalu seketika itu Kepsek mengusir saya dari ruangan,” lanjutnya.
Usai kejadian di sekolah, kata BM, ia duduk di ruangan bengkel motor. Seketika ia dikagetkan dengan cara Kepsek yang mengeluarkannya dari grup WhatsApp internal sekolah.
“Ada apa tiba-tiba Kepsek keluarkan saya dari grup WhatsApp sekolah?” katanya dalam hati.
Esoknya pada Selasa (18/10/2022), saya (BM) masih kurang mood untuk masuk sekolah, karena merasa masih kurang nyaman. Ternyata di hari itu juga, saya mendapatkan informasi melalui via telpon dari salah satu guru yang menyampaikan apa yang dipesan oleh Kepsek kepada saya saat pertemuan internal bpk/ibu guru SMK Mutiara Bangsa Reok untuk memberitahu kepada saya agar tidak boleh lagi datang ke sekolah.
“Saya sempat kaget, kok bisa Kepsek menyampaikan pernyataan ini kepada saya. Dan dari pernyataan Kepsek tersebut, saya bisa menyimpulkan bahwa Kepsek secara sengaja berupaya untuk mengeluarkan saya dari sekolah secara tidak hormat dan sepihak,” tegasnya.

CATATAN REDAKSI: apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada redaksi kami EMAIL.
Sebagaimana diatur dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.