
Penulis: Vincent Ngara | Editor:
- Musik asli Indonesia lama kelamaan akan hilang karena generasi penerus bangsa lebih memilih mendengar music K-Pop, sehingga otomatis dunia permusikan di Indonesa berpindah haluan;
- Terjadi pergesaran budaya yang kontras dan acuh tak acuh terhadap budaya lokal;
- Terlalu fanatik terhadap boyband atau girlband sehingga melupakan kewajibannya sebagai pelajar (karena dalam pikirannya hanya ada para idol tersebut;
- Minimnya solidaritas dan pengapresiasian kepada para musisi Indonesia.
Hemat penulis ada beberapa cara agar kita bisa mempertahankan budaya lokal di era globalisasi agar tetap terjaga dan tidak hilang dengan munculnya kebudayaan baru, dengan:
- Mengikuti berbagai kebudayaan asal dengan terlibat langsung didalamnya, misalnya menjadi penonton atau peserta dalam kegiatan budaya tertersebu;
- Mengenalkan produk budaya ke kancah tradisional melalui jejaring sosial dengan mengunggah video di media sosial;
- Menjadikan budaya lokal sebagai identitas dan bangga terhadap budaya tersebut di era globalisasi ini;
- Mengembangkan dan membuat inovasi baru dakal pengenalan budaya ke masyarakat;
- Menanamkan nilai-nilai pancasila dengan sebaik-baiknya;
- Lebih mempromosikan kebudayaan kesenian Indonesia agar masyarakat tertarik untuk ikut melestarikan kebudayan lokal.
Konsekuensi globalisasi dan kemajuan teknologi informasi memang telah mempengaruhi eksistensi budaya lokal kita dan membawa kita pada kondisi krisis kebudayaan. Lalu bagaimana kita memelihara kebudayaan nusantara di tengah gempuran budaya asing tentu diperlukan kebijakan dan strategi kebudayaan yang tepat untuk mengatasi hal ini dengan bersikap terbuka terhadap modernitas namun tetap memiliki jati diri sebagai bangsa yang berdaulat dan bermartabat.
Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilman Farid menawarkan enam program prioritas untuk menanggulangi permasalahan kebudayaan, antara lain jalur rempah, desa pemajuan kebudayaan, advokasi masyarakat adat, dan BLU museum. Namun yang terpenting lagi adalah kita harus membangun branding nation yang positif dan berkarakter di kalangan masyarakat, khususnya generasi muda, untuk melindungi bangsa dari gempuran arus kebudayaan global (Kompas.com).

CATATAN REDAKSI: apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada redaksi kami EMAIL.
Sebagaimana diatur dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.