close menu

Masuk


Tutup x

GASING Tahap II Digelar di Rahong Utara: Ubah Paradigma Matematika Jadi Menyenangkan

Penulis: | Editor: Redaksi

FAJARNTT.COM – Matematika kerap dianggap sebagai momok bagi siswa sekolah dasar. Namun stigma tersebut perlahan coba dihapus melalui penerapan Metode GASING (Gampang, Asyik, Menyenangkan).

Memasuki tahap kedua, pelatihan GASING kini fokus pada tema BuPeDe atau singkatan dari Bilangan Bulat, Pecahan, dan Desimal sebagai materi fundamental yang selama ini sering membuat siswa kesulitan.

Pelatihan GASING Tahap II resmi dibuka di SDI Wangko, Kecamatan Rahong Utara, Selasa (19/8/2025).

Kegiatan ini berlangsung selama lima hari hingga 23 Agustus mendatang, dengan melibatkan tiga guru per sekolah dasar yang ada di kecamatan Rahong Utara dengan mengutus masing-masing mewakili fase A (kelas rendah), fase B (kelas menengah), dan fase C (kelas tinggi).

Strategi tersebut dirancang agar metode GASING dapat diterapkan secara menyeluruh pada semua level pembelajaran.

Kedai Momica

Kadis PPO Manggarai: Guru Harus Jadi Agen Perubahan

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (PPO) Kabupaten Manggarai, Wenslaus Sedan, yang hadir membuka kegiatan, menegaskan bahwa pelatihan ini bukan sekadar agenda teknis, melainkan bagian dari gerakan besar untuk mengubah paradigma belajar matematika.

“Matematika seharusnya tidak lagi menakutkan, apalagi menjadi alasan anak-anak merasa rendah diri. Dengan metode GASING, kami ingin mengubah paradigma itu. Matematika bisa diajarkan dengan cara yang gampang, asyik, dan menyenangkan. Jika guru mampu mengubah pola ajar, maka murid pun akan berubah sikapnya terhadap matematika,” ujar Wenslaus.

Ia menekankan, guru memegang peran sentral sebagai fasilitator perubahan, bukan sekadar penyampai materi.

“Anak-anak itu belajar dari apa yang mereka rasakan. Kalau gurunya sabar, kreatif, dan penuh semangat, anak-anak akan terinspirasi. Tetapi kalau gurunya sendiri masih kaku, maka pelajaran pun akan terasa berat. Karena itu, pelatihan ini kami desain agar guru bukan hanya memahami teknik GASING, tetapi juga mengalami langsung suasana belajar yang hidup,” jelasnya.

Lebih jauh, Wenslaus menegaskan pentingnya pengimbasan pelatihan hingga tingkat kecamatan agar inovasi tidak hanya terkonsentrasi di kota, melainkan juga menjangkau sekolah-sekolah di pelosok.

“Rahong Utara adalah contoh nyata bagaimana pemerintah ingin menghadirkan pendidikan yang merata. Tidak boleh ada kesenjangan kualitas pendidikan antara kota dan desa,” tegasnya.

Ia juga berpesan agar para guru yang mengikuti pelatihan benar-benar menjadi agen perubahan di sekolah masing-masing.

“Kita boleh bangun gedung sekolah megah, kita boleh siapkan buku pelajaran yang bagus, tapi jika guru tidak berubah cara mengajar, maka semua itu tidak ada artinya. Guru adalah jantung pendidikan. Pulang dari pelatihan ini, jangan simpan ilmu untuk diri sendiri, tetapi bagikan kepada rekan guru lain dan terapkan kepada anak-anak kita,”.tutupnya.

Suara Guru Peserta: GASING Menghidupkan Kelas Matematika

Salah satu peserta pelatihan, Krispinus Moga, guru SDI Ntala, membenarkan dampak nyata metode GASING sejak tahap pertama diterapkan.

“Anak-anak yang biasanya mengeluh saat pelajaran matematika, kini justru bersemangat. Saat kami gunakan GASING untuk perkalian dan pembagian, mereka bisa cepat menangkap konsepnya. Sekarang, dengan fokus BuPeDe, kami lebih percaya diri bahwa siswa akan lebih mudah memahami pecahan dan desimal,” ungkapnya.

Menurut Krispinus, metode ini membuat suasana belajar lebih interaktif dan tidak monoton.

“Matematika yang tadinya jadi beban, sekarang bisa jadi permainan yang menantang dan menyenangkan. Tidak ada lagi wajah murung ketika pelajaran matematika dimulai,” tambahnya.

Harapan: Dari Rahong Utara untuk Manggarai

Pelaksanaan GASING tahap kedua di Rahong Utara tidak hanya melatih guru, tetapi juga membangun ekosistem pendidikan yang inklusif dan berpihak pada anak.

Selain sebagai ruang belajar, kegiatan ini juga menjadi forum berbagi pengalaman antar-guru untuk memperkuat jejaring pendidikan.

“Jika anak-anak kita sejak SD sudah mampu menguasai bilangan bulat, pecahan, dan desimal dengan cara yang menyenangkan, maka mereka akan lebih percaya diri menghadapi pelajaran lain di jenjang berikutnya. Dari Rahong Utara, kita memulai langkah kecil, tetapi saya yakin dampaknya akan besar bagi masa depan pendidikan Manggarai,” pungkas Kadis PPO.(*)

Konten

Komentar

You must be logged in to post a comment.