close menu

Masuk


Tutup x

Puskesmas Reo Dorong Transformasi Layanan KIA Lewat Inovasi “RINDU KIA”

Penulis: | Editor: Redaksi

FAJARNTT.COM – UPTD Puskesmas Reo, Kabupaten Manggarai, terus memperkuat perannya dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan ibu dan anak (KIA) melalui sebuah inovasi unggulan bernama “RINDU KIA” atau Rencana Persalinan dan Kesiapsiagaan Komplikasi Kesehatan Ibu dan Anak.

Inovasi ini telah membawa perubahan nyata di tengah masyarakat dan kini menjadi salah satu wakil Kabupaten Manggarai dalam ajang kompetisi Inovasi Pelayanan Publik tahun 2025.

Diluncurkan pada akhir 2023, “RINDU KIA” hadir sebagai respons atas tingginya angka kematian ibu dan bayi akibat keterlambatan penanganan komplikasi selama kehamilan dan persalinan.

Hal tersebut disampaikan Kepala UPTD Puskesmas Reo, Serafia Saninda Genok, A.Md.Kep., saat diwawancarai Fajarntt.com pada Rabu, 23 Juli 2025.

Ia menjelaskan bahwa pendekatan utama dari inovasi ini adalah kolaborasi aktif antara tenaga kesehatan, keluarga, dan komunitas, terutama dalam merencanakan persalinan dan menghadapi potensi komplikasi.

Kedai Momica

“Kunci dari ‘RINDU KIA’ adalah keterlibatan semua pihak baik itu ibu hamil, suami, keluarga, tokoh masyarakat, dan tenaga kesehatan. Kita siapkan segala sesuatunya sejak awal: dari dana darurat, donor darah, hingga transportasi,” jelas Serafia.

Jawab Tiga Masalah Klasik Kesehatan Ibu dan Anak

Inovasi ini secara langsung menargetkan tiga akar persoalan utama dalam layanan KIA, yakni:

Pertama, Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang tanda bahaya selama kehamilan dan persalinan.

Kedua, Akses terbatas ke fasilitas kesehatan, khususnya di wilayah pedesaan dan terpencil.

Ketiga, Ketimpangan gender dalam pengambilan keputusan kesehatan, yang seringkali mempersulit tindakan cepat.

Dengan stiker P4K yang ditempel di rumah ibu hamil, keluarga dibantu untuk mengenali tanda bahaya, menyiapkan Tabulin (tabungan ibu bersalin), Dasolin (dana sosial bersalin), dan berbagai langkah kesiapsiagaan lainnya.

Selaras dengan Regulasi dan Agenda Nasional

“RINDU KIA” didesain agar sejalan dengan berbagai kebijakan strategis nasional, seperti UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, PP No. 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi, serta peraturan menteri kesehatan terkait penurunan angka kematian ibu dan bayi.

Inovasi ini juga mendukung upaya percepatan penurunan stunting dan peningkatan gizi ibu hamil dan bayi.

Forum Jejaring Peduli KIA: Pilar di Tingkat Desa

Di setiap desa dan kelurahan wilayah kerja Puskesmas Reo, dibentuk Forum Jejaring Peduli KIA yang menjadi penggerak utama dalam mendampingi ibu hamil sejak trimester awal hingga pascapersalinan.

Forum ini mengedepankan peran tokoh lokal untuk mengedukasi masyarakat, membantu logistik rujukan, dan mempercepat koordinasi jika terjadi kedaruratan.

“Perubahan besar datang dari desa. Forum ini menjadi jembatan antara masyarakat dan fasilitas kesehatan,” kata Serafia.

Dampak Signifikan: Nol Kematian Ibu Sejak 2023

Data Puskesmas Reo menunjukkan, sebelum penerapan “RINDU KIA”, kematian ibu masih tercatat pada 2021 dan 2022 karena keterlambatan rujukan.

Namun, sejak inovasi ini diterapkan secara penuh mulai November 2023, tidak ada lagi kematian ibu hingga akhir tahun 2024. Dari 120 kasus rujukan maternal yang ditangani selama periode tersebut, seluruhnya berhasil diselamatkan berkat kesiapan yang matang.

Setiap pelaksanaan program dimonitor secara berkala melalui Minilokakarya Tribulanan, baik di tingkat Puskesmas maupun Posyandu. Hasil dan pelajaran dari proses ini disampaikan terbuka kepada Camat, Muspika, hingga masyarakat, sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas publik.

Setelah terbukti memberikan dampak signifikan di tingkat lokal, “RINDU KIA” kini mewakili Kabupaten Manggarai dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik 2025.

Serafia Genok menyampaikan harapan agar praktik baik ini bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain.

“Kami ingin menunjukkan bahwa inovasi besar bisa lahir dari tempat kecil. Kuncinya bukan pada anggaran besar, tapi pada komitmen, gotong royong, dan keberanian untuk berubah,” tutupnya.(*)

Konten

Komentar

You must be logged in to post a comment.