close menu

Masuk


Tutup x

Sejumlah Musisi Gelar Projek Mini Panggung, Bangun Ruang Skena Musik Lokal di Ruteng

Sejumlah
Pergelaran Musik "Natas Bate Lab-Art" di Ruteng (Foto: GN/FAJARNTT.COM)

Penulis: | Editor: Tim

RUTENG, FAJARNTT.COM – Ada ragam perspektif ketika memandang musik sebagai medium karya. Bagi sebagian musisi, selain mencurahkan emosi melalui bunyi serta diwujudkan dalam penekanan lirik lagu, musik mampu menjadi ruang ilham untuk menyuarakan aspirasi.

Hal ini yang sekiranya ingin ditunjukan oleh sejumlah musisi muda di kota Ruteng. Mereka yang tergabung dalam grup musik dan akan tampil menghibur adalah Gema Nusa Project, After Midnight, Palette, Accidens & Vika Kleden, salah satu penyanyi Muda yang sedang menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi di Kota Ruteng.

Pergelaran musik ini bertempat di Lab-Art Gema Nusa Project di Kelurahan Pau, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai, pada Rabu, 31 Mei 2023, pukul 16.00 Wita hingga selesai.

Edwin Saleh

Di gadang-gadang, projek mini panggung bertajuk “Natas Bate Lab-Art” tersebut mampu menjadi medium jumpa yang diproyeksikan akan mempertemukan ragam bentuk gagasan demi membangun skena musik lokal. Khususnya geliat seniman muda yang ada di kota Ruteng.

Yon Patung, salah satu founder dari Gema Nusa Project menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah upaya para pegiat musik muda yang ingin membangun kultur apresiasi di tengah masyarakat.

Iklan

“Dalam artian, ingin lebih mendekatkan diri dengan masyarakat terkait gaya, karakter, proses dan lagu yang menjadi bagian dari karya penciptaan. Sehingga proses serta geliat musik bisa lebih di kenal sekaligus dirasakan oleh masyarakat luas,” jelasnya.

Hal itu pula diimplementasikan melalui tajuk tema yang diambil dari filosofi budaya Manggarai, yaitu Natas Bate Labar. Natas Bate Labar merupakan salah satu dari 5 falsafah hidup orang manggarai yakni mbaru bate kaeng, natas bate labar, uma bate duat, wae bate teku, compang bate takung.

Sehingga, bagi pria yang fokus melahirkan karya di genre musik etnik ini, falsafah tersebut bisa menjadi upaya untuk menghidupkan halaman rumah sebagai ruang atraksi demi membangun semangat kebersamaan.

“Pastinya, inisiatif kegiatan yang telah lama direncanakan ini sebagai upaya mengembalikan kerinduan tentang filosofi budaya dengan memanfaatkan halaman rumah sebagai ruang distribusi pengetahuan sekaligus pengalaman belajar untuk membangun semangat kebersamaan,” ungkap Yon Patung.

Menjadikan Ruang Ekspresi dari Karya-karya Original

Selain ingin membangun kultur apresiasi, momentum baik ini dimanfaatkan oleh para musisi sebagai ruang ekspresi memperkenalkan karya-karya original.

Ivan Gaur, salah satu aktor penting yang ikut mendirikan grup musik Gema Nusa Project ini mengaku, bahwa panggung minimalis nanti akan diwarnai dengan suguhan karya-karya original dari masing-masing karakter band.

“Termasuk menjadi debut awal kami serta para musisi lainnya untuk mengakrabkan diri dengan masyarakat luas terkait karya-karya original,” ungkap Ivan Gaur.

Tidak ketinggalan, beberapa karya musik etnik Manggarai ciptaan Gema Nusa Project akan menjadi sebuah pertunjukan kejutan untuk para pengunjung yang datang.

Sejumlah
Pergelaran Musik “Natas Bate Lab-Art” di Ruteng (Foto: GN/FAJARNTT.COM)

Terkait seperti apa tantangan yang akan dihadapi, Ivan Gaur mengaku bahwa tidak ada hal teknis yang begitu rumit. Hanya saja, karena acara tersebut menjadi agenda pertama dan akan diselenggarakan dalam ruang yang berbeda dengan fasilitas musik yang seadanya, maka butuh persiapan yang matang dalam konsep acaranya. Sehingga, kemasan acara dan desain tata ruang diharapkan lebih atraktif dan menarik untuk dinikmati oleh pengunjung yang datang.

“Secara konsep dan gagasan, acara seperti ini akan terus berlanjut. dengan model arisan acara, dimana upaya para senimannya menghidupkan geliat musik dengan saling berkunjung menggelar acara. Upaya ini sebagai bentuk solidaritas serta dukungan antar sesama pegiat musik lokal,” tutur Ivan Gaur.

Lebih lanjut, guru sekaligus pemain suling ini mengatakan bahwa medium jumpa ini terlaksana berkat dukungan kolektif dari berbagai seniman musik yang terlibat serta beberapa komunitas yang ada di kota Ruteng. Diantaranya Rumah Baca Aksara dan Dite Adventure.

Saat acara nanti, turut dihadirkan lapak baca buku gratis dari kawan-kawan Rumah Baca Aksara dan Flores Art dengan ciri khas pajangan local fashion dari bahan tenun songke khas Manggarai bagi pengunjung yang datang.

Follow Berita FajarNTT.com di Google News

Dapatkan update breaking news dan berita pilihan kami dengan mengikuti FajarNTT.com WhatsApp Channel di ponsel kamu

CATATAN REDAKSI: apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada redaksi kami EMAIL.
Sebagaimana diatur dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.

Konten

Komentar

You must be logged in to post a comment.

Terkini Lain

Konten