Penulis: N. Firman | Editor:
BAJAWA, FAJAR NTT – Jalan jalur provinsi lintas kapubaten yang menghubungkan kecamatan Riung dengan ibu kota kabupaten Ngada dan juga kabupaten Nagekeo sangat memprihatinkan, tepatnya di wilayah iner. Bahkan, jalan itu juga menghubungkan kecamatan Riung dengan kabupaten Manggarai Timur, tepatnya menuju kecamatan Sambi Rampas (Pota).
Baca Juga : Camat Congkar Ingatkan Para Kades Transparan dalam Mengelola Dana Desa
Sebagai informasi, ruas jalan tersebut pernah aspal sekitar tahun 1995 itu, terlihat sudah tampak rusak parah dan berlubang, bahkan aspalnya sudah terkelupas. Jalur tersebut, menjadi satu-satunya akses penghubung kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara ke Riung serta pulau Ontoloe, tempat hunian satwa Kelelawar dan Mbou. Selain itu, merupakan sarana masyarakat untuk menjual hasil bumi serta memperlancar segala urusan masyarakat ke Bajawa, Kabupaten Ngada.
“Jalan ini seperti kubangan kerbau atau kolam ikan. Pemerintah harusnya memperhatikan ini, karena merupakan akses menuju obyek wisata di Taman Laut 17 Pulau Riung,” kata salah satu pengguna jalan kepada media ini, Minggu (14/2/2021).
Ia mengatakan, Jalur tersebut juga sebagai jalur utama untuk mengantar pasien rujukan menuju Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS, dan juga rujukan pasien menuju Rumah Sakit Aeramo, kabupaten Nagekeo.
“Jalur yang menyedihkan bagi para pasien dan petugas kesehatan, karena ikut terhambat akibat parahnya kerusakan jalan di wilayah ini,” terang warga yang tidak ingin memediakan namanya itu.
Baca Juga : Cegah Penyebaran Covid-19, Polsek Riung Bagikan Masker dan Sosialisasi Prokes
Pembangunan Belum Merata
Salah satu warga desa persiapan Kota Raja, Kecamatan Riung juga membenarkan hal itu. Ia menjelaskan bahwa kondisi kerusakan jalan dalam kota kecamatan ini semakin parah dengan kondisi hujan seperti ini. Program pembangunan yang pemerintah canangkan belum merata, khusus bagi masyarakat kecamatan Riung dan sekitarnya.
“Coba anak lihat sendiri, jalur provinsi dengan kondisi semacam ini sudah lama, bahkan sudah puluhan tahun, apalagi Riung juga termasuk tempat pariwisata yang banyak turis-turis dari luar negeri kunjungi,” ungkapnya.
“Kami sebagai masyarakat kecil hanya berharap kepemimpinan Gubernur Viktor Laiskodat, agar bisa memperhatikan jalan ini, sehingga ini tidak menjadi kesan buruk di mata masyarakat,” lanjutnya.
Ia juga berharap, anggota DPRD Provinsi yang mewakili kabupaten Ngada serta anggota DPRD Kabupaten dari Dapil IV yang mewakili masyarakat kecamatan Riung, benar-benar menyuarakan kondisi yang terjadi.
“Kami tidak melihat perubahan yang signifikan sebagai representasi langsung dari masyarkaat itu sendiri. Kami minta jalur transportasi di wilayah ini, segera diperhatikan. Jika Gubernur tidak bisa meninjau kondisi tersebut secara langsung, mestinya mereka mampu menyuarakan itu,” tegasnya.
Pantauan media ini, kerusakan paling parah terlihat di beberapa titik jalur tersebut, mulai dari Desa Ite Jaya persiapan hingga Desa Tadho Barat persiapan, selanjutnya menuju Lenbeng Mulu. Bahkan jalur tersebut, dikeluhkan oleh para wisatawan.
CATATAN REDAKSI: apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada redaksi kami EMAIL.
Sebagaimana diatur dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.