Penulis: Tim | Editor: Vincent Ngara
KUPANG, FAJARNTT.COM – Dewan Pers menggelar kegiatan Workshop Peliputan Pemilu atau Pilkada di Provinsi NTT, bertempat di Hotel Aston Kupang. Undangan yang hadir dalam kegiatan ini 50 peserta dari organisasi pers dan media.
Perwakilan Dewan Pers, Admaji Sapto Anggoro dalam sambutannya, menyampaikan ketertarikannya kepada NTT yang memiliki banyak tokoh, yang ikut membantu bangsa Indonesia melalui karya-karya jurnalistiknya.
“Ada banyak tokoh di NTT yang membantu Indonesia dalam dunia penulisan jurnalistik dan perjuangannya. Jangan-jangan yang mewarnai jurnalistik Indonesia itu adalah tokoh-tokoh dari NTT,” tutur Sapto Anggoro, pada Rabu, 14 Agustus 2024.
Sapto pun meminta peran pers untuk menjaga situasi Pilkada di NTT, agar berjalan dengan baik dan sesuai dengan prinsip-prinsip dasar etika jurnalistik.
“Kami harap Pilkada kali ini tidak mempengaruhi rasa persatuan dan potensi yang dimiliki. Dalam hal ini kami mengajak teman-teman media dapat menjalankan fungsi persnya dengan lebih baik,” pintanya.
Partisipasi Pemilih
Saat yang sama, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) NTT, Jemris Fointuna, mengungkapkan kerjasama yang baik dengan media diharapkan dapat meningkatkan partisipasi pemilih pada Pilkada yang akan datang.
“Tingkat partisipasi kita dalam Pemilu kemarin mengalami penurunan. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya pemilih PNS yang terakomodasi atau terbawa dalam data pemilih kita. Harapan kami partisipasi pemilih kita menjadi lebih baik lagi,” jelas Fointuna.
Sementara itu, Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) NTT, Nonato Sarmento, mengutarakan berdasarkan Indeks Kerawanan Pemilu, tingkat kerawanan paling tinggi terdapat pada kontestasi Pemilu, yang mana hanya ada dua pasangan calon yang akan dipilih.
Nonato pun berterima kasih atas peran media yang sangat membantu Bawaslu dalam penyelenggaraan Pemilu. Kata dia, dalam upaya pencegahan Bawaslu selalu melihat dengan membuat Indeks Kerawanan Pemilu.
“Pada tahun 2024 Indeks Kerawanan Pemilu dilihat dari 4 dimensi yaitu, sosial-politik, pergaulan bicara, partisipasi, dan kontestasi. Sementara pada kontestasi itu rawan tinggi. Berdasarkan data-data pengawasan kami, kalau dalam penyelenggaraan Pilkada hanya ada dua pasangan pasti rawan,” ungkapnya.
Sebagai informasi, salah satu pemateri dalam kegiatan tersebut yakni, Richad Poyk selaku Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Daerah NTT. Kegiatan pun berlanjut dengan diskusi terkait persoalan-persoalan menjelang Pilkada serta langkah antisipasinya.(*)
Penulis: Yosi Bataona
CATATAN REDAKSI: apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada redaksi kami EMAIL.
Sebagaimana diatur dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.