close menu

Masuk


Tutup x

Lewat Green Skills, Petani Muda Manggarai Disiapkan Hadapi Tantangan Zaman

Penulis: | Editor: Redaksi

RUTENG, FAJARNTT.COM – Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) resmi meluncurkan proyek Green Skills: Memberdayakan Petani Muda untuk Pertanian Cerdas Iklim (Climate-Smart Agriculture/CSA) di Desa Golo Cador, Kecamatan Wae Rii, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (15/7).

Proyek ini bertujuan membekali kaum muda, terutama perempuan, dengan keterampilan pertanian yang adaptif terhadap perubahan iklim serta berkelanjutan secara ekonomi dan lingkungan.

Didukung pendanaan dari RHYTHM Foundation dan Plan International Hong Kong, inisiatif ini akan melibatkan berbagai pemangku kepentingan lintas sektor, termasuk pemerintah daerah, Dinas Pertanian Manggarai, serta lembaga keuangan lokal.

Proyek ini menargetkan 200 petani muda berusia 18-29 tahun, dengan 60 persen partisipasi perempuan sebagai upaya mempersempit kesenjangan gender di sektor pertanian.

Direktur Program Plan Indonesia, Ida Ngurah, menjelaskan bahwa pelatihan Green Skills merupakan pendekatan inovatif dalam pemberdayaan ekonomi dan sosial anak muda.

Selain membangun ketahanan ekonomi, proyek ini juga mendorong inklusi sosial, kesetaraan gender, serta adaptasi terhadap dampak krisis iklim yang kian terasa di wilayah-wilayah agraris seperti Manggarai.

“Green Skills tidak hanya meningkatkan pendapatan kaum muda, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan, kesehatan masyarakat, serta membangun kesadaran tentang pentingnya kesetaraan gender, disabilitas, dan inklusi sosial (GEDSI). Kaum muda memiliki peluang besar untuk menjadi agen perubahan dalam ekonomi hijau,” ujar Ida.

Sementara itu, Bupati Manggarai, Herybertus Geradus Laju Nabit, SE., MA, menyambut hangat peluncuran proyek ini.

Dalam sambutannya, Bupati Hery menekankan pentingnya cara baru dalam mengelola pertanian di tengah tantangan perubahan iklim dan dinamika ekonomi global.

“Ketika kita melakukan hal yang sama dengan cara yang sama, maka kita tidak bisa berharap hasil yang berbeda. Iklim berubah, maka cara bertani pun harus berubah. Kita harus beradaptasi,” tegas Bupati Hery.

Ia juga menyoroti pentingnya pertanian yang tidak hanya sekadar bertahan, tetapi mampu menembus pasar dengan produk yang berkualitas.

Menurutnya, Green Skills adalah bagian dari strategi daerah untuk mencetak petani-petani muda yang siap bersaing di pasar lokal dan regional.

“Green Skills bukan saja soal produksi, tetapi bagaimana kita menciptakan produk pertanian yang berkualitas, ramah lingkungan, dan mampu menjawab kebutuhan pasar yang semakin menuntut standar tinggi,” jelasnya.

Selain itu, Bupati Hery mendorong pemanfaatan lahan pekarangan untuk pertanian rumah tangga sebagai solusi dalam mengurangi pengeluaran dan menciptakan sumber pendapatan baru bagi keluarga, terutama perempuan dan anak muda di pedesaan.

Cetak Champion Muda dan Tangguh

Proyek Green Skills juga dirancang untuk membentuk champion muda, yakni figur-figur pemuda yang menjadi pelopor pertanian cerdas iklim di tingkat lokal.

Sebanyak 10 kelompok tani muda dari enam desa akan mendapat pendampingan intensif untuk mengembangkan rencana bisnis pertanian yang inklusif, berkelanjutan, dan berbasis komunitas.

Rencana bisnis ini akan mencakup pemanfaatan teknologi ramah lingkungan, efisiensi penggunaan air dan pupuk, serta strategi pemasaran produk pertanian ke pasar yang lebih luas.

Selain pelatihan teknis, peserta juga akan mendapatkan penguatan kapasitas dalam manajemen keuangan, kewirausahaan, dan advokasi kebijakan pertanian.

Dengan peluncuran ini, Plan Indonesia berharap mampu mempercepat proses transformasi sektor pertanian di Manggarai agar lebih inklusif, adaptif terhadap perubahan iklim, serta menjadi jalan keluar dari pengangguran kaum muda.(*)

Kedai Momica
Konten

Komentar

You must be logged in to post a comment.